bagian pertama

973 84 34
                                    

i'll never love again
~~~~~

tuan watanabe melempar kasar lembar kertas yang menyatakan jika haruto sangat jarang mengerjakan tugas tepat pada wajah haruto

"kenapa kamu gak ngerjain semua tugas? kamu mau buat ayah malu?!"

haruto mengangkat kepalanya bertatapan dengan mata tajam sang ayah, "dari pada kenapa bukan seharusnya apa?"

"apa penyebab aku gak kerjain semua tugas itu"

tuan watanabe mengerutkan kening bingung

"ah lupakan, ini sama sekali bukan hal yang penting buat ayah. dan tidak perlu khawatir aku akan mengerjakan semua tugas, secepatnya"

haruto beranjak pergi mengunci diri di kamar

sebenarnya haruto juga tidak tahu apa yang salah, dia sudah tidur berjam-jam tapi kenapa rasa lelah tidak hilang

haruto bahkan sulit sekali untuk sekedar bangun dari tempat tidur, seperti semuanya terasa begitu berat

jika bisa haruto ingin menjauh lalu beristirahat dari segala kepenatan

ia bersandar pada pintu memeluk kakinya sendiri

haruto ingin menangis tapi kenapa tidak ada air mata yang keluar

ia sendiri tapi masih tidak mampu menyuarakan rasa sesak yang menyiksa, ia hanya bisa meluapkannya dalam hati, memaki, berteriak serta menangis disana

bukankah terasa begitu menyakitkan? ketika kau seorang diri dan tidak ada yang bisa mendengarmu tapi kau masih tidak bisa meluapkan

'aku kenapa?'

pertanyaan yang selalu terpikirkan walau haruto sendiri sudah tau jawabannya

'aku... ingin menghilang'

tidak haruto, kau bukannya ingin menghilang tapi ingin di temukan

dret dret!

dering ponsel mengusik sekaligus menyelamatkan haruto -sebab haruto tanpa sadar selalu menahan napasnya

dilihat banyak pesan dan panggilan telpon dari junkyu, wony dan jeongwoo

dret dret!

junkyu kembali menelponnya, haruto membiarkan tidak menjawab juga tidak menolak panggilan telepon

setelah junkyu tidak menelponnya lagi haruto langsung mengirim sms kepada ketiganya

junkyu

tempat biasa sekarang

wony

tempat biasa
nanti aku kabarin lagi jamnya

jeongwoo

tempat biasa
nanti aku kabarin lagi jamnya

lantas haruto mengambil masker dan menutup rambut dengan tudung hoddie

dibawah haruto jelas melihat bagaimana dekat interaksi ayah, mama, kakak dan adiknya

'keluarga yang bahagia'

berlalu pergi tanpa ada yang menahan atau bahkan menyadari kehadiran haruto

'memang seharusnya keluarga ini hanya ada empat orang'

jalan kaki menjadi pilihan haruto sekarang, butuh waktu lama tapi toh junkyu juga akan terlambat

I'll Never Love Again.Where stories live. Discover now