15

121K 9.9K 1.9K
                                    

Yea~

Edgar kembali ke tempat duduk Nathan, di sana Edgar melihat Nathan tengah bersama dengan seseorang yang dia duga sebagai "pengirim surat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edgar kembali ke tempat duduk Nathan, di sana Edgar melihat Nathan tengah bersama dengan seseorang yang dia duga sebagai "pengirim surat".

Pria itu mengepalkan tangannya, ketika orang itu terus menyudutkan Nathan dengan perkataannya. Sementara Nathan, pemuda itu terus membalas perkataan orang itu sambil menahan tangis.

Dengan kesal Edgar menggebrak meja Nathan, membuat dua orang dia sana terlonjat kaget. Edgar menunjukkan wajah orang itu.

"Lo, Leon!" Geram Edgar, dia tidak peduli lagi tentang Leon yang merupakan siswa di sekolahnya tempatnya bekerja.

"Pria dan wanita, laki-laki dan wanita, Cowok dengan Cewek! gak ada istilahnya cowok sama cowok!!" Ujar Leon, wakil ketua osis itu adalah orang yang mengirim surat kepada Nathan.

"Gue juga gak mau! Kalaupun gue bisa milih gue juga gak mau jadi kayak gini!" Balas Nathan dengan air matanya yang mengalir.

"Gue juga gak mau di bilang aneh, bahkan ibu gue sendiri ninggalin gue karena dia nganggep gw aib!" Lanjut Nathan membuat semuanya kaget, Edgar segera memeluk erat tubuh Nathan.

Mencoba menenangkan pemuda itu yang mulai terisak.

"Asal Lo tau Nath, hubungan yang kayak gini gak sehat! Mereka hanya cinta sama tubuh Lo!" Tubuh Nathan tersentak kaku, mengingat selama ini hubungan dirinya dan Edgar yang hanya berawal dari sebuah kesepakatan.

"Mending Lo pergi dan gue bakalan bikin perhitungan kalo sampai foto-foto itu menyebar" ancam Edgar karena pria itu juga sadar bahwa dia juga salah.

Leon berdecih, "Gak guna gue nyebarin beginian dan asal Lo tau Nath, gue kecewa sama Lo"

Setelah mengucapkan itu Leon pergi dari kafe, meninggalkan Nathan yang masih terisak kecil di pelukan Edgar.

Setelah beberapa saat akhirnya Nathan tenang, pemuda itu terlihat lebih pendiam di banding sebelumnya membuat Edgar takut.

"Tenang, gak apa-apa, gue ada di sini" ucap Edgar sambil memeluk Nathan kembali, Nathan mengangguk pelan.

Lalu keduanya pergi dari rumah sakit.

~•°•~

~•°•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°•~

Leon memberhentikan langkahnya saat melihat kursi kosong di taman rumah sakit, pemuda itu duduk di sana.

Pemuda itu merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya, tapi dia tidak berani menengok takutnya itu hantu.

"Kenapa kamu bilang begitu pada Nathan?" Leon mengalihkan pandangannya ke arah orang itu.

"Bagi gue, Nathan itu idola gue. Idola yang selalu gue banggakan dan kagumi, Nathan itu tampan dan pintar, semua orang suka sama dia" Leon menatap kearah sepatunya.

"Dan saat gue tau dia kek gitu, entah mengapa gue merasa kecewa dan juga takut, takut hal yang menimpa kakak gue juga di rasain sama Nathan" lanjut Leon membuat orang di sampingnya heran.

"Kakak kamu?" Tanyanya.

"Dia... Menderita gangguan jiwa, mentalnya terguncang akibat pemerkosaan yang dilakukan oleh pacar prianya dan teman-teman pacarnya" Leon memberhentikan perkataan, lalu mengusap kasar air matanya.

"Dia selalu mengamuk setiap melihat cowok bahkan gue sendiri"

"Tapi tidak semua orang seperti itu" balas orang itu, membuat Leon tersenyum miring.

"Tidak semua, hanya saja dari sekian banyaknya manusia pasti memiliki sisi gelap" balas Leon.

Orang itu menghela nafasnya, "Tapi apa menurutmu Edgar itu terlihat seperti orang yang akan melakukan kejahatan?" tanyanya.

Leon terdiam, "Dan untuk ucapan mu kepada Nathan itu cukup menyakitkan, bukankah dia tadi menangis"

Leon memalingkan wajahnya, dia merasa bersalah kepada Nathan.

"Gue akan minta maaf sama Nathan nanti" cicitnya.

"Besok, besok kamu harus minta maaf sama dia"

"Iya-iya" balas Leon, pemuda itu kemudian menatap dokter yang sedari tadi menemaninya.

"Oiya, nama Lo siapa?" Tanya Leon karena ya menurutnya orang di sampingnya hanya selisih 4-5 tahun darinya, orang itu terlihat masih muda.

"Saya Dokter Riyan dan umur saya sudah 28 tahun, jadi berbicaralah yang sopan" Leon mengangguk mengerti.

"Om tau gak kenapa orang bisa suka sesama jenisnya?" Tanya Leon, Tangan kekar Dokter Riyan mengusap pelan rambut Leon yang terlihat berantakan.

"Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut dan juga itu tergantung diri mereka sendiri" balas Dokter Riyan.

Leon menatap dokter Riyan, "Om juga suka sama gitu? Suka sama cowok kayak Nathan iyakan?"

"Engga, Saya mirip sama Edgar" Leon menyerngit mendengar balasan Dokter Riyan.

"Huh? Bukannya itu sama aja ya?"

"Itu jelas berbeda"

~•°•~

~•°•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•°•~

Saat ini Edgar sedang berada di depan rumah Nathan, mengantarkan pemuda itu pulang.

"Besok Lo ke rumah sakit lagi? Biar gue je–" ucapan edgar dipotong oleh Nathan.

"Ed, gue mau kita gak usah deket lagi"

.

.

.
TBC

Dahlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahlah...ಥ‿ಥ

Secret Side Ketos (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang