The Real Hell Was Just Started

592 110 11
                                    

"Itu semua untuk hari ini, jangan lupa untuk mengerjakan PR kalian. Sekarang, pergi kembali ke pelatihan kalian." Kalego menutup pembelajaran, dapat dilihat para murid kelas abnormal yang sedang ada di kelas (minus Iruma) sudah seperti mayat hidup dengan penampilan mereka yang sudah acak-acakan. (minus Eliza, Clara dan Iruma karena penampilan mereka masih sama.)

Jazz dan Allocer? Mereka tidak mengikuti pembelajaran di sekolah karena sedang- oke, jangan spoiler dulu walau yang baca manga pasti udah tahu.

Selagi belum dipanggil oleh tutor mereka, kini mereka semua memutuskan untuk mengadakan meeting dadakan di Royal One dengan lampu yang dimatikan dan lilin sebagai pencahayaan, sudah seperti mau melakukan ritual ngepet.

"Bicaralah, 'gimana kabar kalian? Ini sudah dua minggu, kita semua ingin tahu apakah pelatihan yang lain juga sama buruknya." ucap Lied membuka pembicaraan, lantas menunjuk Goemon-Agares sebagai orang pertama yang menceritakan pengalamannya.

"Aku senang kau bertanya!" balas Goemon yang penampilannya basah kuyup, ia mengambil salah satu lilin untuk menghangatkan dirinya dan Agares. "Hanya dengan mengingatnya saja membuatku merinding, Vepar-dono ingin memperkuat garis keturunan kita, jadi ... dia mengurung kita didalam air dengan waktu yang lama ...." Lelaki itu berbicara dengan tubuh yang bergetar.

"Itu penyiksaan!!"

"Oleh karena itu Agares-dono selalu tidur ketika kita sedang tidak latihan!" seru Goemon sembari menangis memeluk Agares yang sedang tertidur.

"Uhh, bukannya itu normal?"

"Hari demi hari serangan air terus berlanjut ...."

Lied mengangkat tangan kanannya. "Itu mirip dengan latihanku! Robin-sensei memintaku untuk membawa barang favoritku, jadi aku membawa semua game yang kupunya ...."

Lelaki itu pun menceritakan dirinya yang bermain game selama berhari hari dari siang sampai pagi dini hari, baru ia diperbolehkan pulang saat matahari sudah terlihat.

Lied pun berteriak kalau kepalanya kini bahkan sudang ngebug. *Puk puk, otak saya juga sekarang ngebug karena kebanyakan kerkom.

Azz dan Sabnock yang mendengarnya berkata kalau bahkan mereka tidak pernah pulang kerumah dari hari pertama sampai mereka dapat melayangkan pukulan pada Balam, mereka hanya diperbolehkan untuk pergi ke kelas untuk mengikuti pembelajaran.

Tentu saja Balam pun ada perlawanannya, tidak mungkin lelaki itu membiarkan keduanya menyerangnya dengan mudah, dan itu sudah terlihat dari tubuh serta pakaian mereka yang terlihat kotor, Sabnock aja banyak koyonya- eh bukan koyo, ya?

"Bicara soal tidak kembali, mereka berdua ...."

(Name) menopang dagu. "Jazz dan Schneider tidak pernah kembali sejak dibawa Furfur-san."

"Ya, sebelumnya aku menanyakan bagaimana kabar mereka, awalnya mereka membalas kalau mereka bersenang-senang, tapi lama-kelamaan pesan mereka menjadi singkat, dan yang terakhir ...."

"Mereka seperti mengirimkan sebuah kode. Aku juga dapat pesan yang mirip seperti itu darinya," tukas (Name).

(Name) masih bisa mengecek ponselnya di saat istirahat siang maupun malam, jadi ia bisa membaca peean yang dikirimkan Jazz.

Topik Jazz dan Allocer ditutup, mereka tidak mau tahu apa yang terjadi pada keduanya, termasuk (Name), karena untuk sekarang lebih baik mementingkan diri sendiri dulu dari pada orang lain kalau tidak mau mati.

Selanjutkan Eliza dan Clara, mereka bercerita tentang pelatihan yang diberikan oleh Raim. Lalu Camui dan Kerori kini bercerita tentang pelatihan mereka untuk menjadi summoner, maka dari itu mereka dikurung bersama para hewan dikandang agar dapat memahami mereka.

A Half || [Mairimashita! Iruma-kun x Reader]Where stories live. Discover now