1. Gadis jenius dan rahasianya

7.5K 285 0
                                    

Debu-debu berterbangan di antara Olivia yang sedang membersihkan mejanya menggunakan kemoceng yang tergeletak sembarangan di atas sana. Setelah memperhatikan, tampaknya benda ini lebih banyak mengeluarkan debu dari pada mejanya sendiri. Terbukti dari tiap kali ia menggerakkannya, banyak sekali debu yang keluar dari dalamnya, membuat keadaan mejanya makin kacau.

Ia menaruh lagi kemoceng tadi ke tempat menaruh alat bersih-bersih. Karena membersihkan sepertinya tidak ada gunanya jika menggunakan benda yang kotor juga.

Kini Olivia merogoh kolom mejanya bermaksud mengeluarkan segala macam sampah yang mungkin berada di dalam sana, tidak sengaja terkumpul karena ia tidak masuk sekolah karena sakit selama satu Minggu. Dan benar saja, berbagai macam potongan kertas berhamburan keluar dari dalam tidak bisa menahan diri. Percayalah, Olivia sudah tahu betul maksud semua kertas yang tidak mungkin miliknya ini berada di sini. Hal itu membuatnya memejamkan mata dan menghela nafas lelah.

Ia lalu pergi mengambil bak sampah terdekat yang sudah di kosongkan oleh tukang bersih-bersih sekolah. Orang itu pasti mengeluh setiap hari menyadari hanya kelas inilah yang sampahnya paling banyak dan itu berasal dari meja Olivia.

Ia jongkok bermaksud mengambil sampah kertas yang penuh dengan tulisan menghina. Seperti, 'dasar aneh', 'gadis aneh', 'jelek', 'gadis jelek', 'buruk rupa'. Sampai yang paling keterlaluan, 'keluarlah dari sekolah ini dasar cacat aneh'.

Lagi-lagi mereka seperti ini pada Olivia. Olivia benar-benar tidak tahu apa sebenarnya salah yang pernah ia perbuat sehingga semua orang tidak menyukainya. Padahal hanya ialah satu-satunya murid di sini yang tidak pernah dekat-dekat dengan masalah. Yang ia lakukan hanya belajar dan membaca di perpustakaan.

"Kalian tahu tidak, pak Chris akan kembali mengajar di sini." Suara seseorang diiringi oleh suara tiga pasang langkah kaki dari luar kelas, membuat Olivia menengok sedikit dari balik mejanya, penasaran.

Di sana terlihat Luna, Gina dan Teresa. Teman sekelasnya sekaligus murid-murid yang paling suka bergosip. Olivia mendapatkan informasi yang jarang sekali diketahui murid lainnya gara-gara ke tiga gadis ini sering bergosip di dalam kelas saat semua orang tidak ada kecuali tentu saja Olivia sendiri, yang tengah pura-pura sibuk. Mereka juga tampaknya tidak peduli padanya.

"Ya, aku dengar dia juga akan menjadi kepala sekolah lagi di SMA ini, tentunya setelah beberapa bulan berhenti," Teresa menimpali perkataan Gina. Ketiga Gadis itu langsung duduk di bangku mereka masing-masing. Ntah apa kali ini yang menjadi bahan gosip mereka, Olivia masih terus mendengarkan dari bawah meja sambil sesekali memungut sampah kertas sialan.

"Menurut kalian apa ya alasan orang sekaya, setampan, dan seterkenal pak Chris memilih menjadi guru? Ayolah, maksudku itu pekerjaan yang agak kuno, untuk orang sesempurna dia?" Tanya gina pada teman-temannya. Sementara ke dua temannya hanya mengangkat bahu sambil memasang ekspresi tidak tahu.

"Apa ini karena gosip itu? Aku dengar-dengar dia mempunyai gadis idaman di sini? Dia mungkin menyukai salah satu dari kita?" bisik Gina menduga-duga alasan pak Chris karena tidak kunjung mendapatkan jawaban. Lagipula ia juga sempat mendengar gosip ini berhembus.

Walaupun Olivia tidak punya siapapun untuk meneruskan gosip. Tetap saja ia juga penasaran dengan siapa yang di maksud gadis-gadis ini. Sepertinya kali ini tentang hubungan gelap atau semacamnya.

"Tidak mungkin! Kau Tahukan bagaimana sayangnya dia pada istrinya si Ellena itu! Aku sempat menonton mereka di acara TV dan di sana ia sangat mesra dengan istrinya!" Seru Luna mengungkapkan ke tidak percayaannya. Menurutnya, hanya orang gila yang akan menyia-nyiakan dan menyelingkuhi wanita sesempurna Ellena Willson dan pak Chris terlihat normal.

"Ayolah!! itukan hanya di depan kamera. Bagaimana kalau hubungan mereka itu sebenarnya tidak harmonis? Aku dengar juga si Ellena itu tidak bisa memiliki keturunan. Alasan itu pasti cukup membuat pak Chris ingin memiliki gadis lain. Dan mungkin pilihannya jatuh pada gadis-gadis remaja seperti kita."

PELAKOR KECIL (Tamat)Where stories live. Discover now