Chapter 21

1.1K 206 119
                                    

Ketika dalam satu waktu seluruh harapan yang terputus, hanya tergantikan oleh angan-angan, sudah seharusnya kini menjalani segalanya seperti tidak ada yang terjadi.

Semuanya akan baik-baik saja, itulah yang ada di benak Jisoo setiap hari. Setidaknya itu memang membuatnya lebih tenang.

Satu bulan...

Tepat satu bulan yang lalu ia merasa sakit hati teramat tinggi, alasannya tidak ditemukan. Sebuah alasan yang bahkan ia tidak tahu apa itu, dirinya tidak mengerti.

Ia tidak pernah menyebut nama Kim Taehyung lagi, berusaha tidak memikirkannya, dan bahkan Jisoo tidak lagi berlarut dalam kesedihan. Namun, ada satu hal yang masih menjadi rahasia baginya, yaitu apa perkara hingga Taehyung memutuskan untuk menjalani kehidupan masing-masing. Setiap hari, itu yang Jisoo pikirkan, selalu bertanya-tanya.

Dan lagi, sesuai yang Kim Taehyung inginkan pernikahannya kini sudah di depan mata. Tiga hari lagi.

Jisoo memejam, menghembuskan napas pelan, beriringan angin malam yang menerpa wajah. Sepertinya ia terlalu merindukan seseorang hingga menyendiri, duduk di bangku kayu yang berada di halaman rumah Oh Sehun. 

Ya, Sehun mengajaknya untuk berkunjung, dan tidak mungkin Jisoo menolaknya. Secara garis besar Sehun adalah calon suaminya.

Sekarang tidak bisa disangkal, Jisoo menyerah. Kim Taehyung benar, semua yang pria itu katakan benar. Lagipula jika pria itu tidak keberatan tanpanya, ia juga akan berusaha melakukan hal yang sama. Meski Jisoo tidak pernah percaya, jika Taehyung akan baik-baik saja.

"Jisoo, jika kau ingin pulang beritahu aku." Sehun berkata, muncul dari belakang. Lalu pria itu duduk di samping Jisoo.

Hanya mengangguk, dan kembali menatap langit serta pemandangan kota yang senyap.

"Baiklah," ujar Jisoo.

Hari ini ia menghabiskan waktu di rumah Sehun, Jisoo berbincang kecil dengan keluarga Oh, dan belajar merajut bersama. Ia diperlakukan baik walaupun sempat membuat masalah.

"Kau sepertinya terlalu menyukai rumahku hingga tidak ingin pulang. Sekarang sudah hampir pukul sembilan." Tutur Sehun tersenyum lebar.

Jisoo tertegun, tidak menyangka jika sudah selarut itu. Ia hanya menunduk, memainkan jemarinya.

Sehun mengeratkan jemarinya pada Jisoo, merapatkan duduknya.

"Kau cantik, Jisoo." Ungkap Sehun berbisik di telinga.

Jisoo tercekat kala Sehun mengecup pipinya dalam waktu yang lama. "Sehun, bagaimana jika keluargamu melihat?" Tanya Jisoo ragu, ketika Sehun melepaskan kecupannya. Pria itu terkekeh.

"Tidak masalah," balasnya. Kembali menyelami wajahnya di antara surai dan telinga Jisoo, menghirup aroma yang ada.

Jisoo menelan ludah, rasanya sangat--aneh. Beberapa detik setelahnya ia tertawa kecil, merasa geli sebab hembusan napas Sehun yang menerpa kulitnya, ia menjauhkan tubuh pria itu.

Sehun tertawa, ia pandang wajah cantik itu penuh damba. Sejak awal Ayahnya mempertemukan dengan Jisoo, demi Tuhan Sehun tertarik pada gadis itu. Terlihat polos, tetapi membuatnya penasaran. Tetapi, ia rasa ini hanya sepihak, manalagi beberapa waktu lalu ada seseorang yang mengambil Jisoo darinya.

Pria mana yang ingin wanitanya lebih memilih orang lain? Bukan Oh Sehun jika ia diam saja, semua yang ia inginkan harus terjadi.

Pada akhirnya, ia selalu menang.

"Aku tahu Kim Taehyung hanya membuatmu hilang arah." Tutur Sehun secara tiba-tiba, membuat Jisoo terdiam. "Jika saja kau tak mengenalnya, mungkin semua akan berjalan dengan baik. Kau gadis yang patuh, dan tidak mungkin melanggar perintah ayahmu. Inilah dirimu yang sebenarnya."

Circle Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang