Fauzan X Gia. End

40K 1.8K 275
                                    

Jangan lupa nafas!

Akhir akhir ini Fauzan sudah seperti satpam rumah Gia, tidak jarang lelaki itu sampai tidur di pelataran rumah gadis itu. Bukan tanpa maksut Fauzan melakukannya, semua ia lakukaan untuk bertemu dan meminta maaf.

Sudah seminggu sejak kejadian di apartemenya saat itu, dan pada saat itu pula terakhir kalinya Fauzan bertemu Gia. Awalnya Fauzan hanya mengantar Lola untuk pulang, tapi saat kembali yang ia temukan hanya kehampaan. Gia sudah pergi, bahkan saat Fauzan datang kerumahnya, Gia sama sekali tidak menapakan diri walapun ada di dalam rumah.

Fauzan sudah memberikan pengertian sejelas-jelasnya pada Lola, walapun tidak ayal yang Fauzan dapat hanya raungan gadis itu. Bukan Gia yang menghancurkan hubunganya dengan Lola, hubunganya dengan Gia terjalin setelah Lola dan dirinya berakhir.

Gia tidak melakukaan kesalahan.

Ini semua kesalahannya, ia sendiri yang membuat rumit sampai tidak ada ujung dalam masalahnya. Gia sudah cukup memahami jika ia masih mencintai Lola, tapi dengan tak tau dirinya Fauzan malah menyeret gadis itu kembali di saat ia dan Lola sudah kembali bersama.

Brengsek pun sudah bukan kata yang tepat untuknya sekarang

Sejak kejadian itu, hubunganya dengan Lola juga tidak kunjung membaik. Gadis itu selalu menghindar, bahkan tidak jarang mengabaikanya jika bertemu. Entah kenapa Fauzan tidak peduli, ia sudah mengatakan apa yang terjadi saat itu. Percaya atau tidak, yang di pikiran Fauzan sekarang hanya Gia.

Karna bagi Fauzan, ia tidak benar-benar kembali dengan Lola. tidak ada pembelaan jika ia di katakan brengsek, karna Fauzan bahkan tidak lebih baik dari seorang penjahat.

"You're a jerk!" maki Lola.

Hari ini Fuazan kembali menemui Lola di rumahnya, menyalahkan gadis itu atas apa yang terjadi. Walapun sepenuhnya salah Fauzan, tapi ucapaan menyakitkan Kalola juga salah satu penyebab Gia tidak mau bertemu denganya.

"I do." aku Fauzan, tidak ada yang lebih berengsek darinya sekarang. "Tapi kamu nggak lebih buruk dari aku!"

Kalola terkekeh. Setelah apa yang lelaki itu lakukan padanya, kini semua masalah seolah terjadi karna dirinya. "Kamu nggak pernah berkaca, Fa. Semua ini terjadi karna diri kamu sendiri, kamu serakah! Kamu tidurin temenku sendiri di saat kamu masih menjalin hubungan sama aku."

"Tapi dia nggak akan pergi kalau kamu nggak ngomong kasar dan pukulin dia!"

"Dia pantes dapetin itu karna udah rebut kamu dari aku!" saut Lola cepat. "Dia memang nggak jauh beda sama nyokapnya."

"Jaga ucapaan kamu!" bentak Fauzan. Sebenarnya berapa kali ia harus menjelaskan jika Gia tidak pernah merebutnya, hubungan mereka terjalin setelah Ia dan Lola sudah berakhir. "Gia nggak pernah merebut aku dari kamu, dia menawarkan perhatian setelah kamu buang aku. Cuma waktu yang salah dalam mempertemukan kita."

"Pelakor, tetap pelakor!"

Plak!

"Kalola!" Fauzan tidak pernah bermain tangan terhadap wanita, tapi kali ini sepertinya tidak masalah jika Kalola orangnya. Fuzan membenci jika ada yang berbicara buruk tentang Gia. Fauzan bahkan tidak peduli jika Kalola pernah ia cintai begitu dalam. "Kamu pikir aku nggak tau kelakuan kamu!"

Kalola yang sudah akan membalas Fuazan pun diam. Tidak mungkin rahasia yang sudah ia simpan rapat terbongkar, ia adalah gadis dengan citra baik, lembut, dan tanpa celah.

"Yang seharusnya lebih cocok di panggil pelakor itu kamu, bukan Gia atau Mamanya. Gia nggak pernah tidur sama lelaki manapun selain aku, apalagi Dekan dan Dosen cuma buat dapat nilai sempurna!" Fauzan terkekeh, seharusnya ia membeberkan fakta ini sejak lama. Jika bukan karna rasa cintanya yang buta, Gia pasti masih tetep disisinya.

Short Story.(21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang