Hyunjin menggenggam tangan HwaYoung, berharap HwaYoung merasakannya.
"Dasar, kau selalu membuat orang panik princess." Ucap Hyunjin sambil terkekeh pelan.
"Ayo bangun, aku rindu." Hyunjin menempelkan tangan HwaYoung ke pipinya.
Hyunjin merasakan gerakan di tangan HwaYoung dan syukurlah perlahan HwaYoung membuka mata. Hyunjin segera memanggil dokter untuk memeriksa HwaYoung.
"Kondisi pasien sudah stabil. Tapi jangan terlalu memaksanya untuk berpikir berat." Jelas dokter.
Hyunjin langsung mengangguk paham. Ia kembali memusatkan perhatiannya ke HwaYoung yang sedang menatap sekeliling.
"Hai Princess." Sapa Hyunjin pelan, tak terasa air matanya jatuh.
HwaYoung yang menyadari itu hanya mencoba mengangkat tangannya dan mengelap pipi Hyunjin.
"Ckck, ternyata kamu bisa menangis juga Hyunjin. Sini." HwaYoung melebarkan tangannya perlahan, lalu Hyunjin langsung memeluknya.
"Aku pikir kau akan meninggalkanku juga." Kata Hyunjin.
"Tidak Hyunjin."
Dalam hati, HwaYoung membenarkan perkataan kakaknya, disini ada lelaki yang menunggunya untuk pulang.
Setelah keadaan HwaYoung dipastikan lagi, ia segera dipindahkan ke ruang rawat inap.
.
.
.
.
.
HwaYoung duduk bersandar di bangsalnya sedangkan Han sedang bersusah payah menyuapi HwaYoung."Ayo aaaaa, bubur ini sangat enak HwaYoung."
"Sudah dua suap."
"Lagi! Wah kau tidak kasihan dengan orang yang memasak bubur ini?"
"Hanya sekali lagi."
Akhirnya HwaYoung mau memakan lebih bubur yang sudah Han siapkan di sendok.
Toktok
Hyunjin memasuki ruangan dengan Minho.
"HwaYoung! Kau membuat jantungku berhenti." Kata Minho yang langsung menghampiri HwaYoung.
"Haha, aku baik saja kak."
"Syukurlah kalau begitu. Hei Han, mengapa kau memakan makanan HwaYoung?!" Minho mengomeli Han yang sedang asik menyantap bubur.
"Hwabwisnya, HwaYoung kewnyang." Ucap Han sambil mengunyah.
"Hyung, bagaimana dengan Kim Yoo Da?" Tanya Hyunjin to the point.
HwaYoung dan Han juga menoleh ke arah Minho.
"Ya, aman. Aku datang terlambat karena langsung mengawal Kim Yoo Da ke ruang isolasi. Karena kasusnya sudah bertahun tahun dan telah menewaskan banyak orang, maka besok ia akan langsung di eksekuai mati."
"Langsung besok Hyung?" Tanya Han.
"Yup, besok." Minho mengangguk.
"Kalau kalian ingin hadir, besok kami akan menjemput kalian."
..
.
.
.
.
.
Hyunjin mendorong kursi roda HwaYoung perlahan. Ternyata disana banyak wartawan yang juga menunggu mereka. Berkat pengawalan polisi, mereka berhasil melewati kerumunan wartawan itu.Di ruang pengadilan, mereka melihat Kim Yoo Da memakai baju terdakwa dan duduk di tengah ruang pengadilan, mendengarkan keputusan pengadilan mengenai hukumannya.
Ruangan pengadilan dijaga ketat oleh aparat.
Pengadilan membacakan bahwa hukuman Kim Yoo Da adalah hukuman mati di kursi listrik. Setelah ini, ia langsung dihukum mati.
Beberapa saksi termasuk Minho, HwaYoung, Hyunjin dan Han, menyaksikan hukuman Kim Yoo Da.
Dari dalam ruang kaca, Kim Yoo Da bisa melihat ke tiga anak yang ia kacaukan hidupnya sebelum matanya di tutup dan mulutnya ditahan oleh pengganjal supaya tidak teriak.
HwaYoung memalingkan wajahnya. Bagaimanapun, ia tidak bisa melihat orang dihukum dengan cara seperti itu. Hyunjin memegang tangannya dan menenangkan HwaYoung.
Setelah terdakwa dinyatakan meninggal dunia, barulah para saksi bisa meninggalkan ruangan.
(*Prosedur hukuman mati ini, hanya berdasarkan imajinasi penulis, bukan sesuai teori aslinya)HwaYoung, Hyunjin, dan Han bernapas lega. Bukan, bukan karena mereka jahat karena Kim Yoo Da yang meninggal. Tapi mereka lega semuanya telah usai. Tidak ada lagi hidup bersembunyi, tidak ada lagi memburu atau diburu.
.
.
.
.
.
.
.Setelah itu, mereka kembali ke rumah Hyunjin. HwaYoung melakukan perawatan dari rumah.
"Jadi, apa rencana kalian setelah ini?" Tanya Minho.
"Membuka jasa hacker." Kata Han asal
"Menikmati hidup." Jawab Hyunjin
"Errh, aku sebenarnya tidak tahu akan melakukan apa." Jawab HwaYoung.
"Ekhem, mungkin.. bisa menjadi pendamping hidupku." Jawab Hyunjin sambil menggaruk tengkuknya.
"Oke ayo Han kita siapkan semuanya." Ajak Minho, lalu Han menyetujuinya.
"Hei apa?!" HwaYoung langsung kaget menanggapi mereka, pipinya langsung bersemu merah.
Hyunjin yang memperhatikan HwaYoung langsung merangkul bahu waita itu.
"Ayo mulai hidup baru." Bisik Hyunjin.
HwaYoung mengangguk malu. "Let's start new adventure."
Han, Minho, serta maid dan bodyguard yang ada di kediaman Hyunjin diam diam terpekik senang~
-End-
YOU ARE READING
LEADER [Hyunjin + BangChan]
Fanfiction"Lo siapa sih?! Gausah narik gue!!" HwaYoung mencoba melepaskan tangannya dari genggaman pria asing yang tiba tiba menyeretnya. "Gue Hyunjin, yang ditugasin kakak lo buat ngejaga lo." Ucap Hyunjin tenang, lalu kembali menarik HwaYoung. Mau tidak mau...