37

4.2K 457 68
                                    

maaf teman2, baru sempat update

btw, part 38 sudah hadir di karya karsa ya. mohon dukungannya teman2 agar aku semakin semangat update dan berkarya. makasih buat yang udah dukung.

unduh app karya karsa, lalu cari nama evathink, jangan lupa follow ya.

oh ya, aku mulai aktif share cerita gratis di youtube, jangan lupa subcribe dan baca ya

met baca


37

Pamela duduk di kursi yang ada di bawah sebuah pohon di taman belakang rumah. Ia menatap air kolam ikan koi yang berkilauan oleh terpaan sinar matahari siang yang terik.

Pertemuan dengan Lukman tadi bermain di benaknya dengan liar dan intens. Ketika Pamela tiba di restoran tempat mereka berjanji bertemu, Lukman belum tiba di sana. Hampir lima belas menit kemudian barulah Lukman muncul.

"Aku tak bisa lama-lama, Luk," kata Pamela begitu Lukman duduk di kursi di seberangnya.

Lukman tersenyum masam. Pria itu memesan minuman.

Setelah minuman Lukman diantarkan, Pamela bertanya, "Jadi ada apa?"

"Kau takut dipergoki suamimu?" tanya Lukman sedikit kesal.

Pamela meringis samar. "Aku hanya tidak mau bertengkar dengannya."

"Dia pencemburu, eh?"

Pamela menyesap teh hangat pesanannya. Bertanya-tanya apakah benar Sebastian cemburu melihatnya bersama lelaki lain? "Jadi ada hal penting apa?"

Lukman menghela napas panjang lalu meraih ponsel dari saku dan mengulurkannya pada Pamela. "Aku pikir sebaiknya aku tidak ikut campur, Mel, tapi sepertinya kau memang harus tahu tentang ini."

Kening Pamela berkerut. Ia menerima ponsel Lukman, lalu melihat sesuatu di layar yang membuat matanya membeliak. Tampak seorang wanita sedang mengecup bibir Sebastian. Jari lentik Pamela menggeser layar, melihat foto Sebastian sedang keluar dari sebuah apartemen. Wanita yang sama, dengan hanya berbalut selimut yang menampilkan bahu polosnya, mengantar Sebastian sampai ke pintu.

Air mata seketika memenuhi rongga mata Pamela.

"Foto pertama yang kau lihat adalah foto yang kuambil pagi ini, ketika sarapan. Foto kedua terjadi sekitar sebulan yang lalu. Ingat saat aku mengajakmu bertemu tapi kau menolak?"

Pamela mengangguk lemah.

"Waktu itu aku akan pulang setelah malamnya menginap di apartemen sepupuku. Saat akan keluar dari apartemen aku melihat suamimu."

Air mata Pamela menetes ketika mengembalikan ponsel Lukman.

"Ketika bertemu denganmu lagi, getar itu kembali menyentuh hatiku, Mel. Jujur aku berharap kita bisa kembali bersama. Harapanku sempat memudar ketika tahu kau menikah, dan kembali membara saat tahu kau dijodohkan, dan sepertinya tak bahagia. Tapi aku memberimu melihat foto-foto itu bukan karena berharap kau bercerai dengan suamimu dan akhirnya bersamaku. Aku memang menginginkan itu, tapi aku yakin kau pun tahu aku tak sejahat itu. Aku hanya merasa kau perlu tahu ketidaksetiaan suamimu. Karena ini bukan kali pertama aku memergokinya bersama wanita lain. Keputusan ada di tanganmu. Aku mengharapkan yang terbaik untukmu."

"Nyonya Pamela."

Lamunan Pamela buyar oleh panggilan itu. Ia mengusap wajahnya yang basah dan menoleh, melihat Bi Lasmi sedang berjalan menghampirinya. "Ada teman Nyonya datang berkunjung."

"Teman? Siapa?" Pamela tidak ingat kalau Anisa akan berkunjung hari ini.

"Namanya Clairin."

"Clairin?"

Pamela and Her Bastard Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now