14. So far AWAY

476 71 5
                                    

Rosé sedari kemarin mengurung dirinya didalam kamar tak ingin keluar bahkan untuk sekedar makan atau minum sekalipun. matanya bengkak dan merah karena kebanyakan menangis.

seolah tak cukup menangis semalaman Rosé kembali menangis kali ini mengingat percakapan dengan kedua orang tuanya semalam. mengabaikan panggilan tante Indah yang mengajaknya makan siang gadis itu kembali terisak dan membenamakan wajahnya kedalam bantal

Rosé duduk dengan kepala tertunduk menatap tangan yang saling bertaut diatas pangkuannya. dengan gelisah gadis itu terus memainkan jemarinya sendiri. kepalanya tetap menunduk mengabaikan kehadiran dua raga asing yang kini duduk tak jauh didepannya

"Rosé" dengan posisi yang masih sama gadis itu menjawab panggilan lembut dari Indah dengan deheman ringan "sapalah orang tuamu nak" kepalanya semakin menunduk dalam mana kala Indah memanggil dua orang itu orang tuanya.

mata rusanya yang besar kini berair. gadis itu ingin menangis sekarang tak ingin mengakaui bahwa dua orang didepannya adalah kedua orang tuanya. melihat gelagat Rosé yang makin gusar Indah segera merangkul tubuh kecil gadis itu membawanya kedalam dekapannya.

Rosé balas memeluk tubuh Indah dengan menyembunyikan wajahnya didalam dekapan itu menyembunyikan tangis kecilnya. baik Ji ah maupun Hyun bin hanya menonton interaksi keduanya dalam keheningan

merasa cukup untuk memberi waktu bagi gadis kecil itu guna menenagkan diri Hyun bin segera mengangkat suaranya. "nak kau sudah tahu semuanyakan? apa perlu aku dan ibumu menjelaskanya juga"

isak tangis Rosé mulai bergema didalam rumah kala Hyun bin dengan santainya menyebut kata ibu. baginya dulu ia hanya memiliki satu ibu yang kini sudah tiada, namun kini dia diharuskan menyebut orang asing yang ternyata orang tua kandungnya sebagai ibu.

canggung ia akui namun disisi lain Rosé juga menolak menyebut orang lain sebagai ibu, baginya ia hanya memiliki satu ibu yang kini sudah tiada. tapi bagaimana dia harus menyebut orang tua kandungnya itu sekarang

"apa kau mau tahu tentangmu?" wajahnya sedikit menjauh dari dekapan Indah menatap sayu kearah Ji ah yang memandangnya dengan sendu. mendapat atensi kecil dari anaknya Ji ah tersenyum kecil "sebelum kau ada disini. kau mau tahu?"

gadis itu menarik panjang nafasnya yang tersendat lantaran hidungnya yang tersumbat sebelum kepalanya mengangguk kecil dengan wajah yang basah.

"kau lahir 11 Februari-

"tak ada yang berubah" potong Rosé menyela kalimat Ji ah membuat wanita itu tersentum getir menatap putrinya yang kini sesegukan "aku dari dulu lahir tanggal 11 dibulan kedua" jelasnya

Ji ah mengangguk mengiyakan sebelum membuang pandanganya kearah foto wanita muda yang terpajang di dinding ruangan. foto itu terletak tepat menghadap pintu depan hingga siapapun mampu melihatnya dengan jelas.

"dia temanku" Rosé mengikuti arah pandang Ji ah yang menatap foto ibunya. entahlah dia tak tahu mesti menyebutnya bagaimana. kembali dia menatap kearah Ji ah yang kini tersenyum kecil kearah foto

"aku tak begitu tahu tentangnya selama ini. terakhir kali kami bertemu semuanya hancur" kepala Ji ah kembali menoleh menatap Rosé yang setia mendengarkan dan memperhatikanya "hubungan kami" lanjutnya

"empat bulan setelah kelahiranmu aku dan ayahmu kembali membawamu ke rumah sakit guna memeriksa kondisimu secara rutin tapi waktu itu juga kami kehilanganmu" Ji ah menunduk membasahi bibirnya  sebelum lanjut berbicara "tak ada jejak apapun yang bisa kami lacak untuk menemukanmu sampai...." binar matanya memudar. kepalanya berputar guna menatap kearah lain selain kearah putrinya

So far AWAYWhere stories live. Discover now