HwaYoung merasakan guncangan di bahunya. Ternyata ia tertidur selama perjalanan.
"Hngg?" HwaYoung masih mengumpulkan nyawanya. Ia lalu menoleh ke arah Han yang menoleh dari jok depan. Sedangkan Hyunjin sudah tidak ada di sampingnya.
HwaYoung turun ditemani Han yang berjalan di sampingnya. HwaYoung sedikit tertegun karena di depannya banyak sekali maid dan penjaga. Walaupun suasana masih gelap, matanya masih bisa melihat bangunan megah di hadapannya.
"Han?" HwaYoung mendekatkan diri kepada Han. Merasa sedikit waswas.
"Kaget ya?" Tanya Han sambil tersenyum pengertian.
HwaYoung hanya mengangguk.
"Tenang aja, nanti juga terbiasa."
HwaYoung lagi lagi hanya mengangguk dan berjalan masuk. Ia masuk ke bangunan yang sepertinya bangunan utama, berada diantara dua bangunan lainnya.
"Nona, mari saya antar ke kamar anda." Kata salah seorang maid yang sepertinya sudah melewati empat puluhan tahun itu.
"Ah, baik." Kata HwaYoung sopan.
HwaYoung diantarkan ke lantai dua bangunan utama, masuk ke salah satu pintu, yang ia duga itu kamarnya.
"Yang ini kamar nona. Di dekat tangga tadi kamar tuan Han dan kamar paling ujung lantai dua ini adalah kamar Tuan Hyunjin. Sebenarnya sekarang bukan jam para maid lagi, tapi berhubung kalian baru pulang, jadi kami bersiap lagi. Di bawah ada dapur bersih, ruang tv, ruang kerja, bar, kolam renang dan lain lain. Kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan."
HwaYoung mencerna semua yang dikatakan maid yang satu ini.
"Hmm sebelumnya terimakasih.. eergh.." HwaYoung bingung apa sebutan untuk maid yang satu ini.
Maid ini tersenyum lalu berujar. "Panggil saya nanny saja."
HwaYoung tersenyum balik. "Ah ya sebelumnya terimakasih nanny, semuanya sudah cukup jelas."
"Baiklah kalau begitu saya pamit dulu, bangunan maid ada di sebelah barat, lalu bangunan untuk para penjaga ada di sebelag timur. Kalau nona butuh bantuan maid, nona boleh menekan bel yang ada di dekat tangga bawah."
"Baiklah, terimakasih banyak nanny." HwaYoung tersenyum.
"Sama sama, ah, kopermu.." Nanny baru teringat koper yang berada di samping kaki HwaYoung.
"Tidak apa nanny, nanti aku akan membereskannya sendiri."
Setelah itu Nanny pun pamit.
HwaYoung segera membereskan baju-baju yang ia bawa, serta laptop dan beberapa barang penting lainnya.
Lagi-lagi pikirannya kembali memikirkan BangChan. Dimana kakaknya berada sekarang? Apakah kakaknya akan baik baik saja?
Tok tok
Ketukan pintu membuyarkan lamunan HwaYoung.
HwaYoung bergegas membuka pintu dan ia melihat Hyunjin yang berdiri di depannya.
"Sudah beres-beresnya?"
HwaYoung yang merasa sedikit canggung hanya mengangguk.
"Aku tunggu kamu di bawah, kamu juga pasti lapar." Ucap Hyunjin masih sedikit dingin.
"Iya.. eh.. Hyunjin." Panggil HwaYoung saat Hyunjin sudah membalikkan badannya.
"Soal aku pergi ke Dermaga.. maaf ya sekali lagi." HwaYoung mencoba berani menatap langsung mata Hyunjin.
"Ck, iya aku maafkan." Hyunjin tersenyum tipis dan mengusak pelan rambut HwaYoung.
HwaYoung merasa lega. Hyunjin tidak marah kepadanya. Ia menutup kamar dan bergegas ke bawah untuk makan bersaman.
HwaYoung kaget melihat meja makan yang lengkap dengan berbagai menu makanan.
"Woah, apa setiap hari makanannya selalu seperti ini?" Tanya HwaYoung takjub.
"Ayo perbaikan gizi Young." Kata Han enteng.
HwaYoung hanya terkekeh lalu menyantap makanan yang didepannya.
Setelah selesai makan, HwaYoung membereskan meja dan membawa piring mereka ke tempat cucian yang ada di belakang. Salah satu maid menahan HwaYoung tapi HwaYoung tetap bersikeras untuk membantu membereskannya.
Hyunjin yang melihat hal itu mendekati HwaYoung.
"Kenapa kamu yang mencuci?" Tanya Hyunjin yang berdiri di samping HwaYoung.
"Hmm tidak apa, sudah menjadi kebiasaanku kalau di rumah, habis makan, langsung cuci."
"Kan ada maid." Kata Hyunjin lagi.
"Aku tau. Tapi ini diluar jam kerja mereka kan? Tidak masalah, biarkan mereka istirahat." Jawab HwaYoung sambil mencuci piring. Tidak sadar Hyunjin memperhatikannya.
Hyunjin hanya berdiri di dekat HwaYoung tanpa membantunya. HwaYoung menoleh dan menciprat muka Hyunjin.
"Ish apaan sih." Omel Hyunjin.
"Daripada kamu melamun, lebih baik bantu lap piringnya." Omel HwaYoung tidak mau kalah.
"Aku tidak mau."
"Yasudah sana."
"Tidak mau."
"Ck, sinting."
"Eh apa katamu?" Hyunjin mendekatkan diri kepada HwaYoung.
"Tak ada."
Hyunjin hanya menarik napas dalam untuk menenangkan emosinya.
"Selesaaaaai." HwaYoung mengelap tangannya dan berbalik.
"Dah, langsung tidur princess, jangan kabur." Kata Hyunjin sambil berlalu mendahului HwaYoung.
"Mana bisa aku kabur dari sini."
"Nah itu tahu."
HwaYoung hanya misuh misuh saat menuju kamarnya.
Jangan tanyakan Han, ia sudah masuk ke alam mimpi sejak tadi.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER [Hyunjin + BangChan]
Fanfiction"Lo siapa sih?! Gausah narik gue!!" HwaYoung mencoba melepaskan tangannya dari genggaman pria asing yang tiba tiba menyeretnya. "Gue Hyunjin, yang ditugasin kakak lo buat ngejaga lo." Ucap Hyunjin tenang, lalu kembali menarik HwaYoung. Mau tidak mau...