Fifty Eight

486 26 45
                                    

⚠️🌚⚠️

"A..ahh eumhh"

"Fuck, you're so tight sunshine"

"Ma..mark ahh... aahh!" Tubuh yang berkulit tan itu bergerak naik turun menggesek pada dinding kamar. Mulutnya tidak berhenti mengeluarkan desahan yang bagi Mark merupakan alunan musik di telinganya.

"Hmm? What is it sunshine?" Mark menciumi tubuh Haechan yang sudah dipenuhi keringat.

"Eunghh... The.. there"

Mark tersenyum lebar mendengar desahan Haechan bahwa dia berhasil mengenai sweet spot nya. Tanpa aba-aba, Mark mempercepat temponya membuat Haechan kaget dan meremat pundak telanjang Mark. Pria berdarah Kanada itu terus menghujam lobang anal Haechan, sesekali ia juga melumat puting Haechan yang menegang.

"Mark- Oh god!" Mata Haechan terbuka lebar saat Mark memukul pantatnya lumayan keras yang mungkin akan menyisakan bekas besok.

Mark menggendong Haechan dan berjalan ke tempat tidur. Ia menidurkan Haechan dan menatap lama pria cantik dibawahnya itu. Mark tidak pernah bosan mengatakan bahwa Haechan itu cantik karena pria itu memang cantik. Ditambah lagi sinar bulan yang menyinari pria berkulit tan kesayangannya.

"Mark?" Haechan memanggil kekasihnya itu karena sedari tadi pria itu hanya menatapnya. Haechan pun mengusap pipi Mark yang berhasil membuat pria itu kembali sadar.

"Bagaiman kau bisa terlihat begitu indah walaupun dalam kondisi seperti ini, hm?" Tanya mark sambil menggenggam tangan Haechan yang berada di pipinya dan menciumi tangan itu namun matanya masih setia menatap mata kekasihnya.

Wajah Haechan memerah mendengar itu dari Mark. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Mark jadi ia hanya menggigit bibirnya. Mark tertawa kecil melihat pacarnya tersipu malu dengan pertanyaannya. 

Mark mendekatkan wajahnya ke Haechan dan mencium lembut bibir Haechan yang sudah bengkak. "Mmmhh" keduanya terlihat menikmati ciuman penuh cinta tersebut. Kedua mata mereka terpejam, menikmati sentuhan satu sama lain.

Mark menarik wajahnya dan mengecup sekilas bibir Haechan. "I love you sunshine" ujar Mark.

"I love you too"  Haechan menarik tengkuk Mark dan menyatukan bibir mereka. Keduanya saling menggerakkan bibir yang sudah bengkak itu dan melumat dengan lembut bibir pasangannya.

Mark menjilat bibir Haechan sebelum menarik diri dan menyeringai. "we're not done yet sunshine" Tanpa aba aba Mark mengangkat kaki Haechan dan menaruh kedua kaki Haechan dipundaknya.

Haechan kaget dengan ulah Mark. Ia tidak menyangka Mark akan melakukan itu. Namun rasa kaget itu diganti dengan rasa sakit saat penis Mark memasuki lubang analnya. Sakit tapi sungguh nikmat jika kau tanya Haechan yang sekarang mulai mendesah lagi karena Mark menggempur lubangnya.

Karena posisinya ini, Mark bisa memasukkan penisnya lebih dalam. Ia menggeram saat anal Haechan mengetat dan mengurut penisnya. "Aah ha-haechanhh"

Mark menghujam lobang Haechan dengan kecepatan penuh. Haechan hanya bisa pasrah dan menikmati kegiatan malam mereka.

Mark merasa miliknya akan keluar ia pun mempercepat temponya. "Markhh aku ahh mau..."

"Together sunshine ahh" setelah 8 hentakan Haechan keluar disusul oleh Mark yang mengeluarkan spermanya di luar anal Haechan.

Nafas keduanya terengah engah, tak lama mereka tersenyum karena merasa puas bisa memuaskan nafsu mereka. Mark mencium kening Haechan sedangkan pria berkulit tan itu memejamkan matanya. Ia sudah capek, entah sudah berapa kali ia keluar jadi waja saja ia terasa lelah.

BespreenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang