19. lembar kesembilan belas

273 85 20
                                    

Aku tak memiliki seseorang untuk kugenggam tangannya sambil berjalan

⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯

"Akhirnya sampai juga."

Jungwon menurunkan payung yang sedari tadi mereka gunakan untuk berlindung dari rintikan hujan yang deras. Karena kondisi payung yang tak terlalu besar, mereka terpaksa berlari dari halte hingga sampai di lobi gadung sekolah.

"Ada yang basah?" tanya Jungwon.

"Ah, hanya sepatu saja, hehe ..." balas Jangmi diiringi kekehan.

"Kalau aku, celana bagian bawah basah. Tapi tidak apa-apa, nanti juga kering."

Jangmi mengangguk. "Ayo masuk."

Jungwon mengangguk, baru saja mereka akan berbalik badan. Seseorang lebih dulu memanggil Jangmi.

Jangmi menoleh, kemudian senyum senang tercetak jelas di wajahnya.

"Jake oppa." Jangmi terus tersenyum ke arah Jake. Hingga laki-laki itu sampai di hadapannya sambil membawa payung yang sudah dilipat.

"Selamat pagi," sapa Jake sambil mengacak puncak kepala Jangmi.

Jangmi terkekeh.

Jungwon yang melihat itu hanya bisa mengalihkan pandangan karena jengah.

"Eo? temanmu?" tanya Jake saat menyadari keberadaan Jungwon.

Jungwon menoleh, lalu terpaksa tersenyum. Jungwon membungkuk. "Annyeonghaseyo, senior. Aku Yang Jungwon," ucapnya memperkenalkan diri.

Jake tersenyum. "Kalian berteman baik, ya?" tanyanya pada Jungwon.

"Tentu saja, dia pelanggan setia, tau," balas Jangmi

"Benarkah?"

Jangmi mengangguk. "Kami juga satu kelas, iya, kan?" Jangmi menoleh pada Jungwon.

"Ah, iya," balas Jungwon.

Jake tersenyum. "Jangmi-ya, ayo kuantar kau ke kelas."

"Eo? Mau mengantarku?" tanya Jangmi antusias.

Jake mengangguk. "Iya. Jungwon-ah, ayo."

"I—iya."

Setelah itu, Jake dan Jangmi melangkah lebih dulu. Sedangkan Jungwon melangkah di belakang mereka. Hingga ketika melihat Jake dan Jangmi berpegangan tangan, Jungwon langsung melihatnya dengan tak suka.

"Mantan pacar seperti apa dia? Jika masih suka Jangmi, kenapa harus putus?"

×××

Jungwon meletakkan tasnya ke meja, kemudian duduk di kursinya dan menoleh ke arah luar kelas. Dilihatnya Jangmi dan Jake masih mengobrol di depan kelas.

Jungwon mengembuskan napas kasar.

"Annyeong."

Jake dan Jangmi menoleh. Jisu dan Sunoo berada di antara mereka.

"Cieee, di antar Jake hyung. Senang tidak, Jangmi-ya?" tanya Sunoo, kemudian dia dan Jisu saling menatap dan terkekeh tanpa suara.

"Ish, diam!"

Jake terkekeh. "Ya sudah, semangat belajarnya. Aku pergi ke kelas dulu."

Jangmi menoleh lagi pada Jake, lalu dia mengangguk. "Kau juga semangat."

Jake mengangguk. "Tentu."

Setelah berpamitan, Jake pun melangkah meninggalkan kelas Jangmi. Dan setelah menghilang dari pandangan Jangmi, Jisu serta Sunoo langsung meledeknya.

"Kapan, ya, aku mempunyai pacar yang baik seperti Jake oppa yang mengantarku ke kelas juga?" celetuk Jisu.

Jangmi melihat Jisu dengan tatapan kesal. "Berpacaran saja dengan Kim Sunoo, kau bahkan bisa duduk bersebelahan dengannya," balas Jangmi, kemudian melangkah masuk.

Jisu dan Sunoo saling menatap kembali. Mereka tertawa.

"Haha ... tidak mau sekali jika harus berpacaran denganmu," ujar Jisu.

×××

"Oppa, kenapa harus putus?"

Jake menoleh setelah minum minuman kaleng. Saat ini, dia dan Jangmi sedang duduk di taman setelah makan siang.

Tadi, Jake tiba-tiba mengajak Jangmi untuk pergi ke taman begitu Jangmi selesai makan.

"Aku hanya takut kau merasa kesal karena aku tak bisa menemuimu sesering biasanya. Dan sepertinya kita juga hanya bisa bertemu di sekolah, itu pun hanya beberapa jam saja," jelas Jake.

Jangmi langsung duduk menghadap Jake. "Aku tidak kesal. Meskipun kau sibuk belajar untuk ujian, aku tidak keberatan. Jadi, ayo kita perbaiki hubungan lagi."

"Benarkah?"

Jangmi mengangguk mantap.

"Aku tidak akan mengomel atau marah jika oppa tak bisa dihubungi atau tak menemuiku. Aku hanya ingin tetap berpacaran, aku menyayangimu," tutur Jangmi.

"Aku juga menyayangimu, Lee Jangmi."

"Kalau begitu, ayo berpacaran kembali."

Jake diam. Jangmi juga ikut diam. Dia tidak sabar menunggu balasan dari laki-laki di hadapannya.

Hingga beberapa detik kemudian, Jake mengangguk. "Ayo kita berpacaran kembali."

Jangmi langsung tersenyum. "Benarkah? Sungguh?!"

Jake tersenyum. "Tentu saja."

"Ah, terima kasih." Jangmi langsung memeluk Jake dengan erat. Dia benar-benar senang. Hingga tanpa di sadari, seseorang yang berdiri di sana kembali patah hati.

 Hingga tanpa di sadari, seseorang yang berdiri di sana kembali patah hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] ABOUT FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang