35

4K 416 58
                                    

maaf teman2, baru sempat update, kemarin2 sibuk banget, kebetulan aku keluar kota dan ada acara keluarga.

btw, part 36 sudah hadir di karya karsa ya. mohon dukungannya teman2 agar aku semakin semangat update dan berkarya. makasih buat yang udah dukung.

unduh app karya karsa, lalu cari nama evathink, jangan lupa follow ya.

met baca


35

Pamela menarik napas dalam-dalam lalu menghelanya pelan. Ia menatap mata Sebastian dan menemukan rasa bersalah di sana.

Pamela lega sekaligus marah. Lega karena Sebastian baik-baik saja, dan marah karena suaminya itu menyepelekan perasaannya. Istri mana yang tidak khawatir kalau suaminya tidak pulang semalaman dan tanpa kabar?

"Mel ..., aku janji tak akan mengulanginya lagi."

Jadi meski marah, akhirnya Pamela luluh. Bagaimana tidak, Sebastian yang dulu tak acuh kepadanya, kini meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya yang membuat Pamela kesal. Akhirnya Pamela pun mengangguk.

Sebastian tersenyum lega. "Aku akan mandi, lalu kita sarapan." Sebastian mengacak lembut rambut Pamela, lalu berbalik.

Pamela memandang sosok Sebastian yang menjauh dengan perasaan sedikit kecewa, ia berharap Sebastian memeluk dan menciumnya.

Sebastian masuk ke kamar mandi.

Pamela memandang buket indah di tangannya. Senyum samar menghias bibirnya, perlahan-lahan menyingkirkan kemarahannya.

***

Malam harinya, seluruh rasa gusar Pamela luruh tak bersisa. Sebastian dengan manis mengajaknya makan malam romantis di sebuah restoran mewah.

Setelahnya, saat tiba di rumah, mereka bercinta dengan panas dan liar.

Dalam badai kenikmatan, Pamela sadar sepenuhnya, ia telah jatuh cinta pada Sebastian.

***

Satu bulan kemudian, di rumah orangtuanya, sembari bersenandung kecil, Pamela mengaduk kuah soto banjar yang ada di panci. Hari ini Sabtu, ia dan Sebastian ke Samarinda sejak Jumat malam.

"Mama senang melihat kau dan Sebastian akur dan bahagia, Mel," kata Liliana sambil menyuir ayam untuk soto.

Pamela menoleh dan tersenyum pada ibunya. Setelah kejadian Sebastian tidak pulang waktu itu, suaminya itu bersikap amat manis dan perhatian kepadanya. Pamela merasa sangat bahagia.

"Terima kasih sudah memilih jodoh yang tepat untukku, Ma."

Sang ibu memandang Pamela dan tersenyum lebar. "Mama doakan kalian segera punya momongan, Sayang."

Pamela tersenyum semakin lebar. Haidnya yang biasanya lancar, sudah telat beberapa hari. Semoga saja itu pertanda baik. Pamela ingin mengatakannya kepada sang ibu, tapi menahan diri. Ia harus memastikannya lebih dulu.

"Wah, wangi sekali," kata Sebastian saat melangkah masuk ke dapur.

Liliana tersenyum. "Pamela pintar memasak, bukan?"

Sebastian mengangguk setuju. "Sangat pintar, Ma. Masakan Pamela selalu enak." Sebastian berdiri di sisi Pamela dan merangkul pinggang istrinya itu.

Pamela tersipu malu.

"Kau tampak semakin cantik saat merona, Sayang," bisik Sebastian pelan di telinga Pamela.

Pamela mencubit kecil perut rata berotot Sebastian. Sebastian menahan rintihan sakit.

Pamela and Her Bastard Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now