35. TANPA ARI

21.3K 1.9K 77
                                    



Happy Reading
•••

Baru satu hari Ari pergi meninggalkan Shaula dan berjuta kenangan beberapa bulan belakangan. Gadis itu sudah merindukan suaminya. Padahal mungkin saja dua atau tiga hari lagi suaminya itu akan kembali menemuinya.

Sejak tadi pagi kepala Shaula terasa pusing dan badannya menggigil hebat. Setelah salat subuh gadis itu hanya bergelut di gumpalan selimut tebal. Bahkan Ac sudah dimatikan namun ia masih merasakan hawa dingin menyeruduk kulitnya yang terbalut selimut.

Mata sayu-nya melirik jarum jam di dinding. Pukul sembilan kurang. Meski rasanya kepalanya mau pecah akibat terlalu pusing Shaula tetap mencoba bangun dan bangkit dari acara rebahannya. Shaula meraih hijab instan yang tergantung di tempatnya dan mulai keluar kamar.

"Mama... Chava...," teriak Shaula sembari menuruni satu persatu anak tangga hingga akhirnya dengan sekuat tenaga sampai di lantai dasar.

Desara dan Achava yang sudah siap dengan pakaian rapi mereka terkejut melihat Shaula bersusah payah berjalan menghampiri kedua yang berada di depan telivisi.

"Sayang?" sentak Desara. Wanita itu tidak tinggal diam, ia yang mendekati Shaula.

Mertuanya itu menuntun Shaula untuk duduk di sofa. Shaula yang memang tidak ada tenaga lagi untuk berdiri lebih lama memilih duduk.

"Kamu kenapa?" tanya Desara khawatir.

Achava juga ikut mendekati Mama dan kakak iparnya. "Kak Ula...," panggil Achava tak kalah panik.

Desara menempelkan punggung tangannya di dahi Shaula. Betapa terkejutnya wanita itu saat hawa panas langsung mengenai kulitnya.

"Demam tinggi," terang Desara.

"Shaula, sayang, kita ke rumah sakit, ya? Kamu demam tinggi."

Wajah Shaula semakin menandakan kesakitan. Kepalanya semakin berdenyut nyeri dan bibirnya tambah pucat. Shaula memeluk tubuhnya sendiri. Matanya masih terbuka dan menampilkan senyum tipis pada mertuanya meyakinkan bahwa ia baik-baik saja padahal nyatanya tidak.

"Ma, Ula nggak apa-apa. Oh iya, kalian mau ke mana?" tanya Shaula.

"Mama sama Chava mau ke gereja. Tapi setelah mengetahui kalau kamu sakit seperti ini Mama tidak akan tega meninggalkan kamu sendirian di rumah. Mama mohon, ke rumah sakit, ya," bujuk Desara lagi.

"Ma, beneran, Ula nggak kenapa-kenapa." Terus saja Shaula meyakinkannya.

"Mama sama Chava pergi ke gereja. Ula bisa jaga diri di rumah. Percaya sama Ula, Ma." Gadis itu menyentuh tangan Desara lembut.

Namun tiba-tiba teriakan keluar dari mulut Shaula. Gadis itu memegangi kepalanya yang semakin sakit. Hampir salah hijabnya terlepas karena kerasnya tarikan Shaula. Badannya bergetar dan dahinya semakin panas.

Dalam sekejap berontakkan dari Shaula terhenti ketika gadis itu tak sadarkan diri. Desara juga Achava panik.

"Ma, Kak Ula pingsan!" ujar Achava panik sembari memegangi tangan dingin kakak iparnya.

-Mahasiswi Calon Istriku-

Ari mondar-mandir tak karuan di ruangan khusus untuk dosen atau tamu undangan seminar. Berulang kali lelaki itu menghubungi nomor istrinya tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Shaula tidak aktif.

Tidak hanya sampai di situ, Ari mencoba menghubungi Mama-nya. Sama, tidak ada jawaban.

Perasaan Ari tidak enak. Lelaki itu hendak memastikan kalau semuanya di rumah baik-baik saja saat dirinya pergi.

Mahasiswi Calon Istriku (End)Where stories live. Discover now