16. lembar keenam belas

319 94 9
                                    

Kau adalah satu-satunya matahariku,
satu-satunya di dunia.

⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

Suara teriakan memenuhi lapangan basket indoor.

"Woooo, semangat!!!"

Jangmi menoleh ke arah Jisu yang baru saja berteriak.

"Jisu-ya, antar aku ke toilet, ya?"

Jisu menoleh. "Eung? Baiklah, ayo."

Jangmi tersenyum senang. Kemudian mereka berdua berdiri untuk pergi ke toilet.

Jungwon yang tak sengaja melihat keduanya pergi meninggalkan lapangan hanya bisa diam memperhatikan.

"Jungwon-ah."

"Eo?" Jungwon refleks menoleh hingga akhirnya semua menjadi gelap.

Jungwon pingsan.

Terkena hantaman bola basket.

×××

"Kita beli tiga minuman dingin, eo? Untuk Sunoo, Ni-Ki, dan juga Jungwon," ucap Jisu sambil mengeluarkan tiga kaleng minuman dari lemari pendingin yang ada di kios sekolah.

Tadi, setelah dari toilet, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke minimarket sekolah untuk membeli makanan.

Jangmi mengangguk setuju.

"Terima kasih," ucap Jangmi seetelah membayar makanannya.

Selesai melakukan pembayaran, mereka keluar dari tempat itu. Kemudian melanjutkan perjalanannya menuju lapangan basket lagi. Namun, saat mereka berbelok di koridor, mereka langsung melihat teman-teman kelasnya berlarian menuju ruang kesehatan. Hal itu membuat Jisu dan Jangmi saling menatap satu sama lain. Baru setelah itu mereka berdua ikut berlari menuju ruang kesehatan.

"Kenapa-Kenapa?" tanya Jisu pada Sunoo yang ada di luar ruang kesehatan.

"Kau dari mana memangnya, sampai tidak tau apa yang terjadi?" tanya Sunoo.

"Mengantarku ke toilet dan membeli makanan," balas Jangmi.

"Ada yang sakit? Cedera?" tanya Jisu.

"Jungwon pingsan terkena bola karena tidak fokus."

Jisu dan Jangmi langsung terkejut.

"Tenang, dia akan baik-baik saja."

×××

Gadis itu dengan telaten mengobati luka memar di kening Jungwon. Hingga tiba-tiba saja Jungwon membuka matanya. Dan dia langsung memegang kepala yang terasa sakit pusing.

"Aish, pusing seka—" Jungwon menggantungkan kalimatnya saat tak sengaja menoleh ke arah gadis itu. "S— siapa?" tanyanya.

Gadis itu tersenyum. Dia menjawab, "aku Kim Ji Eun, anggota kesehatan sekolah." Seraya membereskan obat-obatan.

Jungwon mengangguk pelan. Kemudian Jungwon bangun dan duduk di atas ranjangnya. Masih dengan tangan yang memegang kepala. Demi apapun, kepalanya terasa sangat sakit.

"Eo." Jungwon menghentikan Ji Eun yang hendak mengembalikan kotak obat ke tempat asalnya.

"Kenapa?"

"Boleh aku meminjam cermin? Kau punya cermin, tidak?" tanya Jungwon.

"Ah, sebentar." Ji Eun merogoh saku blazer-nya. Memberikan ponselnya pada Jungwon. "Pakai saja ponselku."

Jungwon menerimanya. Setelah itu dia memfokuskan layar hitam ponsel Ji Eun agar dia bisa melihat luka di keningnya.

"Kenapa sakit sekali?" gumam Jungwon.

"Aku sudah memberikan obat, lukanya akan menghilang dalam beberapa hari, jadi bersabar, ya?"

Jungwon memberikan ponsel tersebut pada pemiliknya. "Iya, terima kasih."

"Sekarang, kau diam di sini dulu. Istirahat."

"Tapi, aku akan makan siang. Ini sudah waktunya makan, kan?"

Ji Eun terkekeh. "Benar, tenang saja soal makan siangmu, aku akan membawakannya ke sini."

×××

Jangmi berdiri dari kursi setelah memakan habis makanannya.

"Aku sudah selesai."

"Eo, kalau begitu tolong belikan Jungwon makanan, dia pasti sudah bangun dari pingsannya, dan aku yakin dia juga ingin makan siang," jelas Ni-Ki.

"Eo, Jangmi-ya, kau akan menemui Yang Jungwon?" Jangmi dan teman-temannya menoleh. Kim Ji Eun berdiri di sebelah meja mereka.

"Memangnya kenapa?" tanya Jisu.

"Kebetulan, aku ke sini untuk makan siang dan setelah itu membawakan Jungwon makanan. Karena takut dia menunggu lama, kau bisa, kan, membawakannya untuk dia?" tanya Ji Eun.

"Aku? Baiklah," balas Jangmi.

×××

Jungwon terbaring di ranjangnya. Dia menatap langit-langit ruang kesehatan.

Ceklek

Jungwon refleks menoleh ke arah pintu yang terbuka.

Wajah yang semula terlihat murung, kini berubah saat melihat kedatangan Lee Jangmi.

Jungwon tersenyum. Jangmi terlihat bersinar di matanya. "Jangmi-ya? Kau ke sini?" tanya Jungwon.

Jangmi berdiri di sebelah ranjang Jungwon. "Eung, aku membawakan makanan. Tadi Ji Eun tidak bisa membawakannya karena takut kau menunggu lama. Kau lapar, kan?"

Jungwon tersenyum.

Jangmi sibuk membuka makanan untuk Jungwon karena tertutup plastik dengan sangat rapat.

"Eum ... terima kasih."

Diperbarui: 17 September 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diperbarui: 17 September 2021

[✓] ABOUT FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang