35: Chaos

1.4K 125 37
                                    

*

Udara dingin begitu jelas terasa di kulit telanjang, angin yang berhembus seakan menusuk ke dalam tulang serta membuat kulit mengkerut, sepertinya musim dingin akan tiba. Gadis ini tersenyum tipis, dinginnya musim ini mengingatkannya dengan sikap seseorang, ia kemudian menghembuskan napasnya dan menatap pada pintu besar di ruangan ini.

"Kau sedang lihat apa, Lun?"

Seorang gadis lain yang menyenggol lengannya membuat gadis ini tersadar, ia kemudian menoleh pada temannya itu, Ginny Weasley yang sedang kebingungan menatap dirinya.

"Tak ada, Gin. Hanya berharap ada keajaiban seseorang yang aku tunggu selama ini datang dan masuk dari pintu itu," jawab Luna jujur.

Ia sangat tak dapat berbohong perihal apa yang ia rasakan dan ia percaya, Ginny mau mendengarnya.

"Malfoy? Kau masih rindu padanya, Lun?" tanya Ginny sangat berhati-hati takut menyinggung perasaan Luna. Ia hanya penasaran dan sedikit bingung, sudah berbulan-bulan lelaki itu pergi tanpa kabar, namun sejauh ini Luna tetap bertahan?

Bukan salah Luna memang, andai itu adalah Harry, Ginny yakin bahwa ia juga akan melakukan hal yang sama.

Luna mengangguk, ia menghela napas, "Aku selalu rindu padanya, ada banyak hal yang ingin kuceritakan padanya dan aku juga khawatir padanya..."

Jelas sekali, Luna rindu namun juga cemas, ia memang tak menceritakan pada Ginny bahwa beberapa waktu lalu ia bertemu Draco sewaktu ke diagon alley, Ginny juga masih tidak tahu perihal kondisi lychantrophy yang diderita Draco. Sebenarnya sewaktu terakhir kali ia bertemu Draco, ia sangat ingin menanyakan tentang hal itu, namun rasa rindunya pada lelaki itu benar-benar menyelimuti dirinya hingga ia terlupa dengan segalanya.

"Kukira kau sudah mulai melupakannya, Lun. Sebab beberapa waktu ini aku melihatmu dengan seorang siswa dari hufflepuff," ujar Ginny yang membuat Luna langsung menoleh pada Ginny.

"Dia hanya teman, Gin," jawab Luna.

Luna memang tidak bercerita perihal ia berkenalan dengan Rolf karena baginya Ginny tidak akan tertarik dengan hal itu.

"Kau sekarang punya banyak teman ya," gumam Ginny sambil kembali memakan kacang almondnya.

Luna mengangguk kecil, "Sepertinya aku mulai bisa mencoba berteman dengan orang lain, semua karena Draco yang berkata bahwa dia ingin aku tidak kesepian," jawab Luna yang dibalas senyuman tipis oleh Ginny.

Mereka berdua kemudian kembali sibuk dengan aktifitas masing-masing, Ginny yang membaca buku sambil menyantap kacang almond dan Luna yang kemudian beranjak, "Gin, aku ingin ke menara astronomi ya? Mencari udara segar," ujar Luna yang dibalas anggukkan kepala oleh Ginny.

*

Luna memejamkan matanya, ia memeluk tubuhnya sendiri, udara disini benar-benar terasa dingin, musim dingin sungguh akan segera tiba. Sebentar lagi malam akan tiba, namun, salju masih belum turun, Luna penasaran, kapan salju akan turun?

"Berkeliaran dan menetap disini tanpa baju tebal, sungguh benar-benar Love-ku yang menarik..."

Suara bariton dari arah belakang tubuh Luna bersamaan dengan diletakkannya sebuah jas hitam di kedua pundaknya, membuat tubuhnya mulai terasa menghangat.

"Hai, Love..." bisik suara itu lagi dengan lembut tepat di samping telinganya.

Luna tertegun, ia dengan perlahan berbalik, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Sungguh, apakah ini mimpi atau kenyataan? Ia benar-benar sering bermimpi hal serupa belakangan ini, sampai ia bingung dengan kondisi sekarang, ini adalah mimpi yang terasa sangat nyata.

Moon [Draco Malfoy × Luna Lovegood]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant