01. So far AWAY

2K 149 1
                                    

Bresssssss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bresssssss..........












16 : 45
Jakarta, 3 Januari 2019

Tetesan air membasuh Jakarta yang kini tengah ramai oleh kendaraan orang-orang yang pulang dari jam kerja mereka, sedikit dari mereka yang meneduh.

Sedangkan dibawah halte bus kota yang kumuh seorang gadis berambut cokelat panjang kini tengah berteduh dengan jaket abu-abunya yang terlihat basah akibat hujan, dibagian bawah dia mengenakan celana joger hitam dengan snekers putihnya yang juga terlihat basah.

"Ck sssss"

Namun karena terlalu lama menunggu hujan berhenti dia menjadi kesal dan menerobos tetesan air yang tengah membasuh bumi itu, berjalan dibawah rintikan air hujan yang dibenci banyak orang menuju rumahnya.






























































18 : 00

Cklek.........




















































Duarrrr.............!!












































Buk.....

"Kau? Kenapa dibawah?"tanya wanita yang baru saja membuka pintu itu sembari mengangkat salah satu alisnya keatas dan melepas tudung hodie yang ia kenakan, hingga terlihatlah mata kucing yang tajam dengan bola mata coklatnya yang indah itu.

"Auhhh" Keluh wanita yang baru saja terjatuh dari sofa tadi sembari mengusap bokongnya yang sakit, terlihat dari pakaiannya wanita itu seperti ingin tidur dengan piyama merah mudanya.

Wanita tadi segera mengalihkan atensinya kearah orang yang sudah membuatnya jatuh tadi, segera ia melebarkan kedua matanya dan beranjak berdiri dari lantai sembari memeluk bonekah tupainya.

"Em Kakak" Ia terlalu ragu untuk menyapa jadi dia hanya menunduk sembari berguman yang tidak jelas

"Kenapa belum tidur?"tanya lagi sang kakak yang kini sudah beranjak dari tempatnya, ia segera menuju kamar untuk mengeringkan tubuhnya yang basah

"Aku-

Jeduarrrrr.......

Suara petir yang keras membuatnya menutup kedua matanya dengan tangan meremas bonekah tupainya. Takut itulah yang ia rasakan sekarang, namun ia harus belajar dewasa bukan? Jadi dia hanya diam tidak ingin merepotkan sang Kakak

Namun seperti biasa insting seorang Kakak selalu tajam jadi dia tau bahwa adiknya tengah ketakutan dengan suara petir "Sana tidur, besok sekolah kan?"

"Kakak tidur sama aku ya?"kembali sang adik membuka suara dengan kepala menunduk takut kakaknya menolak tapi yang ia hindari adalah tatapan tajam kakaknya

"Kenapa?"

"Rosie takut" kembali dia meremas bonekah tupainya dengan mata terpejam erat

"Hhh tidurlah kakak harus mandi dan bersih-bersih dulu"sang kakak memberi pengertian segera melangkahkan kakinya kearah kamarnya sendiri yang terletak disamping kamar sang adik

"Aku ikut kakak" bahkan kini Rosé sudah menyusul langkah kaki kakaknya yang kini berhenti didepan pintu kamar kakaknya

"Rosie aku hanya akan mandi sebentar" Rosé menggelengkan kepala cepat menolak perintah kakaknya untuk ke kamar sendirian

"Ro-

"Kak Jen aku takut" lirihan adiknya itu membuat sang kakak menghela nafas kasar bahkan mata anak anjing yang diberikan sang adik kini sudah terpampang jelas didepannya

Hujan semakin deras bahkan suara petir kini semakin keras dengan angin kencang yang membuat siapapun akan kedinginan. Keduanya sama-sama diam dalam keheningan

"Kak J











Aaaaaaaaaaa!"
*greb

Suara nyaring memenuhi rumah sederhana itu, tak ayal Rosé berteriak sebab dia takut dengan kegelapan. yup benar saat ini tiba-tiba saja mati lampu entah hanya dirumah mereka atau dirumah tetangga juga.

"Hei-hei lepaskan! Bajuku masih basah bodoh!" Benar itu suara kak Jennie yang kini mencoba melepaskan pelukan sang adik ditubuhnya tapi sepertinya akan sulit terlihat dari lilitan sang adik yang begitu erat

"Woyyy lepasih anjir!" Kembali suara keras terdengar tidak itu bukan bentakan Jennie tapi suara petir dari luar yang semakin keras dan membuat pelukan adiknya semakin erat, hingga dengan Kasar Jennie melepaskan pelukan Rosé pada tubuhnya.

"Lihatlah! Bajumu jadi basahkan?! Kalau kau sakit kau pikir siapa yang akan menjagamu?!?!" Hatinya sakit ketika sang kakak membentaknya seperti itu sungguh dia sekarang sedang ketakutan dengan gelap dan suara petir itu tapi

"Kembalilah ke kamarmu!!"









Brakkk!!

Suara pintu yang terbanting disusul dengan suara petir bersahutan itu membuatnya gemetar ketakutan, kembali terduduk didepan pintu itu dia menjatuhkan bonekahnya entah kemana, jadi dia hanya terduduk disana sembari memeluk kedua lututnya dengan menyembunyikan wajahnya disana.

"Hiks....... i ibu hiks...... kak Jen jahat hiks......"
Suara tangisan lirih itu menemaninya diantar gelap dan dingin rumahnya, sungguh sekarang dia lebih takut pada amarah sang kakak dibanding dengan rasa takutnya pada gelap dan suara petir.

So far AWAYWhere stories live. Discover now