A little Bite

4.3K 180 35
                                    

Sebuah desis perih lagi ngilu jadi alarm yang membangunkan Jungkook pagi ini. Tidak seperti biasa, yang tiap bangun merasa benar-benar bugar. Kali ini justru rasa sakit dan remuklah yang dia rasakan.

Mengerjap beberapa kali seraya menguap lebar, pemuda itu mengedarkan pandangan. Ini jelas bukan kamar tidurnya di mansion sang suami. Bukan pula langit-langit kamar di partemen Seokjin maupun di dorm.

Lantai, iya ... dia bangun dari lantai yang jadi alas tidurnya sepanjang malam. Beberapa kaleng bir, juga botol soju kosong tampak berserakan di lantai, bercampur aduk dengan sisa makanan juga bungkusan snack yang sudah tandas.

Berusaha mengalahkan rasa pening, pemuda 23 tahun itu bangkit dari posisi duduknya dengan bertumpu pada pinggiran sofa. Dan tampaklah kini lebih jelas bagaimana kondisi ruang tamu itu, berantakan, tak ubahnya kapal pecah. Bahkan beberapa standing-lamp dan gantungan topi juga ikut berjatuhan.

"Astaga ... separah apa aku mabuk semalam?" Pemuda itu bermonolog seorang diri. Sedikit demi sedikit kesadarannya mulai bertambah, berbarengan dengan rasa mual teramat sangat yang mengocok perutnya. Mendorong dengan segera untuk dikeluarkan.

Jungkook terhuyung, berusaha menjaga keseimbangan saat berjalan ke arah kamar mandi. Namun ... begitu hendak membuka pintu tanpa sengaja kakinya menendang sesuatu.

"OMO! JIMIN-SSI! Apa yang kau lakukan di sini?!" Pekiknya, kaget melihat sang kakak yang terkapar di lantai dengan sarung tinju terbalik di kedua lengan. Tidur pulas dengan mulut terbuka.

"Haish ... bagaimana bisa dia tidur di depan pintu kamar mandi? Memangnya dia keset apa?!" Jungkook mengumpat panjang pendek sembari membuka pintu berpanel kayu itu. Melangkahi tubuh kakaknya untuk kemudian membanting pintu.

Huek huek huek

"Haish ... sial, kenapa isi perutku keluar semua? Ugh," pemuda itu terengah, menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar mandi yang dingin. Kembali mendesis perih saat air dari sisa membersihkan mulut meleleri area lehernya.

Berpegang pada kubikel toilet, si tampan berambut ikal bergerak menuju westafel, pensaran dengan rasa berdenyut juga perih macam bisul di lehernya itu. Dan begitu beradu tatap dengan cermin-

"JIMIN-SSIIIIII! KUBUNUH KAU!!!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

8 jam sebelumnya .....

"Jadi hyungie tidak akan pulang?" Jungkook memilin ujung hoddie yang dikenakannya dengan kesal, menatap pria tampan di dalam ponsel yang tampak sedang menggaruk tengkuk lehernya. Kebiasaan kalau sudah merasa salah tapi tak bisa apa-apa.

"Iya sayang, appa masih membutuhkan bantuanku. Kalau kutinggal rasanya tidak enak, apalagi akhir-akhir ini kita sibuk persiapan konser." Seokjin mengangguk kecil.

"Hmm ... memangnya harus sampai menginap ya yeobo? Aku bosan kalau di rumah sendirian~" Jungkook tampak keberatan. Sudah satu bulan ini mereka disibukan dengan persiapan konser MOTS ONE, pergi masih pagi dan pulang juga menjelang pagi. Jangankan untuk bercinta dan bermesraan seperti biasa, yang ada keduanya langsung tepar dan terbang ke alam mimpi saking lelahnya.

Dan sekali libur begini Seokjin-nya malah tidak pulang? Memilih sibuk membantu sang ayah?

"Bagaimana kalau malam ini meminta Hobi atau Jimin menemani? Kalian bisa bermain game dan memesan makanan. Pakai black-card yang aku berikan saja oke?" Tawar Seokjin.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang