Till The End (Special Epilogue)

5.3K 195 129
                                    

Semua ini bukanlah kebetulan

Hanya, hanya saja aku bisa merasakaannya

Seluruh dunia berbeda dari yang kemarin

Hanya, hanya dengan kegembiraanmu

Ketika kau memanggilku, Aku menjadi bungamu

Seakan kita menunggu, kita mekar sampai dingin

Mungkin ini cara alam semesta

Memang harus seperti itu, kau tahu aku tahu

Kau adalah aku, dan aku adalah kau

(Park Jimin- Serendipity)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Berlin, Agustus akhir 2029

Ini adalah musim panas ke tiga, dan senja ke sekian yang turun di langit kota Berlin. Sudah hampir berakhir sebetulnya, dan itu ditandai dengan hembusan angin yang mulai lebih kuat di banding hari-hari sebelumnya. Menerbangkan dedaunan dengan liuk dan pola yang tidak beraturan.

Daun -daun itu melayang tidak tentu arah, menembus langit, membelah jalanan kota, kemudian sampai di sebuah wilayah dengan luas 50 hektar persegi, di mana di dalamnya, ada petak-petak rumah berukuran cukup besar dengan pekarangan luas dan rumput hijau yang tampak terawat.

Dilihat dari bagaimana kawasan itu begitu tertutup dengan penjagaan ketat saja, siapapun akan tahu bahwa itu adalah kawasan perumahan yang hanya akan di isi oleh rumah-rumah mewah dari orang penting dan kenamaan.

Tapi ada yang menarik di sana, sekitar dua kilo meter dari gerbang masuk. Kau akan melihat satu bangunan yang tampak lebih sederhana, lebih minimalis dibanding rumah lainnya. Namun justru tampak paling 'hidup' di antara semuanya.

Dan di sanalah ... daun-daun itu jatuh.

Bangunan dua lantai, dengan dominasi warna ungu dan merah muda, serta sentuhan beige pada kusen-kusennya. Ada banyak dinding kaca, juga tanaman yang tergantung secara dekoratif di tiap sudutnya. Namun itu tidak menutupi banyaknya coretan bekas spidol serta krayon dan cat warna yang membentuk gambar-gambar hewan, bunga, juga manusia namun dengan bentuk yang aneh dan tidak jelas. Karya anggota keluarga yang paling muda.

Maju sedikit, mari menyelinap sejenak ke dalam rumah. Dan kau akan mendapati bahwa itu adalah setengah dari galeri fotografi. Begitu banyak frame, sengaja ditata sedemikian rupa hingga tampak sangat indah dipandang mata.

Terutama objek di dalamnya yang terdiri dari tiga sosok manusia dengan perbedaan umur satu dan yang lainnya, namun terlihat mirip juga serasi.

Dan rumah itu sangat damai, music box menyala, memutarkan sebuah lagu lama yang ... kalau kau masih ingat, maka itu adalah Serendipity-nya Jimin BTS.

OUR SECRET (Jinkook oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang