Fourty Six

12K 707 14
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Jangan lupa vote oke, banyakin vote and Comment biar aku semngat nulisnya.

Mau ganti update nih kalian Sabtu or Minggu?!!

***

"Bianca mendarat sekarang." Beritahu Rully melirik Genna yang duduk disampingnya.

"Jemput sana!" Titah Genna.

"Yaudah gue jemput dulu." Kata Rully berdiri menyambar kunci motor yang terletak di atas meja.

Singgih yang sedang scroll sosial medianya mendongak, melihat Rully yang akan pergi.

"Gue ikut, disuruh bunda beli makanan." Ucap Singgih ikut berdiri.

Nishad dan Aileen yang tengah bermain game di ponsel mereka masing-masing menoleh sebentar, melihat Rully dan Singgih yang akan pergi.

"Mau kemana?" Tanya Nishad tanpa mengalihkan perhatian dari ponselnya.

"Bandara." Jawab Rully yang langsung keluar dari sana diikuti Singgih.

"Ah kesana bego."

"Gak seru Lo."

"Sana bego."

"Monyet mati gue."

"Bangsat Lo."

Kira-kira begitulah umpatan-umpatan dari Aileen dan Nishad.

Nishad membantingkan ponselnya asal, dia kalah karena Aileen, membuat dirinya merasa sangat kesal.

"Bi!" Teriak Nishad membuat Aileen menutup kedua telinganya dengan tangannya.

"Anjir sakit kuping gue." Maki Aileen.

"Hehe kebiasaan." Kata Nishad sambil nyengir kuda.

Tidak lama seorang wanita yang kira-kira sudah berkepala lima datang dengan sopan dihadapan mereka.

"Iya Den." Ucapnya sopan.

"Mau jus lagi yah Bi, sekalian cemilannya juga."

"Baik Den."

"Itu gelasnya bawa lagi aja Bi." Titah Nishad menunjuk empat gelas yang sudah tinggal sedikit jus jeruk.

"Gue sering-sering ke rumah Lo deh yah." Bisik Aileen yang dengan senang hati Nishad menggeplak kepalanya.

Setelah kepergian asisten rumah tangganya, Nishad dan Aileen beralih menatap Genna yang fokus kepada ponsel yang tergeletak di meja, bahkan layar ponselnya pun mati.

"Napa Lo? Nungguin chat Bu Pres?!" Tanya Nishad tersenyum miring.

Genna mendongakkan kepalanya, dia tidak bersuara, dia hanya menatap datar Nishad.

GENNAIOS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang