23

5.9K 608 105
                                    

Teman2, versi tamat
> valencia and her devil husband
> pamela and her bastard husband
> avery and her ice husband

Tersedia di:
GOOGLE PLAY BUKU
KARYA KARSA
(Unduh app di google play)

Versi buku cetak bs order di saya, WA 08125517788

Cerita tetap dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT!

23

Pamela berbaring menyamping dengan kedua tangan yang masih terikat. Kedua kakinya menekuk dan menempel satu sama lain. Napasnya terengah, sementara mata memejam. Posisinya membelakangi Sebastian yang sedang berbaring di sampingnya. Terdengar deru napas pria itu yang memburu.

Badai kenikmatan menerpa Pamela dengan dahsyat. Untuk kali pertama dalam hidupnya, Pamela merasakan kenikmatan ragawi yang orang-orang katakan itu.

Sebastian berengsek. Pria itu membuat Pamela malu karena menjadi orang munafik. Ia menolak invasi pria itu, tapi juga menikmati setiap tetes kenikmatan yang diberikan padanya.

Hubungan intim mereka kali ini sangat berbeda dengan sebelumnya. Meski awalnya Pamela masih merasakan sisa nyeri tiga hari yang lalu, tapi kemudian hanya kenikmatan demi kenikmatanlah yang ia rasa.

Perlahan-lahan napas Pamela mulai teratur. Ia membuka mata sejenak, lalu kembali memejam dan kemudian tertidur.

Pamela terbangun ketika merasakan isapan di dada kirinya. Matanya melebar mendapati kepala berambut gelap nan lebat terbenam di dadanya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Pamela kesal sembari mencoba mendorong kepala itu dengan kedua tangan yang masih terikat.

Sebastian mengangkat wajah dan menyeringai. "Ah, akhirnya kau bangun juga, Sayang. Aku hanya ingin mengajakmu mendaki puncak kenikmatan lagi."

"Tidak!" meski menolak, tak urung, di antara lipatan pahanya ada yang berdenyut penuh gairah.

Sebastian terkekeh. "Tidak? Kau memang wanita yang munafik, eh? Lihat, puncak payudaramu menegang. Kau terangsang, Pamela. Kau menginginkanku."

Wajah Pamela merah padam karena malu. Ia mencoba bangkit, tapi Sebastian mendorongnya kembali hingga berbaring, lalu pria itu membawa tangan Pamela ke atas kepala wanita itu dan menahannya di sana.

Pamela menggeliat-geliat mencoba melepaskna diri, tapi tak berhasil.

"Lepaskan aku!" desis Pamela marah.

Sebastian tertawa. "Ya, aku akan membantumu melepaskan gairah terpendammu, Pamela Arunika." Setelah mengatakan itu, Sebastian menunduk, melumat bibir Pamela dalam-dalam.

Pamela memalingkan wajah ke kiri dan kanan untuk menghindar, tapi tak membawa hasil.

"Akh!" tiba-tiba Pamela dikejutkan oleh sesuatu yang memasuki dirinya. Perlawanannya untuk sesaat berhenti. Matanya melebar .

Sebastian mengangkat wajah dan menarik badan sedikit menjauh. Pamela bisa melihat pria itu sudah berada di antara kedua kakinya. Rupa-rupanya terlalu larut mencoba menghindari ciuman Sebastian, Pamela tak sadar pria itu sudah mengambil posisi untuk memasuki dirinya.

"Kau selalu amat sangat nikmat, Pamela." Setelah mengantakan itu, Sebastian menarik diri perlahan, lalu mendorong dengan kuat. Selanjutnya yang Pamela rasakan hanya kenikmatan demi kenikmatan yang tanpa henti menyerangnya.

***

Pamela membuka mata perlahan-lahan. Keadaan kamar terang benderang. Sinar matahari memenuhi kamar melewati tirai tipis jendela. Rupanya tadi malam ia lupa menutup tirai yang tebal.

Pamela menggerak-gerakkan badan yang terasa lenguh. Anehnya ada kepuasan yang sulit dijabarkan.

Kesadaran Pamela yang mengendap ketika lelap, kembali sepenuhnya. Dengan gerakan cepat ia menoleh ke samping. Tampak Sebastian tidur dengan selimut sedada. Lalu Pamela melirik dirinya yang sedang dalam keadaan yang sama.

Pamela segera duduk dan memegang selimut agar tak merosot dari dadanya. Ia memandang kedua tangannya yang kini sudah tak terikat. Pamela tidak ingat pasti kapan Sebastian melepaskan ikatan tangannnya, mungkin ketika ia tidur. Yang ia ingat, kemarin berkali-kali Sebastian menggaulinya. Mereka bahkan hanya makan roti keju untuk makan malam.

Wajah Pamela memanas ketika teringat bagaimana dirinya merintih dan mendesah di bawah impitan tubuh Sebastian.

Pamela menangkup kedua tangannya ke wajah. Malu teringat betapa liar dirinya.

"Kau sudah bangun."

Suara itu menyentak Pamela. Ia menurunkan tangan dari wajah dan membeliak melihat Sebastian menyeringai kepadanya.

Lalu pria itu bangkit dan memerangkap Pamela dengan tubuh kekar berototnya.

"Tidak. Tidak lagi," Pamela mendorong dada Sebastian.

Sebastian terkekeh dan mencubit kecil puncak payudara Pamela yang seketika menegang.

Pamela meringis dan saat itulah tersadar tak ada lagi selimut yang menutupi tubuhnya, bahkan tubuh Sebastian. Mereka berdua sepenuhnya telanjang. Sebastian telah menyingkap selimut tersebut ke kaki mereka yang saat ini saling bergesekan.

"Kau wanita jalang yang munafik. Selalu menolak di awal dan menjerit-jerit puas di akhir."

Wajah Pamela merah padam. "Aku tidak begitu!" sanggahnya marah.

"Ya, kau begitu. Buktinya kau menolak padahal sangat menginginkannya." Sebastian meremas payudara Pamela.

Pamela menggigit bibir menahan rintihan. "Hentikan, Sebastian!"

"Aku akan berhenti setelah kita berdua sama-sama mendapatkan yang kita inginkan."

***

70 komen
700 votes
Update next part ya

Follow instagram aku: evathink

Cckkck sebastian nakal ya

Pamela and Her Bastard Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now