18 | Study Abroad

571 69 56
                                    

᠃ ⚘᠂ SURVIVE FROM HIM᠂ ⚘᠃

"Gadis? Kekasih? Apa aku tidak salah dengar?" Taehyun menyelipkan anak rambutnya ke belakang. Mata bulatnya memandang Yeonjun tidak percaya. Seorang tuan muda Kim Yeonjun meminta nomor kontak seorang gadis yang sekiranya dapat dijadikan seorang kekasih. Oh, tidak hanya Taehyun yang terkejut, Soobin yang ada di sebelahnya kini menumpahkan teh dari dalam mulut. "Ck, kau tidak salah dengar." Yeonjun berdecak sebal sembari merotasi mata. Melirik Soobin jijik sembari menyodorkan kotak tisu yang ada di sekitarnya. Kembali berujar, "Jadi, kau ada tidak kenalan gadis yang cocok denganku?"

"... Ah. Yang cocok denganmu yang seperti apa? Cantik? Seksi? Manis? Pintar? Menggoda? Yang tinggi atau pendek? Berisi atau kurus? Yang dapat diajak bermain? Aku bahkan tidak tahu gadis seperti apa yang benar-benar kau suka!" bertanya kemudian melempar kalimat protes, Taehyun menukik alis sebal. Yeonjun tidak pernah serius pada siapapun semenjak putus dengan Seoyoon. Semuanya hanya dijadikan mainan satu malam lalu dibuang. Bisa dikatakan kalau Yeonjun menyewa para gadis dan wanita untuk melampiaskan nafsu.

Yeonjun terdiam. Ia tidak pernah lagi memikirkan kriteria idamannya semenjak hubungan pertamanya pupus. Yeonjun tidak suka dengan yang namanya patah hati. Berpikir dan berujar, "Yang... tidak masalah meskipun aku bermain di belakang?" Jawabnya sukses mendapat tempeleng kepala pelan dari Soobin. "Bodoh. Jika ingin kau jadikan kekasih sungguhan, mana ada yang mau diduakan." sungut Soobin. Temannya suka bodoh memang.

Ketiganya terdiam. Taehyun sibuk mengingat gadis yang sekiranya cocok dengan Yeonjun. Soobin diam memikirkan kebodohan Yeonjun. Dan Yeonjun sendiri diam memikirkan gadis seperti apa yang menjadi idamannya. Jika saja ini tidak penting pasti ia akan menjawab dengan 'gadis yang dapat menjadi partnerku setiap malam'. Sayangnya, ia tidak bisa sembarangan kali ini. Ia punya alasan atas permintaan mendadaknya ini.

"Ugh, tidak perlu yang sempurna. Kakek ingin mengenalkanku dengan anak teman bisnisnya dan memberi syarat untuk membawa kekasih agar rencananya batal. Yah, yang penting ia memiliki latar belakang yang dapat diterima kakek. Lagipula, aku hanya membutuhkannya selama tiga bulan saja," jelas Yeonjun setelah selesai melamun. Kepalanya ia tolehkan ke arah Taehyun juga Soobin yang masih menunjukkan gurat wajah berpikir keras. Memang temannya ini sangat berguna untuk diajak berpikir.

Jentikan jari terdengar, Taehyun dengan senyuman lebar meluruhkan saran cemerlangnya. "Bagaimana dengan Alexa? Anak kelas sebelas sosial. Dia salah satu mantanku- tapi percayalah dia akan sungguh menguntungkanmu." Yeonjun menaikkan kedua alis. Jika Taehyun sudah berkata demikian, ia percaya. Pada dasarnya Taehyun adalah orang yang paling ia percayai dalam perkataan. "Biarkan aku menemuinya sekali untuk menentukan."

"Great! Setelah ini website sekolah akan heboh dengan berita seorang Kim Yeonjun!" seru Soobin heboh sebagai salah satu anggota siaran radio dan berita sekolah. "Ya, ya. Setelah ini benar-benar bulat, kau boleh menyiarkannya." Soobin semakin girang ketika Yeonjun menyetujuinya. Semakin tersebar semakin baik, pikir Yeonjun. Dengan begitu kakeknya tidak akan curiga dengan rencananya menghindari acara makan malam formal bersama gadis bisnis politik. "Kalau gitu apa lagi yang kalian tunggu? Ayo!" ajak Taehyun.

Ketiganya jalan beriringan dengan Yeonjun yang memimpin jalan. Bukan, Yeonjun bukan ketua dalam kelompok kecilnya. Tidak ada pangkat seperti itu dalam pertemanannya. Dalam persahabatan yang baik ia pikir jika semuanya berhak memimpin satu sama lain. Hanya kebetulan saja Yeonjun memimpin jalan di lorong koridor sekolah pada hari ini.

Dalam ketenangan Yeonjun melangkah, memikirkan betapa senangnya ia jika rencananya berhasil. Terlalu sibuk dengan benak, Yeonjun membelok persimpangan koridor dengan lamunan. Terkejut saat ia merasa telah menabrak seseorang. Dengan wajah terangkat angkuh, ia melirik ke bawah. Seorang gadis. "Maafkan aku." Suara serak juga manis masuk ke dalam indra pendengaran Yeonjun. Yeonjun merotasi malas, "Ya. Menyingkirlah."

[✔] S͏u͏r͏v͏i͏v͏e͏ F͏r͏o͏m͏ H͏i͏m͏ | YeonjunWhere stories live. Discover now