🌠 Tour guide dadakan

124 28 0
                                    


Happy reading!


Hari ini Rere akan menjadi tour guide dadakan nya Kafi. Iya, Kafi yang memintanya. Kafi juga sudah berjanji jika Rere sudah membawanya keliling komplek laki-laki itu akan mengembalikan buku Rere yang tertinggal dirumahnya.

"Bapak Kafi mau keliling mulai dari mana Pak? Mau mulai dari gerbang depan?", tanya Rere sedikit bercanda.

Kafi yang mendengar Rere memanggilnya dengan sebutan bapak tentu saja tidak terima. "Enak aja dipanggil Bapak!", ucap Kafi.

Rere tertawa puas melihat wajah kesal Kafi. "Ya terus mau dipanggil apa? Ibu? Apa Eneng?", tanya Rere masih tertawa.

"Panggil sayang boleh banget Re!", jawab Kafi sontak membuat Rere berhenti.

"Sayang-sayang pala lo peyang! Jadi gimana mau mulai dari gerbang depan aja?", tanya Rere.

"Hmm.. gerbang depan udah tau, ada pos satpam, kantor, garasi, lapangan apel, arena cerdas cermat, perpus, rumah kepala dinas.", ucap Kafi.

"Nah itu lo udah tau jadi gak usah aja ya keliling komplek nya?", bujuk Rere.

"Ehh enak aja! Tetep jadi, kan gue belum pernah ke bagian bawah komplek lagi Re, dimulai dari rumah kepala dinas aja tuh yang deket kolam ikan, yok!", ajak Kafi tanpa sadar menarik tangan Rere dan menggenggamnya dengan lembut.

Keduanya pun berjalan menuju rumah kepala dinas yang Kafi maksud. "Oke Bapak Kafi. Ini rumah kepala dinas, depan nya itu kolam ikan. Nah rumah sebelah kanan ini asrama sudirman. Ini asrama laki-laki. Nah depan asrama sudirman ini taman.", jelas Rere.

Rere pun menarik tangan Kafi lanjut berjalan ke lapangan tenis. "Nah Bapak Kafi inget gak dulu? Dulu lapang tenis ini tuh taman yang banyak bunganya.", jelas Rere.

"Iya saya inget Bu.", ucap Kafi.

Rere pun menganggukan kepalanya lalu lanjut menjelaskan. "Nah, sekarang taman nya diubah jadi lapangan tenis. Sayang banget ya padahal waktu kita kecil dulu sering main disini."

"Lo juga perhatiin gak sih Kaf? Sekarang disini pohon pinus nya udah pada gak ada? Dulu pas anak panti ada acara jerit malam kita sering ikutan nakut-nakutin anak-anak terus ngumpet dibalik pohon pinus yang ada ditaman sama deket kolam ikan."

Kafi menolehkan pandangan nya ke arah taman dan kolam ikan. Ternyata benar pohon pinus yang dulu menjulang tinggi besar sekarang sudah tak ada disana.

"Iya gue inget banget Re. Sayang banget dulu disini adem banget sekarang malah keliatan gersang karena pohon-pohon nya pada ditebang. Tapi kenapa ditebang Re pohon nya?", tanya Kafi.

"Jadi dulu lagi musimnya angin besar gitu, nah ada satu pohon yang tumbang. Terus karena ada pohon yang tumbang itu, kepala panti minta pohon yang lain buat ditebang karena takut tumbang juga terus kena anak-anak panti kan bahaya.", jelas Rere.

Kafi pun mengangguk paham. "Yaudah lanjut-lanjut Bu Rere jelasin tempat yang lain nya.", pinta Kafi.

Rere pun mengangguk menyetujui permintaan Kafi. Rere menarik tangan Kafi berjalan ke arah sebelah utara tak jauh dari lapangan tenis. "Nah Pak Kafi. Disini ada kantin tempat anak-anak panti makan, dan disebrangnya ada gedung kesenian tempat anak-anak panti latihan menari tarian tradisional sama latihan alat musik gamelan."

Kafi jadi teringat masa kecilnya dulu. Sebelum beranjak remaja, geng kompleknya termasuk Rere dan Gisel sering memainkan alat musik gamelan juga. Terkadang mereka yang mengajarkan alat musik gamelan kepada anak-anak panti.

Regulus [Jeno x Karina]Where stories live. Discover now