16 : Truth

1.7K 271 147
                                    

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*

"Kenapa sih mereka sangat membencimu?" tanya lelaki ini sambil memberikan sebuah handuk pada gadis yang tertunduk di sofa ini.

"Ini handuk siapa?" tanyanya datar.

Lelaki ini menghempaskan bokongnya di samping gadis itu, "Punya temanku, Blasie, kurasa kau kenal dengannya, kalian pernah satu tim di Quidditch." Ia menjawab sekenanya.

"Simpan saja itu, Malfoy, aku akan ke kamar dan memakai handukku sendiri," ujar gadis ini hendak beranjak namun lengannya di tahan oleh lelaki ini.

"Apa masalahnya sih, Greengrass? Aku sangat sebal dengan seseorang yang menolak bantuan seperti ini," cibir Draco kesal sambil menekankan nama belakang gadis itu.

Astoria menghela napasnya, ia kembali duduk dan mengambil handuk di tangan Draco dengan sedikit enggan.

"Karena dia aku dibenci kakakku sendiri," gumam Astoria yang dapat didengar oleh Draco.

Draco nyaris tersedak ludahnya sendiri, "Maksudmu?"

"Setahuku Blaise tidak tertarik dengan hubungan persaudaraanmu dan Daphne," lanjut Draco yang memperhatikan Astoria  mengeringkan rambutnya.

"Itu tadi sudah kau cuci 'kan? Seingatku tadi Pansy juga menuangkan puding ke rambutmu," tambah Draco.

"Kau sendiri tadi yang menungguku di toilet perempuan, untuk apa bertanya lagi?" sahut Astoria.

"Wah tidak heran anak-anak mengucilkanmu, kau sangat menyebalkan," cibir Draco.

"Sebab karena kau juga aku dibenci oleh Pansy Parkinson itu," desis Astoria.

Draco mengerutkan dahi, kedua alisnya bertautan, "Hei kenapa kau menyalahkan banyak orang atas tragedi yang menimpamu?" sungut Draco heran.

Astoria berhenti mengusap rambutnya, ia kemudian menatap Draco dan berkata, "Pansy dahulu membaca buku harianku," ungkap Astoria terlihat menerawang.

"Lalu hubungannya denganku apa?"

Astoria mengerlingkan bola matanya kesal, "Disana aku menulis bahwa aku menyukaimu, Malfoy!"

Draco terperanjat kaget, apa katanya? Gadis ini menyukai dirinya?

"Jangan gede rasa, itu dahulu, sekarang tidak lagi, bodoh!" tambah Astoria kembali mengusap rambutnya.

"Ah, apa lelaki itu menumpahkan parfum ke handuk ini, rambutku sekarang terasa seperti bau parfumnya," gerutu Astoria kesal. Draco tersenyum geli mendengar ucapan Astoria.

"Lalu hubungan dengan Blaise? Kau menyukai Blaise juga?" tanya Draco penasaran.

Astoria menghela napasnya, "Dia menyatakan cinta padaku dan kutolak."

"Hei, mana mungkin hanya karena ditolak seorang gadis, Blaise memprovokasi orang lain agar merundungmu," sela Draco tak terima.

"Aku belum selesai berbicara, Draco Lucius Malfoy!" geram Astoria sebal.

Moon [Draco Malfoy × Luna Lovegood]Where stories live. Discover now