23. lembar kedua puluh tiga

244 83 3
                                    

Aku ingin memberikan semua hatiku untukmu jika kau bisa tinggal di sisiku selamanya.

⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

"Sepertinya aku harus meminta maaf karena kemarin aku berbicara ketus padanya," ucap Jungwon.

Ji Eun mengangguk setuju. "Tentu saja harus. Minta maaflah padanya. Aku yakin dia akan memaafkanmu."

Jungwon mengangguk.

"Aku akan mendukungmu agar kau bisa mendapatkan cinta pertamamu itu."

"Jungwon-ah." Jungwon sadar dari lamunan begitu Jangmi memegang bahunya.

"Eo? Kenapa?" tanya Jungwon kemudian.

"Kenapa melamun, seharusnya kau menikmati kopimu ini. Kan, gratis," ujar Jangmi.

"Ah, iya."

"Ya, kau mau beli ice cream bersamaku tidak? Biasanya, aku selalu membeli bersama Jake oppa, tapi sekarang dia sibuk. Apa kau mau membelinya bersamaku?"

Jungwon merasa tidak suka tapi dia juga merasa senang karena Jangmi mengajaknya.

"Apa kau sangat menyukai ice cream?" tanya Jungwon.

"Tidak juga. Tapi siapa yang tak mau membelinya?"

"Jangan beli ice cream," kata Jungwon. Alasannya, karena dia tak ingin pergi membeli ice cream sebagai pengganti Jake. "Kita membeli gula kapas saja, bagaimana?"

"Gula kapas?"

Jungwon merasa senang ketika melihat raut antusias Jangmi.

Jangmi mengangguk-anggukkan kepala setuju. "Aku mau!"

Jungwon tersenyum, dia bahagia karena Jangmi terlihat antusias untuk membeli gula kapas. Semoga saja lewat permen kapas ini, mereka berdua bisa menjadi lebih dekat.

×××

Jungwon melangkah menuruni beberapa anak tangga rumah. Malam ini, dia berpakaian sangat rapi. Biasa, untuk pergi berdua dengan cinta pertamanya.

"Mau ke mana malam-malam begini?" tanya sang ibu.

Jungwon tersenyum ke arah ibunya sambil berjalan menghampiri. Ibunya itu sedang sibuk menyiapkan makan malam.

"Aku akan pergi sebentar. Untuk makan malam, aku makan di luar saja bersama teman."

"Teman? Ada Ni-Ki?"

Jungwon terdiam. Tidak. Dia tidak pergi dengan Ni-Ki. Bahkan Ni-Ki tidak tahu bahwa dia hendak pergi bersama Jangmi.

Jungwon menggeleng. "Tidak."

"Lalu, kau akan pergi dengan siapa?"

"Teman."

"Tidak seperti biasanya. Dia perempuan atau laki-laki?"

Jungwon kembali terdiam. Dia menggaruk kepala bagian belakangnya. "Eum, pe—"

"Perempuan yang kau suka itu?!"

Jungwon tersenyum malu, kemudian mengangguk kaku.

Ibunya langsung terkekeh. "Jangan malu. Ya sudah, ibu mengizinkan. Buat dia nyaman bersamamu, ya?"

"Ish, ibu jangan membuatku malu."

Ibunya tertawa pelan.

"Eo, ibu boleh minta tolong tidak?" tanya sang ibu tiba-tiba.

"Minta tolong apa?"

"Sebentar." Ibunya pergi menuju kamar. Jungwon yang melihat itu pun hanya bisa diam menunggu. Hingga beberapa menit kemudian, ibunya kembali sambil membawa beberapa lembar uang.

"Nanti, jika kau hendak pulang, tolong belikan ibu tteokbokki, eo? Sudah lama ibu tidak memakannya, pasti enak sekali. Ingat, tteokbokki-nya harus masih panas saat dibawa pulang," jelas ibu.

Jungwon mengembuskan napas. Malas rasanya. Tapi, tidak baik juga jika tak menurut. "Baiklah." Jungwon menerima uang itu.

"Ya sudah, cepat pergi, kasihan jika gadis itu menunggumu."

Jungwon kembali tersenyum malu. "Iya-iya."

×××

"Eo? Terlihat enak."

Jangmi langsung memakan gula kapasnya begitu sang penjual selesai membuatnya. Dan saat ini, sang penjual sedang membuat gula kapas untuk Jungwon.

"Kau suka?" tanya Jungwon.

Jangmi mengangguk. "Suka sekali, sudah lama aku tak memakannya karena Jake oppa selalu mengajakku membeli ice cream," jawab Jangmi.

Jungwon merasa senang mendengarnya.

"Kau mau mencobanya?"

Jungwon tertegun saat Jangmi menyodorkan sedikit gula kapas ke mulutnya.

"Enak, ayo coba."

"Tapi ... punyaku sedang dibuat. Itu untukmu saja. Nanti juga aku akan mencobanya."

"Terlalu lama."

Jungwon tersenyum, kemudian dia memakan permen kapas dari tangan Jangmi.

"Bagaimana?"

"Manis," kata Jungwon. "Tapi kau lebih manis dari gula kapas."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] ABOUT FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang