Sumba X Tatiana (end)

48.3K 2K 34
                                    


Hai😊

Seneng banget ya kalau adegan ihi ihi.

Tiana meremas bantalnya kuat saat tubuhnya mengejang dan sesutu dari kewanitaanya mengalir. Nafasanya terputus-putus, diiringi desahanya yang semakin kencang. Ia tak tau apa yang di lakukan Sumba di bawahnya, tapi sesuatu yang basah dan sedikit kasar menyapu intinya.

"Ahh.. Berhenti!" Satu tanganya menahan kepala Sumba, lelaki itu tak memberi jeda untuknya.

Sumba mendongak, menyaksikan istrinya yang beligsatan menikmati pelepasanya. Ia merasa puas, apalagi tadi Tiana sendiri yang melepar tubuhnya. Sebenarnya tadi Sumba sudah akan tertidur, tapi mendengar hentakan kaki Tiana yang seperti orang bingung. Membuatnya mengurungkan niat.

Berakhirlah seperti sekarang, Sumba melihat dengan jelas tubuh istrinya. Semua ia pernah sentuh, tapi tak pernah ia nikmati seperti ini. Satu tangannya mengusap klistoris Tiana, satu tangannya yang lain mencoba menggapi kedua payudara Tiana. Sungguh pemandangan yang sangat indah, dengan suara erangan Tiana yang mengalun merdu.

Sumba membiarkan Tiana mengatur nafasnya, lalu beralih menatap liang Tiana. Dari sana keluar banyak cairan, ia mengambilnya. Mengoleskan pada kejantanannya yang sudah menegang, lalu mengarahkan pada lubang milik Tiana. Beberapa kali ia tepuk-tepukan, membuat sang empu kembali sadar jika permainan baru saja akan dimulai.

Tina menggigit bibirnya kuat, rasanya sangat sakit. Sumba sudah setengah memasukkan kejantanannya, tapi rasanya seperti badannya terbelah menjadi dua. Ia ingin berhenti, tiba-tiba satu hentakan keras membutnya menjerit tertahan. Matanya terpejam, dengan raungan yang membuatnya gila.

"Sakit!" ucap Tiana, ia meremas tangan Sumba yang lelaki itu gunakan untuk menopang tubuh.

Satu kecupan Sumba berikan, Tiana membuka matanya. Wanita itu menatapnya sayu, dengan sedikit rasa sakit yang terlihat.

"Maaf, aku menyakitimu." Sumba menarik Tangan Tiana, mengalungkan di lehernya. Ia juga mengusap ujung mata istrinya, ada lelehan air mata di sana. "Ini tidak akan lama."

Tiana mengangguk. Sumba kembali memberikan kecupan di seluruh wajahnya. Tangganya juga sudah merambat, meremas payudaranya. Kembali memberikan rangsangan yang hilang karna rasa sakit. Membuat Tiana kembali melenguh dengan dada melengkung.

Ciuman itu turun, dari leher hingga bertemu dua bukit kembar yang biasa ia remas setiap malam. Sumba menghisapnya kuat, menggigit pelan puting istrinya.

"Ahhh." Tiana mendesah, tangannya meremas rambut Sumba.

Sumba menarik kejantannya, lalu menghentakan dengan kuat membuat Tiana ikut tersentak. Sudah tidak ada rasa sakit yang Tiana rasakan, hanya gairah yang sudah sampai awan. Darahnya seperti mengalir kencang, otaknya juga seperti berputar. Rasanya sangat gatal, tapi juga nikmat secara bersamaan.

"Ahh.. Ahhh."

Sangat sesak, lubangnya tidak pernah di masuki benda besar seperti milik Sumba. Gerakan Sumba juga semakin liar, menghentaknya dengan berbagai gaya. Nafasnya naik turun, seiring dengan pelepasnya yang entah keberapa.

Bahkan payudara Tiana juga tak ketinggalan Sumba maikan, lelaki itu menghisap dan mengigit selaras dengan hentakan kuatnya. Sampai pelepasannya akan datang, gerakanya semakin tak terkendali.

Sumba menghengetakan tanpa jeda, menyalurkan hasrat yang akan meledak dalam dirinya. Ia mengabaikan Tiana yang merintih, rasanya seperti lebih memacu ardenalinya.

"Ahhh." desah Sumba, seiring dengan kejantanya yang menghentak semakin dalam. Menyeptrotkan benihnya, membiarkan mengalir dalam perut istrinya. Semoga saja itu menjadi buah cinta mereka berdua, agar ada keturunan keluarga Irkam ada yang seperti Tiana. Sangat megemaskan.

Short Story.(21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang