HwaYoung menoleh mencoba mendengar suara Han yang kalah oleh suara baling baling. Tapi ia melihat gerak mulut Han.
'Hyunjin menjemput kakakmu.'
HwaYoung menunggu helikopter benar benar mendarat. Beberapa bodyguard menghampiri helikopter.
HwaYoung berlari saat melihat BangChan yang terbaring lemah.
"KAKAK!" HwaYoung mengejar dan menghampiri mereka.
Separuh hati HwaYoung lega dan separuhnya lagi sakit. Ia senang melihat kakaknya kembali tapi kakaknya sama sekali tidak membuka mata. Banyak sekali selang yang terpasang dan banyak memar di tubuh dan muka kakaknya.
"KAK, INI AKU KAK, AYO BANGUN." HwaYoung mengguncangkan tubuh kakaknya, tapi tertahan oleh Hyunjin yang menjauhkan HwaYoung dari BangChan.
"Aku tahu kamu sangat merindukan kakak mu tapi biarkan dia masuk terlebih dahulu." Ucah Hyunjin sambil menahan pundak HwaYoung.
HwaYoung akhirnya menurut dan membiarkan orang medis kepercayaan Hyunjin membawa kakaknya.
Oh, ada satu ruangan lagi ternyata. Ruang bawah tanah di bangunan utama. Kesana lah mereka membawa BangChan.
HwaYoung memberi ruang tenaga medis untuk mengecek BangChan.
"Aku ke atas ya Young." Han yang semenjak tadi menemani HwaYoung menepuk pundaknya.
HwaYoung hanya mengangguk, tak mengalihkan perhatian dari kakaknya.
Setelah dirasa selesai, HwaYoung maju dan bertanya ke salah satu dokter.
"Dok, kakak saya kenapa?" Tanya HwaYoung tanpa basa basi
"Kakak anda mengalami pendarahan di dalam, tapi untungnya kami sudah melakukan tindakan selama perjalanan kemari. Untuk sekarang, biarkan kakak anda istirahat dulu sampai malam hari untuk menenangkan trauma di tubuhnya." Ucap salah satu tenaga medis yang HwaYoung percaya sebagai dokternya.
HwaYoug mencoba mencerna perlahan lalu mengangguk. "Dok, bolehkah saya berbicara sebentar saja dengan kakak saya?"
"Baik, lima menit ya." Jawab dokter itu sebelum berlalu meninggalkan HwaYoung dan BangChan.
"Hai kak.." HwaYoung meraih tangan kakaknya dengan lembut.
"Kak, aku bahagia kakak ditemukan. Tapi siapa yang sudah membuat kakak seperti ini?" Kata HwaYoung pilu, ia sudah tidak bisa menahan tangisnya.
"Kak, cepat sembuh ya. Aku sangat merindukan kakak." Lalu ia mencium kening kakak kesayangannya itu.
Setelah puas, HwaYoung memberikan BangChan ruang untuk beristirahat sesuai perintah dokter tadi. Ia berlalu untuk pergi ke kamarnya.
Saat sudah sampai di lantai dua ia melihat beberapa maid berdiri di depan pintu kamar Hyunjin. Karena penasaran, HwaYoung menghampiri mereka.
"Nanny, Hyunjin kenapa?" Tanya HwaYoung saat melihat Nanny di depan pintu kamar Hyunjin dengan membawa mangkuk berisi air hangat.
"Seperti biasa nona, tuan Hyunjin tidak mau kami mengobati dirinya yang terluka."
HwaYoung kaget. Karena fokus ke kakaknya, ia sampai tidak sadar kalau Hyunjin terluka.
"Sini biar aku saja Nanny." HwaYoung mengambil mangkuk yang Nanny pegang.
"Tapi Non.."
"Tidak apa apa." Potong HwaYoung seakan mengerti apa yang akan Nanny bicarakan.
HwaYoung membuka pintu dan langsung masuk ke kamar Hyunjin yang di dominasi warna hitam dan merah.
"Sudah aku bilang aku tida..." Omongan Hyunjin terhenti saat ia sadar bahwa yang masuk ke kamarnya adalah HwaYoung.
"Kamu mau apa?" Tanya Hyunjin yang melihat HwaYoung sudah duduk di hadapannya.
"Mengobatimu. Apalagi?" Kaya HwaYoung sambil memeras kain yang sudah dibasahi air hangat.
Ajaibnya Hyunjin patuh dengan HwaYoung yang mengelap jejak darah di pipi dan sudut bibirnya.
"Maaf aku tidak sadar bahwa kamu juga terluka.." kata HwaYoung lembut.
"Hmm.. aw.." Rengek Hyunjin yang merasakan perih saat kain bergesekan dengan luka di sudut bibirnya.
"Tahan sebentar, ini tidak akan lama." HwaYoung masih teliti mengobati luka di muka Hyunjin.
Hyunjin hanya memperhatikan bagaimana HwaYoung mengobati luka nya. Ia memperhatikan mata HwaYoung yang sedikit bengkak, mungkin karena menangisi BangChan dari kemarin.
Tidak sadar, tangan Hyunjin terulur untuk menepuk puncak kepala HwaYoung. Menenangkannya karena Hyunjin tahu HwaYoung benar-benar sedang mengkhawatirkan kondisi kakaknya.
"Tenang saja, semua akan baik baik saja."
HwaYoung yang mendapat perlakuan seperti itu menghentikan kegiatannya dan menunduk. Beberapa bulir air mata menetes dari matanya.
"Aku takut kehilangan kakakku." HwaYoung menekan suaranya sebisa mungkin supaya isakannya tidak semakin keras.
Hyunjin tahu rasanya kehilangan. Ia pernah berada di posisi itu. Sayngat menyakitkan.
Hyunjin menarik HwaYoung ke dalam pelukannya. Menenangkan gadis itu, menekankan bahwa semuanya akan baik baik saja.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
LEADER [Hyunjin + BangChan]
Fanfiction"Lo siapa sih?! Gausah narik gue!!" HwaYoung mencoba melepaskan tangannya dari genggaman pria asing yang tiba tiba menyeretnya. "Gue Hyunjin, yang ditugasin kakak lo buat ngejaga lo." Ucap Hyunjin tenang, lalu kembali menarik HwaYoung. Mau tidak mau...