Chapter 9

8.5K 616 5
                                    

Hi:) ketemu lagi nih sama author, ada yang kangen sama Agam nggak si? Hahaha
Sebelum baca, vote dulu boleh dong.
Happy reading:)

Cukup sulit menemukan Pita di sekolah yang seluas ini. Sean sudah mencari di belakang sekolah ternyata tak ada orang yang dia cari di sana, beralih menunggu di depan toilet wanita dan mendapati tatapan mengintimidasi dari para kaum hawa juga sudah dia lakukan untuk menemui gadis itu. Bahkan Sean rela menuju rooftop sekolah menanyakan keberadaan Pita pada Agam dan kedua sahabatnya.

Sean memutari sekolah mencari keberadaan Pita, namun hasil nya adalah nihil. Karena susah sekali mencari keberadaan seseorang ketika jalan berfikir kita tidak sama dengan jalan berfikir nya.

Rooftop, satu nama terlintas dalam kepala Sean, dengan langkah panjang dia menaiki tangga. Membuka pintu penghubung lantai tiga dan rooftop, sedikit kaget ketika Sean membuka pintu itu karena saat pintu di buka wajah Cipta langsung menyambut penglihatan nya. Tak urung Cipta yang melihat wajah kaget Sean terbahak-bahak memegangi perutnya. Namun seperti biasa, Cipta akan kepo dengan segala hal yang bersangkutan dengan orang orang di sekitar nya, sepeti nya bukan hanya sekitar, pemuda itu sangat kepo dengan segala hal. Persis seperti balita dalam masa pertumbuhan.

"Anjing!" Maki Sean ketika wajah Cipta menyambut mata sucinya.

"Asuhahahahaha, lo kaget nggak aesthetic banget njir. Pertama merah terus pucat, persis kek orang yang mau maling sempak mahal, ternyata yang di curi sempak sepuluh ribu tiga, mana gambar hello Kitty lagi, dan sialnya malah ketahuan hahahaha" Cipta tertawa memegangi perutnya yang tiba-tiba kram karena terlalu banyak tertawa.

"Biasanya orang yang memberikan suatu argumen yang tidak masuk akal adalah orang orang yang pernah melakukan nya."

"Tau tau aja lo, kemarin gue nyolong sempak pak RT untuk tugas kesenian malah ketahuan, padahal tuh sempak ucul banget warna pink pink gimana gitu hahaha."

"Stress."

Tak ingin terlalu lama menghiraukan Cipta, Sean mendekati Agam yang sibuk dengan sebatang rokok di tangannya.

"Lo liat Pita?" Agam tak menjawab, pemuda itu menghisap lama rokoknya, membiarkan asap yang mengepul keluar dari mulut dan hidungnya, lantas membuang santai bekas rokok ke sembarang arah yang langsung di pijak oleh Cipta yang masih berusaha menyelesaikan tawa yang belum mereda guna memadamkan api yang tersisa.

"Nggak." Satu kata singkat yang di lontarkan Agam membuat Sean mengernyit bingung.

"Pita pacar lo kan?" Agam diam, tak menjawab pertanyaan dari orang yang beberapa hari lalu adalah lawan adu jotos nya.

"Gue nanya anjing!" Pria memang suka berbicara menggunakan urat dan menyelesaikan nya dengan cara adu jotos. contohnya seperti Agam dan Sean sekarang. Agam sudah berdiri dengan dagu di angkat, meremehkan seseorang di depannya itu.

"Gue nggak tau!" ucap Agam sambil menatap tajam Sean.

"Cihh, cowok macam apa lo? bisa-bisanya lo nggak tau keberadaan cewek lo sendiri," ucap Sean sambil berdecih

"Gue nggak peduli." Tekan Agam di setiap kalimat nya.

"Oke kalau gitu. Tapi, jangan pernah marah kalau Pita berpaling dari lo."

"Dia udah terobsesi sama gue. Berpaling? mimpi Lo ketinggian!"

"Emang Pita kemana dan kenapa? Kok bisa-bisa nya lo nyariin dia?" Sudah di katakan bahwa cipta adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang kepo nya melebihi balita. Baru saja Sean ingin menjawab pertanyaan nya, Cipta bersuara "Gue ikut kalau lo nyari Pita."

F I G U R A N  (END)Where stories live. Discover now