Part 30

370 15 3
                                    

Happy reading 🤗

*
*
*

"Nyatanya, aku tidak bisa marah terlalu lama denganmu."

~ Elithea Shaquelle ~

(ノ◕ヮ◕)ノ*.✧

Genandra duduk termenung di atas motornya yang telah terparkir di pekarangan rumah Thea. Jam menunjukkan pukul 6.25 pm. Itu artinya sudah sejak 20 menit yang lalu ia berada di sana.

"Masuk sekarang?" Tanyanya pada diri sendiri. Jantungnya tiba-tiba berdegub kencang, was was jika Thea akan marah lagi bahkan tak  mau memaafkannya.

Mengingat kejadian tadi sore Genandra sedikit geram dengan Saffira. Cewek itu membuatnya kembali menyakiti hati gadis yang dicintainya. Masalahnya baru saja selesai, tapi sekarang muncul lagi masalah baru.

Genandra mengalihkan atensi ketika mendengar pintu garasi rumah dibuka. Setelah melihat seseorang yang keluar dari sana, Genandra pun tersenyum kemudian menghampirinya.

"Pak!" Sapanya dengan sedikit membungkukkan badan.

Pak Amir menoleh. Pria paruh baya yang bekerja sebagai satpam sekaligus sopir di rumah Thea itu sedikit terkejut, "Den Andra, masih di sini to? Tak kiranya sudah pulang."

Gaya bicara pak Amir membuat Genandra terkekeh.

"Bapak sudah selesai sholatnya?" Tanya Genandra mengawali percakapan.

"Sudah den." Singkat pak Amir.

Genandra mengangguk mengerti. "Berarti Thea juga sudah selesai?"

"Sudah den, baru saja." Genandra bernapas lega. Ia memang sengaja menunggu Thea selesai sholat dulu baru menemuinya.

"Apa perlu tak panggilkan?" Tawar pak Amir kala melihat gelagat yang ditunjukkan oleh pemuda di depannya.

"Ehh nggak usah pak!" Cegahnya. "Saya panggil sendiri saja."

Setelah pamit, Genandra segera melangkah menuju pintu utama. Euforia seketika semakin dingin. Ia mencoba memejamkan mata kemudian memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

Tok tok tok.

Tiga kali ketukan itu berhasil membuat jantungnya kembali berdegub kencang. Masih memejamkan matanya, Genandra membayangkan kemungkinan buruk yang akan terjadi setelah pintu di depannya ini terbuka.

Tok tok tok tok.

"Iya sebentar." Suara Thea membuat mata Genandra terbuka. Cowok itu berusaha bersikap tenang. Menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya pelan. Begitu terus hingga rasa gugupnya berkurang.

"Andra?" Raut terkejut sangat terlihat dari wajah Thea ketika melihat Genandra. keduanya malah saling diam. Hingga beberapa detik kemudian Thea tersadar dan mempersilakan Genandra duduk.

"Duduk?" Bingung Genandra. Ia sedikit melongo karena realita tak seburuk ekspetasinya.

"Iya duduk! Kenapa?" Nada bicara Thea sedikit ketus.

Genandra menggaruk tengkuknya. "Lo nggak marah ni sama gue?" Tanyanya dengan hati-hati.

"Karena masalah tadi sore?" Thea terkekeh, "gapapa gue ngerti kok."

"You're sure?"

"Sure. We should forget about it!" Tegas Thea yang tak ingin memperpanjang masalah.

CONFIDENCEWhere stories live. Discover now