Part 16: Lavender

412 59 9
                                    

Hari ke empat festival musim panas. Seharusnya hyunjin bisa menikmati beberapa makanan di bazaar, tapi suasana hatinya mengatakan

‘tidak’.

Ia masih memikirkan bagaimana cara menenangkan hati tunangannya itu.

Seharian ini ia hanya duduk di ruang club melukis. Hanya melukis yang dapat menenangkan fikirannya sekarang.

‘bagaimana jika yeji tidak ingin bertemu denganku lagi?’

‘bagaimana jika yeji sangat membenciku sekarang?’

Hyunjin membuka kembali buku sketsanya, terdapat note itu juga. Ia menyesal, seharusnya ia sudah membuangnya, seharusnya ia tak pernah mengatakan ‘kelinci putih’ dihadapan yeji, apa yang ia fikirkan, yeji adalah calon tunangannya saat itu.

Ia kemudian melempar buku sketsa itu ke tong sampah dihadapannya.

Sekali lagi hyunjin memijit pelipisnya, ia terlalu banyak berfikir hari ini.

Tiba tiba, suara dering ponsel hyunjin memecahkan keheningan.

“yeji?!” hyunjin segera mengecek ponselnya yang ada disakunya,

a a, sayangnya itu adalah sang ayah.

Hyunjin menghela nafas kasar sebelum menjawab panggilan sang ayah.

“ne aboenim” ucap hyunjin.

“hyunjin-ah, nanti malam kita akan makan malam bersama” kata ayah hyunjin di seberang.

“ne?” hyunjin yang tak konsentrasi meminta ayahnya mengulang kata katanya.

“kita akan makan malam bersama dengan keluarga tuan Hwang Yeo Guk” ulang sang ayah.

“benarkah aboenim?! Apakah yeji ikut?!” hyunjin berdiri dari bangkunya secara reflek.

“seharusnya ia ikut, yeji yang mengusulkan makan malam ini” ucap sang ayah.

“ne aboenim, aku akan pulang sekarang” hyunjin menutup panggilan dan bersiap untuk pulang.

Ia melihat jam di tangannya, ini masih pukul dua, namun ia ingin segera pulang. Ia sangat merindukan tunangannya dan ingin segera menemui yeji.

Secepatnya.

Hyunjin berlari kencang, sangat kencang menuju parkiran mobilnya.

------------------Seaside Field--------------------

Yeji kini menatap dirinya di cermin, ia kini mengubah warna rambutnya dari warna coklatnya menjadi warna maple.

Jujur, yeji sedikit gugup untuk malam ini, ia mempersiapkan segalanya di dalam fikirannya.

Tak perlu pikir panjang ia pun bergegas menuju restoran bersama kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya tak banyak bicara mengenai penampilan yeji dengan rambut barunya, maklum, mereka baru saja pulang dari venice pagi ini. mereka mengira ini adalah makan malam biasa.

Namun menurut yeji, makan malam ini akan istimewa.

the flume

Yeji dan kedua orang tuanya datang terlebih dahulu di restoran, yeji sengaja memilih restoran dengan tema cottage. Malam ini tak terlalu ramai, hanya mereka bertiga dan beberapa pengunjung muda mudi. Sedari tadi yeji hanya memandang lurus kedepan, ia tak banyak bicara. Pikirannya sangat penuh sekarang.

“maaf kami terlambat” ucap ayah hyunjin yang baru saja datang dan duduk di bangku yang telah ditarik dan disiapkan pelayan.

Pandangan yeji yang lurus menatap kedepan akhirnya terisi oleh kehadiran hyunjin, ia ingin sekali mengalihkan pandangannya sekarang. Namun, yeji bukanlah gadis pengecut.

OBVIOUS ♤ [ Hyunjin X Yeji ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang