Nguenggg paket Chap 08 uda sampe
Silahkan bayar pake vote sama komen-!!
Kalo gak, Cio ngambek
Awas aja ya ಥ╭╮ಥNathan menatap jam tangannya, menunggu Edgar untuk mendatanginya agar pergi bersama-sama menjemput Ola di bandara.
Dengan memakai sweater berwarna hitam di padukan dengan celana jeans, membuat pemuda tampan itu terlihat menawan.
Tidak jauh dari tempat Nathan berdiri, pemuda itu melihat seekor kucing berwarna putih polos dengan tubuh yang berisi.
Dengan perlahan Nathan mendekati kucing tersebut, berjongkok di sampingnya lalu mengusap pelan tubuh kucing itu.
Dari kejauhan Edgar yang melihat Nathan tengah mengusap seekor kucing itu, entah mengapa keduanya terlihat menggemaskan.
Edgar turun dari mobil berjalan pelan mendekati Nathan, mendekap tubuh pemuda tampan itu.
Dapat Edgar rasanya tubuh Nathan yang tersentak kaget, "Lo lama" kata Nathan tanpa membalikkan tubuhnya ataupun menepis pelukan Edgar.
Hanya gumaman rendah dari Edgar yang Nathan dengar di samping telinganya membuat tubuhnya sedikit merinding.
Setelah beberapa menit mereka di posisi seperti itu Nathan kembali teringat tentang Ola yang sudah pasti menunggunya.
Nathan melepas pelukan hangat Edgar lalu berdiri, "Ayo berangkat kasihan Ola, nanti dia nunggunya kelamaan."
Edgar menghela nafasnya, aroma Nathan sangat menenangkan. Edgar ingin lagi, menghirup aroma itu lebih lama.
Haruskah Edgar mengumpati Ola, yang secara tidak langsung mengganggu aktivitasnya dengan Nathan?
"Ayo Ed" Ajak Nathan kepada Edgar yang tengah melamun.
Dengan segera Edgar membuka pintu mobilnya, begitupula dengan Nathan yang duduk di samping Edgar yang berada di kursi pengemudi.
"Sabuknya udah kepasang gak?" Tanya Edgar ketika melihat Nathan yang sepertinya kesusahan untuk memasang sabuk pengaman yang memang sedikit bermasalah itu.
"Gak bisa" balas Nathan dengan nada sedikit kesal.
Edgar terkekeh kecil lalu tangan kekarnya terulur untuk memasangkan sabuk pengaman untuk Nathan.
Saat ingin membenarkannya tangan Edgar tanpa sengaja menyenggol dada bidang Nathan, membuat pemuda tampan itu sedikit melenguh.
"Apa masih sakit?" Tanya Edgar sambil melirik kearah dada Nathan.
"Lumayan, masih harus di kasih salep. Mau lihat?" Pertanyaan polos yang Nathan lontarkan seketika membuat Edgar membulatkan matanya.
Edgar terkekeh kaku, lalu berpikir pasti dia sedang salah dengar. Ya pasti, tidak mungkin kan–
"Gak mau?" Tanya Nathan sekali lagi membuat Edgar langsung menatap pemuda itu tidak percaya.
"Serius?" Tanya Edgar tidak yakin.
Nathan mengangguk lalu menaikkan sweater nya hingga sebatas dadanya.
Nathan yang memang pada dasarnya malas memakai kaos karena masih sakit, jadi dada bidang Nathan langsung terlihat jelas.
Membuat bongkahan yang agak berisi terlihat seolah menantang sang dominan dengan kedua puting Nathan mencuat kemerah-merahan tanpa malunya.
"Agak bengkak sih" ucap Nathan tanpa melihat reaksi Edgar yang sudah panas dingin.
Haruskah mereka berdua melakukannya di dalam mobil atau mungkin mereka akan melakukannya di dalam rumah Nathan?
Setelah sadar dari lamunan kotornya, Edgar melihat Nathan menurunkan kembali sweaternya membuat pemandangan yang indah tadi menghilang.
"Ayo jalan, nanti Ola marah."
Lagi, lagi gara-gara Ola.
Kekesalan Edgar mulai menumpuk karena dia dan Nathan sudah menunggu hampir 2 jam di bandara hanya untuk menjemput Ola yang pesawatnya kena delay.
Jika bukan karena Nathan yang mengajaknya mungkin Edgar sekarang sudah pulang dan menonton televisi di rumahnya.
Dengan Edgar menemani Nathan yang tengah memakan es krim, pemuda itu tidak berhenti-henti untuk memakan makanan manis itu dengan serius.
Menggemaskan.
Jika perempuan yang di tunggu Nathan masih belum datang juga, Edgar mungkin akan membawa Nathan ke hotel terdekat untuk menghabiskan waktu bersama.
Ya, Edgar mungkin akan melakukannya–
"Edgar, Ola bilang dia udah ada di pintu masuk bandara" ucap Nathan dengan nada yang terdengar senang.
–mungkin juga tidak.
Dengan kesal Edgar mengikuti langkah Nathan yang terlihat menguarkan aura yang menyenangkan.
Sepertinya Nathan sangat senang bertemu dengan si Olala itu. Akhirnya Nathan dan Edgar berada di depan pintu masuk bandara.
"Jadi, di mana Ola itu?" Tanya Edgar dengan nada yang terdengar ketus.
Nathan mengedarkan pandangannya, lalu iris matanya menangkap seorang gadis yang sangat dia kenal.
"By-!!!" Ucap Nathan dengan sedikit berteriak, membuat seorang gadis cantik menghampiri mereka.
Dengan gaya yang anggun gadis itu menghampiri Nathan dan Edgar, dengan segera gadis berambut hitam panjang itu memeluk tubuh Nathan.
Edgar berdecih pelan, entah mengapa dia tidak suka dengan gadis itu. Walau Edgar akuin, Ola memanglah cantik apalagi dengan proporsi tubuhnya yang sangat ideal.
"Udah lama ya nunggunya?" Tanya Ola dengan senyuman yang manis.
"Gak juga sih" balas Nathan dengan senyum simpulnya.
Lagi-lagi Edgar berdecih tidak suka, apa-apaan itu heh. Kenapa Nathannya menjadi manis kepada perempuan cantik itu.
.
.
.
TBC
eum, Cio minta maaf kalo gak apa gitu ya pokoknya gitu ehehe,
Piss jangan ngambek sama Cio, nanti Cio kasih es krim mau? ෆ╹ .̮ ╹ෆ
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Side Ketos (Completed)
Teen Fiction"Lo pendiam ya, sekali ngomong yang keluar malah desahan" ___________ Warning : - boy's love - banyak adegan ohohihik skidipapap uwaw🔞