33. Tukang Nyari Masalah

6.2K 766 81
                                    

Efek percakapanku dengan Mas Rehan tempo hari kini mulai menggangguku. Sudah seminggu lamanya sejak terakhir kali percakapan itu terjadi dan aku masih memutar ulang adegan itu dengan dramatis dalam benakku. Well, lagi-lagi aku mulai meragukan Pak Andra.

Sejak terakhir kali aku menyatakan perasaanku, Pak Andra belum pernah lagi menyinggung masalah ini. Aku bahkan tak ambil pusing. Karena seperti yang pernah Pak Andra bilang diwaktu awal pernikahan kami, Pak Andra sama sekali tak berniat untuk main-main dengan hubungan ini. Dan begitu pula aku.

Tapi setelah Mas Rehan menyinggung mengenai masalah betapa aku mencintai Pak Andra, hatiku mendadak tergelitik. Rasa penasaran yang mungkin akan berakhir dengan penyesalan bisa saja menemuiku nanti. Tapi bukannya tidak masalah kalau aku mencari tahu mengenai perasaan Pak Andra yang sekarang padaku, bukan?

"Ra, gawat!!", Icha berteriak di depan kelas.

Lamunanku mendadak buyar begitu saja. Sahabatku itu berdiri dengan nafas ngos-ngosan di depan pintu. Penampilan Icha yang biasanya rapi kini berantakan.

Ada apa ini?

Aku menghampiri Icha di depan kelas. Beberapa temanku yang lain mengikutiku. Mungkin mereka sama penasarannya denganku ketika melihat tampilan Icha yang tak biasa ini.

"Bu Karina pingsan dan dibawa Pak Andra ke klinik", lapor Icha.

"Bu Karina? Siapa?", tanyaku bingung. Seingatku semenjak awal semester hingga saat ini aku tak pernah diajar oleh dosen yang bernama Bu Karina.

"Dosen ekonomi pembangunan", jawab Selly yang berdiri tepat disampingku. "trus apanya yang gawat?"

Icha memberi kode lewat matanya. Aku yang paham segera mengangguk. Ini mengenai rahasia besarku yang sudah kusembunyikan serapat mungkin selama ini.

"Pak Andra minta lo ambil alih kelas junior sementara", dusta Icha lancar.

Selly dan teman-temanku yang lain mengangguk paham. Menggantikan dosen mengajar di kelas adalah hal yang gawat. Jadi wajar saja jika Icha sampai bertingkah heboh seperti ini.

Aku menarik Icha kearah taman kampus yang sepi. Kami berjalan dengan langkah yang sedikit tergesa.

"ada apa?", tanyaku begitu kami tiba diujung taman dekat lapangan parkir dosen.

Icha menarikku untuk bersembunyi dibawah bayang-bayang pohon. "Bu Karina pingsan. Menurut sumber terpercaya gue, Bu Karina pingsan setelah ditolak Pak Andra"

Hah? Ditolak Pak Andra?

"lo paham nggak maksud di tolak? Artinya itu Bu Karina nyatain perasaannya ke Pak Andra dan Pak Andra tolak", Icha mulai gemas denganku yang agak bingung ini

"bentar deh. Bukannya dosen udah pada tau ya kalo Pak Andra udah nikah? Kok masih ada yang nyatain perasaan sih?"

"banyak dari mereka yang nggak percaya. Apalagi dosen muda. Selama ada acara antar dosen, Pak Andra nggak pernah bawa istrinya. Jadi banyak dosen yang berasumsi kalo Pak Andra bohong demi menghindari kejaran perempuan yang nggak ada habisnya", cerita Icha.

Aku menarik nafas pelan. Berusaha menormalkan debat jantungku. Wajar saja banyak yang tak percaya dengan status baru Pak Andra. Pernikahan kami terjadi begitu tiba-tiba.

Dan lagi. Pak Andra adalah sosok yang sangat menonjol. Pria itu memiliki tinggi diatas rata-rata. Wajahnya juga tampan meski jarang tersenyum ketika berada di luar rumah. Belum lagi bentuk tubuhnya yang pas. Sudah pasti ada banyak perempuan yang menginginkan Pak Andra.

Termasuk aku. Beruntunglah aku yang sudah menjadi istri sahnya.

"jadi?"

"kemungkinan besar Bu Karina masih akan ngelanjutin aksinya. Pingsan ini cuma salah satu caranya buat lari dari rasa malu. Kedepannya pasti bakalan ada kejadian yang lebih heboh lagi"

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Aug 30, 2021 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Colour of LifeOnde histórias criam vida. Descubra agora