28 - Maafkan Aku

850 107 10
                                    

Selamat Membaca

+++

Dibawah sinar matahari sore Jennie duduk seorang diri menatap salju turun. Dibalik jendela kaca yang terbuka gumpalan es putih berjatuhan di atas tanah halaman. Dengan mata terpejam Jennie merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Rambutnya yang hitam mengkilap berterbangan mengikuti arah angin. Jennie menghembuskan nafasnya kasar, berharap semua beban pikiran dan hatinya bisa melambung lenyap bersama angin.

Beberapa hari yang lalu Jennie baru mengaktifkan mode internet pada ponselnya. Dan betapa terkejutnya Jennie saat melihat banyaknya artikel yang memuat nama Taeyong. Kekasihnya itu dikabarkan mengambil waktu vakum karena cedera punggung yang dideritanya. Sontak karena kabar berita itu Jennie segera menghubungi Jisoo. Bertanya apakah berita itu benar atau tidak.

Sedih tentu saja dirasakan oleh Jennie, pasalnya di saat seperti ini Jennie tidak bisa menemani Taeyong. Jangankan untuk menemani, sampai sekarang pun Jennie tak mengetahui kabar dari kekasihnya.

Dalam keheningan, Jennie menyandarkan kepalanya diatas meja kecil. Kepala bagian belakangnya terasa sangat pusing dan tubuhnya terasa tak bertenaga.

Getaran pada ponselnya yang juga disimpan diatas meja mengusik lamunan Jennie. Tubuh Jennie langsung saja terduduk tegak saat mengetahui ponselnya menampilkan sebuah panggilan. Jennie yang terlalu bersemangat langsung saja menggeserkan tombol hijau pada layar ponselnya.

"oppa, aku merindukanmu" ujar Jennie dengan suara pelan dan lirih. Sementara orang dari sambungan panggilan diam membisu. Ia bisa merasakan banyak rasa dari dua kata terakhir yang Jennie ucapkan.

"Jennie-a, maaf ini aku Irene"

Jennie menjauhkan ponselnya dari telinga. Benar saja nama Irene tertulis jelas sebagai penelepon. Jennie menghela nafasnya, ini buka kali pertama Jennie salah memanggil penelepon dengan sebutan oppa. Semua itu terjadi karena Jennie begitu menantikan panggilan dan pesan dari Taeyong.

"Jennie-a kau masih disana?" tanya Irene karena tak mendengar suara balasan dari Jennie.

"Jennie-a" panggil Irene lagi.

"eoh eonnie" balas Jennie dengan suara serak, seperti sedang menahan tangis.

"Jennie apa kau baik-baik saja? ada apa dengan suaramu, apa kau sakit?" tanya Irene bertubi-tubi sarat akan kekhawatiran.

"tidak eonnie, aku baik-baik saja" tanpa ada yang tahu, di kedua sudut mata Jennie air matanya sudah menggenang.

"jangan berbohong, aku sudah tahu semuanya. Jisoo menceritakan semua yang terjadi antara kau dan Taeyong" tangis Jennie pecah begitu mendengar Irene menyebutkan nama orang yang selalu ada dalam pikiran dan hatinya.

"eonnie aku sudah membuat kesalahan, aku mengecewakannya. sekarang aku tidak bisa menghubunginya. aku harus bagaimana eonnie, aku begitu merindukannya" suara Jennie terdengar begitu menyedihkan di telinga Irene. Wanita itu sama hancurnya dengan Taeyong.

"eonnie aku menyesali semua perbuatanku, aku tak bisa kehilangannya, aku begitu mencintainya. eonnie aku kekasih yang buruk"

"Jennie-a"

"Jennie-a"

"ya! Kim Jennie" panggil Irene berulang kali.

"sudah tak perlu menangis, sekarang kau dengarkan aku baik-baik. Jennie, kau adalah wanita yang paling pantas untuk Taeyong jadi tidak perlu berkecil hati. Semua orang pernah melakukan kesalahan, tak terkecuali kau. aku tidak membenarkan kalian berdua. kau salah karena sudah bermain dibelakang Taeyong dan Taeyong pun begitu, dia salah karena sudah lari dari masalah. Kau pantas mendapatkan kesempatan kedua tapi dengan catatan kau harus membuktikan rasa penyesalanmu. kau harus memutuskan hubunganmu dengan Kai. Ingat hubungan kalian hanya sebatas senior dan junior. percayalah kalau Taeyong akan memaafkanmu dan akan segera menemuimu"

SWASTAMITA (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang