#05 - Whenever, Whatever

2.4K 76 0
                                    

"Pak Aldy tuh kenapa sih? Papah Karina kan kerja dikantor pak Aldy, jadi gak ada masalah dong Karina duduk sebelahan sama pak Aldy"

"Saya minta kamu pindah ke belakang, karena di depan buat Aleena"

"Nggak mau turun ngga mau, mau disini"

"Kamu tidak mau pindah, saya siram pakai air ya"

"Eh iya pak iya, saya pindah belakang"

Rey melihat Aleena pulang dengan Pak Aldy ada urusan apa?. Tadinya Rey mau mengajak Aleena pulang bersama tapi sudah keduluan oleh pak Aldy.

"Kalah cepat bro" Ucap teman Rey.

Setelah mengantarkan Karina, mereka langsung pergi ke tukang bengkel melihat hasil pengerjaan motor Aleena.

"Yo mas, gimana motornya?" Ucap Pak Aldy sudah akrab dengan orang bengkel langganannya.

"Sudah beres semuanya, sudah tinggal diambil saja" Ucap orang bengkel itu dengan tangan penuh banyak oli.

"Oke thanks bro" Ucap Pak Aldy.

"Pacarnya ya Al?" Tanya tukang bengkel itu meledek. Pak Aldy menaikan satu alisnya lalu pergi kebagian kasir. Aleena melihat Pak Aldy sedang membayar biaya bengkel motor Aleena. Menjadi tidak enak hati, Aleena menodorkan uangnya tetapi pak Aldy menolak dan ia akan tetap membayar dengan uangnya.

"Nanti langsung diantar ke alamat yang dikatakan Aleena ya mba" Ucap pak Aldy.

"Aleena ambil langsung saja tidak apa apa pak" Jawab Aleena tidak mau merepotkan pak Aldy lagi.

"Kamu pulang sama saya" Jawab pak Aldy menatap wajah Aleena. Ketika di dalam mobil, posisi duduk Aleena tidak enak, pak Aldy menyadari akan hal itu langsung memajukan jok mobil dan hidung Aleena menyentuh pipi pak Aldy, membuat Aleena grogi.

Merasa hidung Aleena menyentuh pipi pak Aldy, dengan sengaja pak Aldy lebih memajukan jok duduk Aleena lagi, namun Aleena menghindar dengan menyelingak ke arah kanan agar hidung nya tidak menyentuh pipi pak Aldy lagi.

Lalu pak Aldy kembali ke posisi duduknya sambil tersenyum manis dengan malu malu, begitu pun dengan Aleena yang menjadi grogi melihat kelakuan pak Aldy.

Ketika Aleena mengalihkan suasana dengan akan memakai seat belt, namun seal belt tersebut susah untuk ditarik dan keras sekali rasanya membuat Aleena tidak bisa dan kembali duduk diam.

Pak Aldy menarik seat belt bagian tempat duduk Aleena sehingga membuat Aleena kembali grogi dan memejamkan matanya supaya wajahnya tidak bersentuhan dengan pipi pak Aldy.

Pak Aldy seakan senyum senyum sendiri melihat tingkah Aleena yang masih kaku saat jalan berdua dengan pak Aldy. Ketika akan siap jalan, Aleena menarik napas dengan lega.

Sebagai rasa ucapan terima kasih Aleena kepada pak Aldy, Aleena mengajak pak Aldy makan bersama dirumahnya. Pasti bunda sudah memasak makanan yang spesial ketika Aleena sampai rumah.

Sampai dirumah, Aleena mengajak pak Aldy untuk masuk kedalam rumahnya dan bertemu dengan orang tuanya.

"Masuk pak" Ucap Aleena menyuruh pak Aldy masuk.

"Bunda!" Ucap Aleena memanggil bunda.

"Dibelakang sini nak!" Ucap bunda mendengar suara Aleena yang baru saja pulang sekolah.

"Gimana sekolah nya cantik? Cape gak?"

"Cape bundaaa, tapiiii ada guru Aleena loh didepan" Ucap Aleena memberitahu.

"Yang kemarin anterin Aleena pulang?" Ucap bunda pasang wajah gembira.

"Iyah"

Bunda tiba tiba saja langsung meninggalkan cucian nya di dapur begitu saja dan menyusul ke depan ruang tamu untuk menemui pak Aldy.

Seribu Pelukan (GOING ON)Where stories live. Discover now