Pt 41

386 13 0
                                    

Tepat hari sabtu dimana kedua laki laki bertemu di sebuah cafe pinggir jalan dengan secangkir kopi di masing masing sisi meja. Keterdiaman keduanya tidak bisa terelakkan meski jam sudah menunjukkan waktu makan siang dan terlihat banyak orang berlalu lalang di depan mereka berdua.

"Langsung saja katakan mengapa kau memintaku menemuimu" Ujar Jeno tidak tahan dengan diamnya sang lawan bicara.

"Ah, maaf saya tau kamu pasti sibuk dengan kegiatan band-mu" Ujar Daniel.

"Ya memang, jadi ada apa?" Tanya Jeno kmebali.

"Renjun sudah mengatakan padaku bahwa dia akan kembali denganmu, hari ini persidangan kami kembali dimulai" Ujar Daniel.

"Lalu untuk apa kamu memberitahu hal itu? Aku sudah tidak peduli." 

"Kau masih peduli dengannya dan itu sudah jelas di mataku" Ujar Daniel.

"Jangan sok tau."

"Kau tau? Jika kau sudah tidak peduli dengannya, untuk apa kau kesini dan menemuiku padahal aku saja tidak memaksamu waktu itu" Ujar Daniel.

"Kau yang memintaku bertemu denganmu jika kau lupa" Ujar Jeno menatap tidak suka Daniel yang berada tepat di depannya.

"Ya, tapi kau menolakku awalnya dan saat aku mengatakan ini soal Renjun kau langsung mengatakan kapan aku bisa menemuimu" Ujar Daniel.

"Ck, sudahlah lalu ada apa lagi?" Tanya Jeno.

"Kau masih menginginkannya?" Tanya Daniel sebelum menyesap kembali kope di depannya.

"Tidak."

"Begitukah? Sayang sekali kalo begitu, padahal dia benar - benar ingin kembali padamu" Ujar Daniel.

"Kau tau? Jika kalian mengatakan itu sama saja jika kalian sedang mempermainkan perasaan seseorang, apa kalian sadar hal itu?" Tanya Daniel..

"Tidak, kau salah paham padanya. Sejak awal dia memang bukan milikku tapi milikmu. Pernikahan kami hanya untuk membungkam keluarganya dan keluargaku saja dan itupun akan langsung di batalkan jika kau tidak datang saat itu" Ujar Daniel.

"Kau masih menyalahkanku atas kejadian waktu itu? Ternyata kau dan mereka semua sama saja dan itu sangat menggangguku." 

"Kalo boleh jujur benar, aku masih kesal padamu atas kejadian waktu itu. Jika kau tidak datang kau mungkin yang akan menjadi pengantin pada saat itu karena Renjun juga sudah membeli setelan untuk kau pakai" Ujar Daniel membuat Jeno terdiam di tempatnya.

"Tapi sayangnya kau datang dan membuat kerusuhan dan semua rencana kami gagal pada saat itu juga" Ujar Daniel.

"Sudahlah, lalu kenapa dia ingin kembali padahal dia jauh lebih tau bagaimana keluarganya bertindak padaku" ujar Jeno.

"Hubungan dia dan keluarganya memang tidak baik - baik saja, tapi ia sedang berusaha memperbaikinya meski mungkin akan memakan waktu yang lumayan lama" Ujar Daniel.

"Aku sudah cukup menjadi bahan guyonan mereka, aku ingin hidup tenang dan itu tak apa jika berarti aku tidak bersamanya. Aku ingin dia tetap bahagia dan tentang keluarganya, aku tak ingin mereka semakin membenci Renjun jika saja Renjun bersamaku di masa depan" Ujar Jeno.

"Kau menyerah dengan keluarganya? Dengar ini, saat aku menikah dengannya banyak dari keluarganya juga yang tidak menerima dan tetap bersikap jahat padanya dan itu mungkin sama saja pada yang lain. Keluarga Renjun memang terbilang cukup rumit untuk di taklukkan tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin" Ujar Daniel.

"Kau saja menjadi masalah di keluarganya apalagi aku? Kau pikir aku sekaya dan seberkuasa itu dibanding dirimu? jangan aneh" Ujar Jeno.

"Jika kamu mau berusaha sekali lagi aku akan membantumu meski itu tidak banyak" Ujar Daniel.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RIDICULOUS (NOREN EDITION)Where stories live. Discover now