Forty

618 47 6
                                    

Hari berganti menjadi minggu, minggu berganti menjadi menjadi bulan, dan bulan berganti menjadi tahun.

2 tahun.

Sudah 2 tahun sejak Jaemin mengobrol dengan Jeno. Sudah 2 tahun sejak Jaemin mengetahui bahwa Jeno sudah tidak mencintai nya lagi, sudah 2 tahun sejak kejadian yang tidak dapat di lupakan oleh kedua pria tersebut terjadi.

Sepertinya kedua pria itu tidak peduli lagi tentang hubungan mereka dan lebih memfokuskan perhatian mereka pada diri mereka sendiri.

Kini Jeno sedang menatap layar laptop nya. Akhir akhir ini Jeno sangat sibuk, membuatnya kerja hingga lembur bahkan hari libur ia tetap bekerja. Seperti saat ini, Jeno masih mengerjakan pekerjaannya walaupun ia sudah tidak berada dikantor.

Kepala Jeno terasa pusing melihat layar laptop terlalu lama. Jeno bangkit dari kursinya dan berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Jeno baru menyadari bahwa mansion terasa sepi. Ah iya, kekasihnya itu sedang pergi bersama temannya.

Pria tampan itu tidak ingin membuang waktu. Ia berjalan kembali ke ruangannya dan mulai mengetik lagi. Beberapa jam kemudian pria dengan eye smile itu menyelesaikan pekerjaannya dan menutup laptopnya. Helaan nafas lega keluar dari mulutnya.

Jeno menyandarkan tubuhnya pada kursi dan menutup matanya, mencoba mengusir rasa pusing yang sedari tadi menyerang dirinya. Sebuah notif dari ponselnya membuat Jeno membuka matanya. Jeno melihat notif yang ternyata dari Koeun.

Koeun
Jeno aku sepertinya akan pulang larut malam karena temanku memintaku untuk menemaninya.
Kamu tidur duluan saja ok?
Love you

Jeno membacanya tanpa ekspresi. Aneh, biasanya dia akan merasa tidak terima jika Koeun pergi tanpanya hingga larut malam. Tapi kenapa sekarang ia tidak merasakan apapun? Entahlah mungkin ia sudah terlalu lelah untuk berekspresi.

Pria tampan itu tidak membalas pesan Koeun, ia malah mematikan ponselnya. Jeno butuh istirahat, ia terasa sangat lelah. Pria itu berjalan seperti mayat hidup ke kamar. Jeno langsung merebahkan dirinya di atas kasur.

Mata tajam tersebut menatap langit langit kamar. Entah ada setan apa, tiba tiba wajah Jaemin terbayang diotaknya. Jeno mengernyit tidak suka. "Aish kenapa harus dia?" Geram Jeno.

Jeno menggeleng, mencoba menghilangkan wajah Jaemin yang sialnya terlihat sangat... Cantik. Jeno mengepalkan tangannya dan memukul kepalanya. Tapi itu tidak membantu sama sekali malah membuat bayangan tersebut semakin nyata.

Jeno menggeram dan terus memukul kepalanya. Ia bahkan mengguling gulingkan dirinya di atas kasur hingga jatuh. Jeno mendesis kesakitan saat tubuhnya menyentuh lantai.

"Sial" Jeno bangkit dan duduk di pinggir kasur. Kenapa Jaemin tiba tiba muncul diotaknya? Kenapa otaknya memikirkan Jaemin? Kenapa?

Padahal hubungan mereka sudah berakhir, iya kan? Jaemin sudah benar benar pergi dari hidup nya dan membiarkan ia dan Koeun bersama. Oh dan jangan lupakan tentang cincin yang Jaemin lepas dan lemparkan ke wajahnya. Jadi sudah jelas bahwa hubungan mereka berakhir.

Jeno mengacak rambutnya. Ia tidak ingin memikirkan hal ini lagi. Ia sudah lelah. Jeno pun merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata, mencoba untuk pergi ke alam mimpi.

_________________________________

Hari ini Jeno dan Koeun pergi jalan jalan. Jeno merasa bersalah karena terus terusan bekerja tanpa tahu waktu jadi ia mengajak kekasihnya pergi ke pantai.

"Jeno kamu ga nyebur?" Tanya Koeun dan mendapat gelengan dari Jeno. Koeun mendengus, ia kira mereka akan melakukan hal romantis seperti Jeno menggendong dirinya saat ada ombak yang datang atau Jeno akan mengajaknya berjalan sambil bergandengan di pinggir pantai. Tapi nyatanya pria itu hanya duduk di pasir dan melamun. Kalau seperti ini mending mereka tidak usah pergi.

"Jeno kita cuman duduk duduk doang? Ga ngapa ngapain?" Koeun bertanya lagi dan yah Jeno masih melamun menatap laut yang terlihat sangat indah. Koeun mengembungkan pipinya dan berdiri.

Jeno yang menyadari itu langsung menoleh ke arah Koeun. "Mau kemana?"

"Kemana aja yang penting ga diem kek batu begini" ujar Koeun. Perempuan itu langsung meninggalkan Jeno.

Sebenernya Jeno ingin menyusul Koeun tapi kakinya terlalu malas untuk berjalan. Jadinya ia membiarkan kekasihnya pergi.

Saat Jeno menatap ke depan lagi, ia melihat sosok itu, lagi.

Jaemin.

Jeno melihat Jaemin sedang bermain pasir dengan bibir yang dikerucutkan. Pria cantik itu sangat fokus membuat istana dari pasir tapi selalu gagal. Bibir mungil itu mengeluarkan umpatan karena istana yang ia buat roboh terkena ombak.

Entah dorongan dari mana, Jeno sudah berdiri dari duduknya dan menghampiri pria cantik itu.

Jaemin yang menyadari ada yang mendekatinya pun mengangkat kepalanya. Jeno tersenyum kaku ditatap oleh Jaemin seperti itu. Jeno berjongkok disebelah Jaemin dan menatap istana buatan Jaemin hancur. Rasanya Jeno ingin tertawa melihatnya.

Jeno pun menarik tangan Jaemin dan mengajaknya menjauh dari laut agar istana yang akan mereka bikin tidak roboh. Setelah menemukan tempat yang cocok mereka berdua duduk dipasir dan mulai membuat istana.

Jaemin tersenyum puas melihat istana yang mereka bikin terlihat sangat bagus. Pria cantik itu pun berdiri dan lompat kesana kemari sambil menepukkan tangannya.

Hati Jeno terasa hangat melihat senyuman Jaemin yang begitu lebar. Tanpa sadar senyuman terlukis di wajah tampannya. Jaemin berhenti berlompat dan menatap Jeno. Jeno bingung kenapa Jaemin menatapnya seperti itu.

Tanpa aba-aba Jaemin menerjang tubuh Jeno. Pria cantik itu memeluk tubuh Jeno hingga keduanya terjatuh. Sekarang posisinya Jaemin menindih Jeno tapi pria tampan itu tidak keberatan.

Wajah mereka sangat dekat hingga keduanya bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain. Jaemin tersenyum manis dan itu sukses membuat jantung Jeno berdegup kencang.

"Jeno"

Saat sedang mengagumi wajah satu sama lain, ada suara yang mengganggu kedua pria itu. Jeno mendengus dan mengahadap kemana sumber suara itu.

"Jeno kamu ngapain?" Tanya Koeun. Jeno mengernyit tidak mengerti. Sudah jelas jelas Jaemin sedang menindihnya. Apa perempuan itu tidak melihatnya?

"Apa kau buta? Aku sedang bersama Jaemin dan kau mengganggu kami" Ujar Jeno masih dalam posisi tiduran di atas pasir.

"Apa maksudmu?"

"Ck kau tidak melihat Jaemin? Dia sedang ada diatas ku"

"Jeno tidak ada siapa siapa di atas mu"

Jeno melihat dimana Jaemin berada dan tidak ada orang di atasnya. "Tunggu kemana dia pergi?" Mata Jeno melihat kesana kemari, mencari Jaemin. Namun nihil, sosok itu menghilang seolah dilahap oleh bumi.

Sial, Jeno baru menyadari bahwa semua itu tidak nyata. Jaemin tidak ada. Jaemin tidak pernah membuat istana pasir dengannya. Jaemin tidak memeluknya hingga mereka berdua terjatuh. Semua ini hanya imajinasi nya. Imajinasi yang terasa sangat nyata membuat Jeno berpikir semua ini nyata.

"Sudah kubilang tidak ada siapa siapa" Koeun mencoba mengangkat tubuh Jeno agar pria itu berdiri. "Ayok pulang tidak ada yang menarik disini" ujar Koeun sambil menggandeng tangan Jeno dan mengajaknya pergi dari situ.

Saat berjalan Jeno terus menghadap kebelakang, berharap ia melihat Jaemin dan yang tadi bukan hanya imajinasinya. Tapi yang ia lihat hanyalah istana pasir yang mereka berdua bikin beberapa waktu yang lalu.

Tidak, lebih tepatnya istana pasir yang ia dan imajinasinya buat.

 


































































TBC

BespreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang