24. kelinci kecil

1.2K 79 2
                                    

Robert mengintai Olivia dan Chris diam-diam bak mata-mata propesional sambil menggenggam erat handopenya. Benda itu hampir-hampir hancur karena saking kerasnya ia meremasnya. Ini semua karena ia cemburu, hatinya bahkan hampir terbakar, jiwanya terasa panas.

Seharusnya ia senang sekarang, bila perlu ia harus menari-nari seperti orang gila karena rencananya hampir berhasil. Tetapi sebaliknya, ia malah diliputi emosi jiwa melihat mereka berdua bermesraan.

Tidak heran orang-orang sering bilang karma itu nyata, dan Robert sepertinya telah mengalami hal itu, mengingat bagaimana ia menyusun rencana untuk Olivia dan Chris supaya mereka bisa dekat, dan menghancurkan pernikahan pria itu. Namun sepertinya sekarang rencananya yang hampir berhasil, membuatnya ingin menendang jauh-jauh bajingan sialan bernama Chris. Ia tetaplah manusia biasa, saat mendapatkan hal yang ia inginkan ia malah menginginkan hal lainnya.

Berkali-kali ia menyadarkan diri, namun kesadarannya telah mentok pada kenyataan bahwa ia menyukai gadis itu. Bahkan mungkin mencintai Olivia. Dan keinginannya saat ini hanyalah mendapatkan gadis itu, menjadikannya miliknya.

Setelah semua hal yang panjang itu hiruk-pikuk di pikirannya, Robert berjalan tenang mendekati mereka berdua, seolah-olah tidak ada apa-apa yang sedang terjadi kepadanya. Memang, karena terlalu sering menyembunyikan kecemburuan, ia menjadi mahir melakukan hal-hal semacam itu, mengingat pengalamannya. Ia sempat mengutuk dirinya sendiri karena saingannya masih sama, yaitu seorang yang sulit di kalahkan seperti Christian Hogue.

"Kau ternyata di sini," tegurannya membuat kedua orang itu mengalihkan tatapan mereka dari air mancur yang indah menuju Kepadanya. Olivia segera bangkit dari duduknya.

"Aku tadi mencari mu," lanjutnya.

"Aku tadi mengikuti bapak ke sini, tetapi aku tidak menemukan bapak di manapun," kata Olivia.

Sementara Chris Hanya menatap robert tajam, membuat pria itu menelan ludah, karena merasakan aura Chris yang menyeramkan.

"Wahh kelinci!" seru Olivia terdengar antusias saat melihat kelinci berlari-lari di hadapannya. Ia replek mengalihkan pandang ke arah Chris seolah-olah meminta persetujuan, membuat Robert pasti akan marah jika menyadari hal itu.

"Kejarlah, mereka akan memberikan mu jika kau bisa menangkapnya," kata Chris menyetujui pikiran gadis itu. Olivia segera mengejar kelinci berwarna putih itu, yang terlihat mencolok di  kegelapan.

Robert ternganga, ia baru saja di kalahkan hanya oleh seekor kelinci padahal ia baru saja datang. Sementara itu beberapa detik kemudian Olivia telah hilang di tengah-tengah bunga.

"Kepura-puraanmu sungguh apik," kata Chris pada Robert. "Kau bahkan pura-pura menjadi pamannya," lanjutnya.

Pria itu mendekat ke arah Robert, lalu menarik kerah kemejanya sedikit mengangkat. Robert menelan ludahnya kasar. Chris yang notabenenya lebih tinggi dalam hal apapun telah mengalahkan eksistensinya.

"Kau jangan berani-berani mempermainkan dia. Kau akan berurusan dengan ku jika kau melakukan hal itu," katanya lagi membuat rasa takut menguasai di hati Robert.

***

"Kau senang." Robert memandang Olivia yang berada di sampingnya jengah, karena terus melihat gadis itu senyam-senyum sendiri. Ia memang lebih cantik kalau tersenyum, namun bila itu terlalu sering akan aneh jadinya.

Olivia terus menerus mengusap-usap kandang kelinci yang sedang ia pangku sekarang. Tidak takut hewan itu akan membuang kotoran secara tiba-tiba. Benar-benar menjijikkan bagi Robert, apalagi harus di dalam mobil mewahnya ini.

Pria itu sebenarnya masih kesal sekali mengingat ia hanya pergi ke pesta sekedar untuk mencari kelinci sialan. Padahal bukan itu tujuannya. Bahkan tadi bukan ia yang menangkap kelinci ini, Chris lah yang melakukannya. Membuat gadis yang ada di sampingnya ini semakin memandang Chris kagum.

PELAKOR KECIL (Tamat)Where stories live. Discover now