28 - Kerja Sama

371 85 4
                                    

Cleon tersenyum ramah pada partner bisnisnya. Sang partner, yaitu pimpinan kawanan di sekitar sini, tersenyum tipis. Dia bukan tipe yang ramah, tapi dari informasi yang didapat Cleon, dia sangat kompeten. Cassius dengannya pernah menjalin kerjasama dulu, tapi dia memutuskan kerjasama karena Cassius bertindak sewenang-wenang.

"Jadi, demikian. Bagaimana, Tuan?" kata Cleon.

"Baik, Tuan Cleon. Saya menyetujuinya. Saya harap Anda bisa berkerja sama dengan baik, saya cukup muak dengan Tuan Cassius yang mengorupsi bahan makanan dari kawanan ini. Saya harap Anda dapat memimpin dengan baik," kata si pemimpin dengan muka datar. Cleon seolah melihat Asher kedua.

"Anda bisa mempercayakan ini pada saya. Ke depannya pun saya akan terus berusaha membuat kawanan lebih baik, sekaligus memperlebar bisnis dan relasi. Anda akan melihat hasil kerja keras saya nanti."

"Heh, saya menunggu hari itu. Kalau begitu saya pamit dulu. Selamat sore, Tuan." Si pemimpin membungkuk hormat, Cleon membungkuk lebih dalam dibanding biasanya. Dia harus membuat kesan baik pada si pimpinan.

Begitu pimpinan keluar dari pintu, Cleon merebahkan badan ke kursi. Sekujur punggungnya pegal-pegal karena rapat ini. "Hah, lelah sekali sih aku. Tidur sebentar bolehlah, ya?" Cleon berguman, lantas menjawab sendiri. "Boleh!" Dia pun memangku tangan di meja, bersiap terjun ke dunia mimpi dan menghitung domba-domba berlompatan.

"Woy, Cleon!"

Asem! maki Cleon dalam hati. Dia membuka mata, melihat rekan elfnya berjalan riang gembira. Cleon mengangkat wajah malas-malasan, kalau sudah ada Silenna, mana bisa dia tidur.

"Apa?!" bentak Cleon. Jika volume suara Silenna meningkat, dia pun ikutan juga. Gadis galak ini semata-mata membuatnya naik darah jika dilayani maupun tidak. Sangat menguji kesabaran.

"Katanya kau tadi rapat bersama pemimpin kawanan. Untuk apa?"

"Aku akan memberi kawanan itu bahan makanan, sebagai gantinya mereka memberikan pelatih. Kau tahu sendiri jika para werewolf di sini kemampuannya masih kurang. Bahkan aku yakin jika sebagian besar dari mereka ialah pengecut. Jadi, memberikan pelatih dari kawanan lain ialah solusinya."

"Oh, aku paham. Di teritori kawanan ini sumber daya alamnya lebih melimpah. Sementara di sana cukup sedikit. Kudengar saat musim panas tiba, mereka sering kekurangan makanan. Tanah di sana tidak subur, tapi para werewolf cukup kuat. Sementara di sini malah kebalikannya," jelas Silenna. Cleon mengangguk dan mengambil kertas-kertas yang diberi klip. Dia tak mengantuk lagi, artinya harus mengerjakan sesuatu.

"Apa kaumau menemaniku mengecek bahan makanan?"

"Boleh."

Mereka menyusuri mansion dengan Silenna yang berada di belakangnya. Mansion cukup sepi, Cleon berpikir akan menerima serigala baru. Namun sekarang itu bukanlah prioritasnya. Dia harus memikirkan Black Fox dan rencana untuk kedepannya.

Mereka tiba di dapur mansion. Cleon merasa asing karena di sini amatlah kuno. Kotak-kotak persediaan bahan makanan terdapat di pojok gudang. Beberapa werewolf yang ada di sana bergegas menunduk hormat. Dan mereka bingung, pasalnya Cleon tak memberitahu akan datang.

Cleon langsung membuka kotak. Bahan makanan di situ kurang baik, mungkin sudah berusia tiga hari dari yang seharusnya dipakai. Cleon bahkan menemukan tomat-tomat kisut. Dalam dua hari, ini benar-benar menjadi busuk. Dan meski Werewolf sering berburu, tapi penting juga memakan sesuatu yang lain. Sama seperti manusia.

"Bukankah kalian memiliki kebun di belakang mansion?" tanya Cleon. "Benar, Tuan, tapi saat ini belum waktunya panen. Kami sempat telat menanam saat itu karena kurangnya biaya. Stok bahan yang Anda lihat ini sebenarnya membeli."

The Eternal Country (3) : Curse from the Past (√) Where stories live. Discover now