Sakit

1.1K 64 0
                                    

Hari ini aku pulang ke Bandung, karena kami baru saja selesai mengikuti UKMPPD. Semenjak pertemuan terakhirku dengan dokter Reyhan, beberapa kali aku bertemu dengannya lagi. Ia jadi sering terlihat di RS Pendidikan, entahlah mungkin ia ingin kembali mengajar koas meskipun stase kardiovaskular ku sudah lewat.

Sementara itu, case report yang aku kerjakan bersama beliau dan dokter Arlin berhasil di terbitkan di jurnal internasional. Selebihnya aku tidak pernah membahas masalah pribadi bersama dokter Reyhan.

Selama dua tahun ini Daffa kembali mendekatiku, ia berubah lagi menjadi Daffa yang dulu ku kenal. Tapi entah mengapa aku belum juga bisa luluh lagi padanya. Satu minggu sebelum UKMPPD ia datang ke rumah orang tuaku untuk melamarku, tapi aku tolak dia. Dan aku memberanikan diri untuk menceritakan masalahku dengan Daffa ke Mama dan Papa. Papa sangat syok karena ia berharap aku dan Daffa bisa bersama, tapi nyatanya Papa harus mendengar cerita pahit yang memupuskan harapannya.

Sedangkan Nana, ia mengambil cuti koas di stase akhir karena hamil muda. Bisa ku bilang masa koasku benar-benar sepi tanpa sosok Nana. Ku sempatkan diri untuk berpamitan pada Nana, karena aku akan menunggu pengumuman di Bandung.

"Gue pamit ya Na, jangan capek-capek" ucapku pada Nana. Ia mengangguk lemah, kehamilan trimester pertama memang sangat rawan. Beberapa kali Nana sempat mengalami perdarahan, mungkin terlalu banyak beraktivitas saat koas, sehingga kak Kemal memutuskan untuk meminta Nana mengajukan cuti.

"Oh iya pamit kemana lo Re?" tanya Nana padaku, ia hampir bangkit ketika aku beranjak keluar, mungkin kah selama aku ngomong dia gak sadar? Haha aneh sekali.

"Pulang ke Bandung lah" ucapku

"Loh bukannya Papa Mama lo disini ya?" tanya Nana.

"Serius? Kok gak telpon gue ya?" tanyaku heran.

"Nana" Panggil kak Kemal

"Kan aku udah cerita ke kamu, kamu lupa ya?" ucap kak kemal pada Nana.

"Astaghfirullah, iya kak maap bawaan hamil suka gak fokus" ucap Nana gugup

"Ada apa sih kak?" tanyaku mulai tak tenang

Aku mengambil handphone hendak menelpon Mama, namun kak kemal mencegahku.

"Duduk dulu Re" ucapnya, aku pun duduk kembali di samping ranjang Nana.

"Papa kamu sakit, butuh rujukan di RS jantung. Jadi Mama Papa kamu ada disini"  ucap kak kemal

Kaki ku mendadak lemas, mana mungkin Papa bisa merahasiakan ini? Serapi ini tanpa pengetahuanku? Pasalnya Papa selalu terlihat sehat dan baik-baik aja, sejak kapan? Kenapa papa menyembunyikan ini? Aku tau penyakit jantung beronset cepat, apakah Mama ngga bisa ngabarin aku dulu dan cerita kondisi Papa. Aku benar-benar tidak menyangka, orang lain bahkan lebih tau dibandingkan aku. Anaknya sendiri

"Kak Kemal tau darimana?" tanyaku

"Reyhan, dia yang nanganin Papa kamu" ucap Kak Kemal

Dokter Reyhan juga tau? Bisa-bisanya dia bertemu denganku seolah tidak terjadi apa-apa sementara Papaku sedang sakit dan ia yang merawatnya. Benar-benar keterlaluan.

Akal sehatku tidak bisa menerima semua ini.

--------------
Huaaa bentar lagi selesai nih guyss, maaf banget banyak yang di skip hehe. Takutnya ceritanya terlalu bertele-tele

Enjoy this part guys, jangan lupa voment hehe

SETELAH PUTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang