Part 16 | Rencana 2

1.4K 201 29
                                    

Vote dulu boleh kan ya? hehe
=============================

"JAUHI ANDIN!" teriak seorang pria menghampiri mereka

"LO SIAPA?! MAU NOLONGIN ANDIN? EMANG BERANI LO SAMA GUE?" laki-laki itu teriak balik

"Saya bukan pengecut seperti anda yang berani menggangu perempuan!" tanpa ragu pria itu menghajar laki-laki itu dengan gelar taekwondo sabuk hitamnya. Hingga laki-laki itu menyerah dan meninggalkan Andin.

Andin hanya bisa diam ditempatnya, masih kaget dengan apa yang terjadi tadi. Siapa pria yang menolong Andin? ya, Aldebaran pastinya.

"kamu gakpapa?" tanya Aldebaran dengan lembut ke Andin

"aku gakpapa mas, justru kamu yang harusnya aku tanyain" jawab Andin

"saya gakpapa, tadi siapa?" pertanyaan membuat Andin diam ditempat, lalu memutuskan untuk bercerita pada Al

"laki-laki itu mantan pacar aku..dia dulu pacaran sama aku hanya karena duit, dia gak ada perhatiannya sama aku.. dulu aku sangat bodoh mempercayai semua janji palsunya. sampai di titik aku udah lelah. jadi kita putus hubungan. tapi dia sempat mengganggu aku setelah kita putus, tapi lama kelamaan dia menghilang dan gak pernah deketin aku lagi. tadi aku kaget saat liat dia, aku juga bingung kok dia bisa tau aku disini" jelas Andin

"lain kali kamu harus lebih hati-hati, banyak orang jahat apalagi saat sore atau malam" jawab Al. Andin hanya mengangguk pelan, sebegitu kengennya dia dengan perhatian Al.

"ya udah, aku pulang ya" ucap Andin

'kalau Andin pulang sendirian takutnya dia kenapa-kenapa di jalan, tapi kalau gue anterin, nanti Elisa marah.. tapi keselamatan Andin lebih penting' batin Al

"sebentar!" teriak Al, Andin menoleh kebelakang dan menatap pria itu.

"Kamu saya antar" ucap Al

"beneran mas?" tanya Andin masih ragu

"udah gausah banyak ngomong, masuk ke mobil saya" Al masih bersikap dingin tapi Andin tau kalau Al khawatir dengannya. dia hanya menurut dan memasuki mobil Al

============

Selama perjalanan hening tidak ada obrolan, karena hubungan mereka juga belum pulih. Andin masih bingung dengan sikap Al akhir-akhir ini. dia masih mau mencoba mencari tau, tapi belum ada petunjuk apapun. dia juga tidak mungkin berbincang dengan adiknya, karena hubungan mereka juga sedang tidak baik. Hal yang bisa Andin lakukan hanya diam dan menerima untuk saat ini, sampai ia ketemu titik terangnya. Sampai tujuan pun, Al tidak bilang apapun, dia bersikap dingin, tidak ada senyuman, tidak ada kalimat "see you di kantor besok" yang sering diucap Al kepadanya. Andin benar-benar rindu.

---------------------

dalam telepon..

"gimana jadinya?"

"lo harus tanggung jawab ya, gue babak belur"

"loh kok gue?"

"iya, gara-gara lo suruh gue gangguin kakak lo, gue dihajar sama laki-laki"

"siapa?"

"gak tau lah gue, suaminya mungkin"

"suaminya? kakak gue belom nikah"

"beneran? tapi laki itu keliatannya protektif banget sama Andin"

"protektif gimana?"

The Night We MetWhere stories live. Discover now