Part 9: Confessions

429 69 1
                                    

Yeji sedang duduk menunggu kedatangan hyunjin, waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh kurang.

Ia sengaja bersiap lebih awal karena semalam ia mengancam hyunjin untuk tidak telat menjemputnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia sengaja bersiap lebih awal karena semalam ia mengancam hyunjin untuk tidak telat menjemputnya.

Benar saja, pemuda hwang ini datang tepat waktu di depan lobby mansion yeji. Yeji yang sudah siap segera berpamitan dan berlari keluar sembari membenahi vestnya.

Yeji berpenampilan rapi seperti biasanya. Hyunjin yang menyadari kehadiran yeji yang baru saja membuka pintunya segera membukakan pintu untuk yeji.

Yeji sedikit merasa tidak nyaman dengan sikap sopan hyunjin, ia lebih memilih acuh saja dan masuk dalam mobil.

Yeji juga segera memakai seatbelt, takut takut ia digoda lagi oleh hyunjin seperti saat di busan.

“sudah siap?” tanya hyunjin sembari memasang seatbeltnya dan menstarter mobilnya.

“siap menghajarmu maksudnya?” ucap yeji asal, ia terlalu nervous untuk membicarakan soal pertunangan.

“santai saja, ini masih pagi, hajar aku ketika sudah pulang saja” balas hyunjin.

Yeji menoleh pada hyunjin menanyakan maksudnya.

“ya! Apa maksudnya itu?” tanya yeji dengan nada tinggi.

“kau sendiri yang bilang ingin menghajarku, apa maksudnya?” tanya balik hyunjin.

Yeji memilih untuk berdecih saja, daripada terjadi keributan yang lebih besar.

Hyunjin yang merasa menang menyunggingkan senyuman dan mulai menjalankan mobilnya menuju sekolah.

Saat diperjalanan mereka baik baik saja mengobrol namun tak banyak, sesekali juga berdebat lagi. Yah, meskipun lebih banyak berdebat daripada mengobrol.

“apa tidak apa apa kau membawa mobil sendiri? Harusnya menggunakan mobilku saja supaya tidak banyak yang curiga” jujur saja, mobil hyunjin adalah mobil yang menarik mata. Siapapun yang melihat mobil ini pasti juga ingin tahu siapa pemiliknya.

“tidak apa apa, sebenarnya aku punya tempat parkir sendiri di gedung kelas utama” ucap hyunjin santai.

“lalu kenapa tidak membawa mobil sendiri selama ini?” tanya yeji penasaran.

“malas saja” jawab hyunjin sambil menaikkan kedua bahunya.

“tuan peringkat 1 di sekolah punya rasa malas juga?” tanya yeji memandang lurus kedepan.

“aku hanya unggul di beberapa hal saja” ucap hyunjin.

“aku iri” ucap yeji tanpa sadar.

“apa?” tanya hyunjin yang tidak terlalu mendengar.

“tidak” ucap yeji menghardik, ia hanya akan diam diam salut saja pada hyunjin. Jika saja ia adalah hwang hyunjin pasti ayahnya akan sangat bangga.

OBVIOUS ♤ [ Hyunjin X Yeji ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang