Naya berlari mencari kamar nomor 287, Dimana Sera berada.
walaupun Sera nyaris membunuhnya waktu itu, Naya tau, Sahabatnya itu juga menderita karna dia kehilangan anak dan kakak kandungnya.
Naya bersahabat dengan Sera gak sebentar, Dia tau jelas bagaimana Sera. Sera melakukannya hanya karna gak ada pilihan lain.
Naya berusaha mengerti, walaupun dulu Naya merasa dikhianati tapi sekarang Naya bersikap lebih dewasa.
Bukankah hanya sosok sahabat yang Sera punya saat ini?
Sampainya Naya dihadapannya pintu kamar 287, Naya menarik nafas lalu segera membuka pintu itu perlahan.
Setelah Jaehyuk keluar untuk membeli makan, Sekarang hanya Sera seorang diri yang tengah melamun menatap kedepan dengan tatapan kosong juga mata yang sembab.
Naya masuk kedalam dan melihat Sera, Naya membulatkan matanya dan segera berlari menghampiri Sera, "Astaga Sera.. Lo gapapa kan? YaTuhan, Gue gak nyangka lo masih hidup.. Lo kemana aja selama ini? Hm? Kenapa lo gak hubungin gue? Lo baik-baik aja kan? Raa.. Kenapa lo keliatan acak-acakan bangett?? Lo udah makan??" Naya sangat cemas.
Bisa dilihat Naya menangis saking lega nya melihat Sera yang masih bernafas disebelah nya ini.
Naya mengarahkan tubuh Sera hingga membuat Sera menatapnya, "Raaa.. Ini gue Naya.. Gue disini." ucap Naya.
Sera yang awalnya melamun langsung menatap Naya tepat dimatanya, "Naya?" tanyanya datar.
Naya mengangguk sebari menangis, "Gue Naya, sahabat lo.. Gue gak akan ninggalin lo.. Gue disini Ra.." ucap Naya.
Sera masih melamun menatap Naya membuat Naya makin sesak melihat temannya yang keliatan ancur banget ini.
"Raa.. Lo keliatan kurus banget.. Biasanya lo makan dua porsi ayam Ra, Pipi lo juga keliatan tirus banget, Padahal biasanya lo borong boba.. Sera.. Please, Jangan kayak gini.." ucap Naya lalu menunduk dan menangis.
Bak patung, Sera masih diam melamun menatap Naya yang menangis dihadapannya.
Naya mengelus pipi Sera, lalu mendekap sahabatnya itu dan menangis disana, "Gue kangen banget sama lo Raa.." ucapnya sebari memeluk erat sahabatnya itu.
Sera masih diam dengan tatapan kosong, Hingga akhirnya Naya menarik nafas, "Gue gak akan biarin Asahi nyentuh lo lagi." ucap Naya.
Sera yang awalnya melamun langsung membulatkan matanya, Sera melepas pelukan Naya dari tubuhnya.
Sera seperti seseorang yang baru menyadari sesuatu, Sera menatap Naya, setiap inci wajah Naya.
"Lo keliatan Sehat." ucap Sera dengan suara datar.
"Tapi lo nggak, Lo keliatan acak-acakan Sera.." ucap Naya.
Sera menutup telinganya, "Berhenti sebut nama gue!" ucapnya gemetar.
Naya nampak terkejut melihat Sera yang menutup telinganya seperti orang ketakutan.
"Raa.. Ini gue Nay—khhkk..." ucap Naya sebari menyentuh tangan Sera. Namun Sera menghempaskan kasar lalu menarik Naya dan mencekik Naya dengan kedua tangannya.
"Pembunuh!" Ucap Sera sebari mencekik Naya dengan sisa tenaga yang dia miliki.
Naya memukul mukul tangan Sera minta dilepaskan, Sedangkan Sera menangis, "PEMBUNUH!! LO YANG BUAT ANAK GUE MATI!! LO PENYEBAB GUE KEGUGURAN!! PEMBUNUH! MATI LO! PEMBUNUH! ARGHHHHH IBLIS!!!" teriak Sera disela tangisannya, Sera mengencangkan cekikannya pada Naya.
Naya mulai merasa sesak, Disana Sera menatapnya dengan mata melotot dan memerah juga tangisan keras yang keluar dari mulut Sera.
"ASTAGA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
² • Still MINE • Hamada Asahi✔️
Random"You are still Mine.." - MINE SEASON 2 - 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa