#25. K E H I L A N G A N

2.6K 273 17
                                    


Ali berjalan dengan perasaan ragu menghampiri ruang inap Prilly. Setelah tamparan Gina sedikit menyadarkan dirinya agar lebih memperhatikan Prilly dibanding Nessa.

Langkahnya terhenti, tanpa mengetuk pintu lelaki itu mendorong pintu dan melihat Prilly yang sedang memperhatikan cerahnya langit siang itu.

Mendengar decitan pintu Prilly menoleh ke arah pintu dan spontan saja raut wajahnya menjadi datar dan dingin lalu membuang pandangan ke arah lain.

Melihat hal itu Ali meredakan rasa sakitnya, mungkin rasa sakitnya tak sebanding dengan apa yang Prilly rasakan. Dirinya lebih kejam karena telah mencampakkan istri dan calon bayinya. Ali akui dia memang pantas mendapatkan hukuman itu.

Ali mendekat ke arah Prilly yang masih terbaring. Lelaki itu memundurkan kursi dan mendudukinya menatap ke arah Prilly yang tak menatapnya.

"Maaf, Ly."

Prilly masih bergeming mengacuhkan Ali yang berada di sampingnya.

"Maaf, aku gak bermaksud menyakiti kamu. Aku cuman gak mau kamu kenapa-kenapa karena Nessa. Aku hanya ingin melakukan sesuatu untuk kita tapi nyatanya aku malah bikin kamu sakit hati bahkan sampai kamu berada disini." Ucap Ali dengan nada bersalahnya air mata Prilly menetes begitu saja.

"Kamu gak perlu minta maaf, gak perlu Mas." Balas Prilly dengan nada yang sedikit bergetar. "Karena mulai sekarang kamu bisa melepas tanggung jawab kamu. Seperti yang kamu inginkan."

Ali terkejut dengan apa yang Prilly katakan, "apa yang kamu katakan, Ly?"

Prilly menahan tangisnya dan menegarkan hatinya, "aku gak bisa gini terus! Walaupun aku adalah istri kedua, tetapi harga diriku tetap sama seperti wanita pada umumnya. Kamu gak bisa Mas, memperlakukan aku seperti ini. Kamu tuh gak bisa berubah, enggak pernah sama sekali. Kamu masih egois, pemarah dan gak pernah dengar apa yang aku katakan. Seenggaknya setelah bayi ini lahir, aku minta cerai sama kamu." Terungkaplah semua apa yang Prilly rasakan selama ini kepada Ali.

Ali hanya diam bergeming, tidak tahu apa yang harus dia katakan lagi. Sebegitu sakit hatinya kah Prilly? Sehingga membuatnya tak bisa berkutik sedikitpun.

"Aku capek Mas! Aku letih dengan semua yang kamu lakukan sama aku. Aku gak bisa tahan lagi sama kamu, aku cuman mau yang terbaik buat bayi ini." Ujar Prilly menatap Ali yang menatapnya lesu dan sayu.

Ali menghela nafasnya panjang, "kenapa Ly? Kenapa harus kayak gini. Aku juga memperjuangkan kamu agar kamu baik-baik aja tanpa Nessa tahu kalau aku lebih menyayangi kamu daripada dia."

Ali menjeda kalimatnya sebentar, "kamu tahu Ly? Nessa membohongi aku selama ini. Dia ternyata gak pernah sakit. Aku gak tahu apa alasan dia mengangkat rahimnya dan alasan dia menyuruh aku untuk menikah dengan kamu. Apa kamu gak curiga?"

"Mas! Kamu memang bener tapi apa yang kamu lakukan itu salah! Apa kamu gak bisa ngelakuin semuanya tanpa menyakiti salah satu istri kamu?"

Deg

Jantung Ali berpicu lebih cepat, lelaki itu merasakan nafasnya yang mulai sesak karena ucapan Prilly yang menusuk.

"Aku gak mau lagi berdebat sama kamu. Bisa kamu pergi?"

Ali menundukkan kepalanya seraya menertawakan dirinya sendiri.

"Oke, aku tahu kamu udah benar-benar gak percaya lagi sama aku kan? Kamu mau pergi dengan siapa silahkan. Dengarkan aku Ly, aku Ali Dias Fairuz suami kamu melepaskan tanggung jawab dan membebaskan kamu mulai detik ini! Dan satu lagi, surat itu akan ada ketika kamu melahirkan bayinya entah kamu bakalan kasih bayinya ke aku atau menganggap bahwa bayi itu adalah anak Alan." Ucapan Ali dengan lantang dan tegas.

After WeddingWhere stories live. Discover now