Fase Tigapuluhtujuh

161 29 20
                                    


Sesuai janji ya geng, hari selasa..

Happy Reading!

It's you
It's always you
If I'm ever gonna fall in love
I know it's gon' be you

Now playing
It's You - Ali Gatie


Yona ketar-ketir melihat empat cowok ganteng di depannya. Dibelakang mereka ada tiga cewek cantik yang menatapnya dengan tatapan nggak habis pikir. Begitu juga dengan Raniya. Rencana mereka mendopak Caleya dari Antariksa gagal total. Mereka berdua terlalu bodoh berani main-main dengan A four, sepandai-pandainya mereka mengelak, A four akan lebih cerdik.

Jaeden melirik rekaman yang memutarkan suara Raniya dan Yona tempo hari lalu. Ya, sebenarnya waktu itu misi Cylia nggak gagal sepenuhnya. Rekaman di hapenya memang di delete dan hape nya hancur, tapi tidak dengan bolpoin canggih di sakunya. Benda kecil itu masih menyimpan segalanya.

"Gue nggak percaya lo bisa ngelakuin semua ini ran, gue udah anggap lo sebagai temen sendiri!" Jaeden membentak setelah rekaman berakhir.

"Dan setelah lo nyebarin itu, lo nuduh orang lain dan tega-teganya nge hina dia!" Jaeden menggeleng. "Hati lo terbuat dari apa sih? Apa jangan-jangan lo nggak punya?"

Caleya menunduk dalam di belakang. Di matanya tertumpuk kekecewaan yang amat besar. Ternyata benar Raniya yang menyebar foto itu.

"Lo yang harus buka hati lo jae!" Raniya menuding Jaeden. Matanya sudah berair. "Lo selalu aja mikirin si brengsek itu tanpa sadar gue selalu menanti perhatian lo! Tapi-"

"Jangan hina pacar gue di depan gue!"

Wajah Raniya memucat. Di detik selanjutnya ia tertawa sumbang. "Tapi lo selalu anggap gue temen, bahkan lo risih sama gue. Gue pengen lebih jae, gue suka sama lo!!"

"Kenapa lo harus maksa gue kalau gue nggak suka sama lo?? Apa dengan bikin Caleya jauh dari gue lo mikir perasaan gue buat dia bakal berkurang?" Jaeden menjeda ucapannya dengan menarik Caleya mendekat. "Nyatanya enggak."

Raniya mengeluarkan isakannya.

"Cinta nggak kayak gitu ran..yang lo lakuin itu obsesi, kalau lo cinta sama gue, lo bakal biarin gue bahagia sama pilihan gue.." Nada suara Jaeden melunak. "Dan dengan pura-pura jadi teman Caleya buat hancurin dia itu cara ngehancurin orang paling pengecut yang pernah gue tahu. Lo nunjukin kalau lo benar-benar rendah." Jaeden memicing.

Caleya meremas tangan Jaeden. Mengkodenya untuk berhenti. Bagaimanapun Raniya, cewek itu pasti sakit hati mendengar cowok yang disukainya mengatakan hal se nyelekit itu.

Jaeden menarik Caleya keluar. Ruangan berukuran 5 x 4 meter itu terasa pengap karena keberadaan cewek yang ia anggap penghianat.  "Ayo cal.."

"Jae.." Raniya masih berani memegang tangan Jaeden. Dan sentuhannya langsung dibalas tepisan oleh sang empu.

"Jangan sentuh-sentuh gue, apalagi dekat-dekat gue lagi. Gue nggak mau lihat muka lo lagi." Ucap Jaeden dingin.

Raniya kembali terisak setelah Jaeden dan Caleya keluar. Yona yang berdiri di belakangnya juga ketar-ketir sejak tadi. Walau ia nggak kena damprat secara langsung, cewek itu yakin hidupnya di Antariksa nggak akan aman lagi. Secara nggak langsung, ia sudah mendapat red card pertamanya.

"Lo juga bakal ninggalin gue?" Raniya menatap Galen, Keenan dan Noah yang juga hendak beranjak pergi.

"Lo sendiri yang bikin diri lo ada di fase ini ran. Lo pantas dapetin ini." kata Galen.

ARTERI (A1- ARKA)Where stories live. Discover now