🌠 Lari pagi

92 23 0
                                    

Happy reading!


Hari sabtu ini, anak-anak komplek berencana untuk lari pagi bersama. Sudah sekian lama mereka tidak lari pagi dengan formasi lengkap seperti sekarang. Mereka sudah merencanakan nya semalam. Haikal dan Rendra lah yang memberikan saran ini dan akhirnya disetujui oleh semuanya.


Anak laki-laki semua nya sudah berkumpul di taman komplek, tinggal menunggu Rere dan Gisel yang masih bersiap.

"Anak cewe lama banget dah!", keluh Haikal.

"Yeu! Kaya gatau aja anak perempuan gimana!", balas Rendra.

"Emang lo tau anak perempuan kaya gimana?",tanya Haikal.

"Dandan nya lama!", balas Rendra.

"Nah tuh mereka!", seru Nathan ketika matanya menangkap Rere dan Gisel yang berlari kearah mereka. Rere berlari didepan dan Gisel berjalan sedikit berlari hendak meraih lengan Rere untuk mengajaknya berjalan saja, namun sayang...

"Re! Jangan lari ntar jat-!"

"Aaaaaaaaaaaaa!"

"REREEE!"

Hap!

Arkan yang mempunyai reflek yang sangat bagus bisa menangkap apa saja yang jatuh didekatnya langsung menangkap Rere yang hampir saja terjatuh karena tali sepatunya yang terinjak. Awalnya Rere pasrah jika harus jatuh membentur batu, tapi ternyata Rere tak merasakan sakit sedikitpun. Ketika membuka matanya Rere disuguhi wajah tampan Arkan yang kini menahan tubuh nya. Rere berpegangan pada bahu Arkan dan Arkan menahan tubuh Rere agar tidak jatuh, hampir berpelukan.

Mereka terdiam sejenak dan saling melempar pandang satu sama lain sampai deheman Kafi membuat mereka tersadar dan memutuskan kontak matanya.

"Ekhmm.. Re, duduk dulu sini.", ucap Arkan sedikit gugup lalu mendudukkan Rere dibangku taman. Rere pun menurut dan Ia duduk dikursi taman.

Arkan berjongkok dihadapan Rere lalu mengikat tali sepatu Rere dengan erat dan benar. "Lo tuh, belum apa-apa aja udah mau jatuh Re.", ucap Arkan sambil memandang Rere yang juga sedang memandang Arkan.

"Maaf Kan, makasih juga udah nolongin gue untuk yang kesekian kalinya karena kecerobohan gue sendiri.", balas Rere sambil memukul-mukul kepalanya kesal karena kecerobohan nya.

Arkan yang melihat Rere memukul kepalanya sendiri langsung berdiri dan menahan tangan Rere untuk tidak memukuli lagi kepalanya. "Ehh! Udah-udah, jangan gitu. Udah gapapa, lain kali lo harus lebih hati-hati. Oke.",ucap Arkan tersenyum lalu mengulurkan tangan nya mengusap puncak kepala Rere.

"Uhukk! Aduh dunia merasa milik berdua!", sindir Haikal.

"Uhuk! Uhukk! Gatau apa disini banyak jomblo nya!", sahut Rendra.

"Duh princess Gisel sama pangeran Haikal kapan kaya mereka?", tanya Haikal pada Gisel dengan nada yang dibuat-buat.

"Ishhh! Apasih Haikal! Ogah gue sama lo! Jauh-jauh sana ke planet Mars!"

"Etettt nanti princess kangen pangeran~"

"Ekhemm! Ini jadi gak sih lari paginya?", tanya Kafi sengaja menekan kalimatnya kesal.

Nathan sedikit tersentak dengan ucapan Kafi barusan. Nathan paham sekali Kafi sekarang, pasti dia merasa seperti terbakar. Iya terbakar api cemburu. Ia pun berusaha menenangkan sahabatnya itu dengan mencairkan suasana yang sedikit tegang disana.

"Oke! Guys! Rute lari pagi kita kali ini mau kemana aja?", tanya Nathan.

"Hmm, gimana kalo kita lari pagi dari gerbang depan, terus lewat sini, lanjut lari ke rumahnya Rendra sama Kafi terakhir kita keliling beberapa putaran aja di lapang tenis.", usul Rendra.

Regulus [Jeno x Karina]Where stories live. Discover now