Part 10

711 26 11
                                    

Happy reading 😊

*
*
*

"Kembali pada kenyataan bahwa kita tak seiman"

~Genandra Aaron Davie~

(。•̀ᴗ-)✧

Gadis yang mengenakan piyama kuning bergambar kartun spongebob squarepants itu tengah melipat mukena dan sajadahnya, lalu menyimpannya di dalam lemari. Thea, beranjak ke lantai bawah, tepatnya ke dapur untuk mengambil air minum. Tenggorokannya terasa kering.

Sesampainya di depan kulkas dan tanpa pikir panjang, segera mengambil air dingin. Namun, kegiatannya terhenti ketika mendengar bundanya berdeham cukup keras dari arah belakang. Thea pun mengembalikan botol berisi air ke dalam kulkas, kemudian berbalik dengan cengar-cengir.

Amira, sang bunda, berkacak pinggang dan menatap putrinya tajam.

"Ck! Udah berapa kali bunda bilang? Kalo pagi atau abis bangun tidur, minum air putih hangat! Jangan minum air dingin apalagi itu dari kulkas, gak baik buat kesehatan!"

Thea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "emm...aaa…i...iya bun, maaf!" Jawabnya dengan kepala tertunduk.

"Hem, iya. Sini ikut bunda!" Thea pun berjalan mengekor Amira. Langkah mereka terhenti di meja makan.

"Duduk! Tunggu sini, bunda ambilin minum buat kamu!" Thea mengangguk, sedangkan bunda berjalan menuju rak dan mengambil dua gelas berukuran besar. Kemudian menuju dispenser air.

Tak lama, Amira kembali dengan menenteng gelas berisi air hangat. Beliau menaruh satu gelas di meja depan Thea dan ikut duduk di kursi kosong samping putrinya berada.

"Baca doa dulu, baru boleh minum! Jangan sampe ada yang tersisa! Ngerti?" Ujar Amira lembut, akan tetapi tersirat nada perintah yang tidak boleh dibantah.

"Iya, bun. Ngerti!" Dua manusia berbeda generasi itu mulai meneguk air dari gelas masing-masing setelah membaca doa.

"Bunda, hari ini ke rumah sakit, nggak?"

Amira meletakkan gelas yang telah kosong, kemudian menjawab, "sebenernya hari ini bunda cuti, tapi harus gantiin dokter Nia buat jaga."

Gadis yang rambutnya mulai memanjang itu mengangguk. "Emangnya, dokter Nia kenapa?" Tanyanya lagi.

"Beliau ambil cuti, pulang kampung. Ayahnya dokter Nia meninggal. Jadi, selama dua sampe tiga hari, bunda yang gantiin dokter Nia."

"Oh, jam kerja bunda nambah dong?!"

"Iya, kemungkinan besar sih bakal lembur." Seusai menjawab, beliau berniat kembali ke kamar untuk bersiap, sekaligus membangunkan sang suami yang punya kebiasaan tidur selepas sholat subuh.

Tapi sebelum itu, "eh bun! Aku ada janji mau ke rumah Taleetha, sekalian nanti mau ke mall. Boleh kan?"

Amira berbalik menatap Thea dengan menampilkan senyum khas seorang ibu. "Boleh kok, asalkan inget waktu."

"Pasti, bun. Oh iya, hari ini ayah kerja juga ya, bun?"

"Ayah libur, tapi katanya, ada janji sama sahabatnya. Udah lama ngga ketemu. Nanti kamu berangkat ke rumah Taleetha barengan sama ayah aja. Kalo pulang telepon ayah buat jemput." Amira tiba-tiba memeluk Thea.

Beliau berbisik, "maaf, ya, nak? Ayah bunda sibuk sama urusan masing-masing, sampe ngga ada waktu buat quality time. Padahal, ini hari minggu. Kapan-kapan, kalo ada waktu free, kita jalan-jalan."

CONFIDENCEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz