25. TERNYATA...

1.2K 156 78
                                    


GUE UP SEBAGAI BENTUK APRESIASI SINGLE TERBARU BIAA KITA. LALISAAA!!! HUUU🎉🎉🎉

Engga juga sih tapi. Ya kangen aja sama komenan kalian.

Oke. Kalo gitu monggo dibaca....

Song: D.O feat. Wonstein-I'm Gonna Love You

****

Saat bangun tadi Lisa merasakan tubuhnya lebih segar meski tidak sepenuhnya. Masih tersisa rasa sedikit nyeri dan pusing samar-samar.

Namun itu lebih baik. Justru awalnya Lisa mengira ia tidak akan mampu bangun dari ranjang saat pagi, mengingat perasaan anehnya terus bergelanyar sebab seranjang dengan gadis yang dikasihi.

Entah bagaimana, semalam ia tiba-tiba terlelap begitu saja. Bahkan subuhnya hampir terlewat jika tidak dikagetkan suara botol lotion yang dijatuhkan Jennie.

"Tumben jam segini baru turun."

Kedatangan Lisa disambut suara Youna yang terdengar heran. Ia terkekeh sambil mulai duduk dan mengambil minum.
"Ngga tau. Tiba-tiba bangun udah siang."

"Ngga usah ngelindur. Siang itu jam dua belas ke atas. Ini baru jam setengah delapan." Timpal Jennie mengoreksi sambil berjalan mendekat membawa semangkuk smoothies.

Youna yang tadinya menyusun makanan bersama pembantunya berhenti sebentar.
"Maksud Lisa itu dia bangunnya lebih telat dari biasanya, sayang..."

"Aku tau."

Kerutan di dahi Youna muncul. Jika diperhatikan ada yang berbeda dengan putri sulungnya.

Sejak kapan gadis itu mau menimpali obrolannya dengan Lisa? Dan tadi? Youna melihat guratan senyum tipis di bibir Jennie.

"Li?" Youna beralih ke Lisa.

"Iya?"

"Gimana badannya? Udah enakan? Kata Jennie semalem kamu sakit."

"Udah, ma. Alhamdulillah."

"Perut lo perih ngga?" Giliran Jennie yang bertanya sambil mengendikkan kepala. Satu suapan smoothies masuk ke mulutnya setelah itu.

"Engga."

"Pusing?"

"Engga."

Jennie mengangguk-angguk.
"Habis ini tetep minum obat. Udah gue taro di nakas kamar."
Perintahnya lantas menaruh fokus pada smoothies sepenuhnya. Tidak lagi peduli wajah terkejut Lisa dan sang mama.

"I...ya. makasih."

Debaran di hati Lisa rupanya membuncah hingga berpengaruh menggetarkan suaranya saat menjawab. Hampir seluruh hatinya juga diselubungi rasa hangat akibat perhatian Jennie barusan.

"Lia." Bisik Lisa disertai sorotnya yang mulai berubah menatap Jennie.

Rindu tiba-tiba menyergap. Sikap berbeda Jennie barusan membuatnya ingat pada adik kecilnya. Atau memang adiknya yang kini menguasai tubuh Jennie hingga tiba-tiba seperhatian itu?

~🌸🌼🌸~


Jennie dari arah dapur berjalan santai menuju kamarnya. Ia baru saja selesai membuat kue bersama sang mama, yang rencananya akan disuguhkan pada Wira dan penjaga rumahnya yang tengah merombak kolam ikan kesayangan sang papa.

Cklek~

"Ngapain lo?"

Dentuman kepala Lisa dan meja langsung terdengar seusai Jennie melontarkan tanya. Matanya sempat membulat terkejut, namun berganti cepat menjadi mengerut mengikuti wajahnya yang menahan tawa.

EIS:SIEWhere stories live. Discover now