•|Hilang tiba-tiba •|

90 26 1
                                    

"Baiklah anak-anak, cukup sampai disini pelajaran kita hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah anak-anak, cukup sampai disini pelajaran kita hari ini. Thank you for attention."

Lily membuang nafasnya panjang, legah setelah Mrs. Camille meninggalkan kelas mereka usai dua jam pelajaran Biologi. Pelajaran yang diisi oleh ocehan Mrs. Camille menerangkan tentang makhluk hidup, sungguh membosankan.

"Kantin yuk, Zar." Lily memutar kepalanya menoleh kearah Zara yang duduk dibelakangnya.

Alih-alih menjawab Lily, Gadis dengan rambut lurus nan indah itu mengalihkan atensinya pada laki-laki tampan berambut kecoklatan disampingnya.

"Kamu ke kantin atau mau ke lapangan basket?" Tanya Zara pada Arka yang sedang sibuk dengan handphone-nya.

Arka mengangkat kepalanya melihat Zara yang tampak menanti jawaban. "Kantin aja, mau bantuin kamu habisin bekal dari Bunda," balas Arka.

"Ini gue gak diajak?" Zeline bertanya dramatis dengan jari yang menunjuk kearah dirinya sendiri. Tidak lupa raut wajahnya yang terluka, dibuat-buat agar tampak seperti pihak yang tersakiti.

"Enggak. Percuma ngajakin lo. Ntar baru aja keluar kelas, udah ada onggokan Xabiru yang nungguin lo didepan," ketus Lily. Kepalanya masih setia menghadap Zara, hanya lirikan matanya saja menatap julid kearah Zelina.

Zara hanya tertawa menagkap raut Lily yang sangat expresif.

"Ya setidaknya kan basa-basi Lyana Hanum ..., lagian Abi itu bukan onggokan. Lu kira sampah. Secakep itu ayang gue," protes Zelina tidak terima akan perumpamaan Lily yang menyebut Xabiru onggokan.

"Dih, ngapain basa-basi sama lo," cibir Lily.

"ZELINAA... ADA XABIRU NYARIIN LO," teriakan Ayrin dari pintu kelas terdengar nyaring tatkala Lily menyelesaikan kalimatnya.

"IYA AYANG AKUU OTEWEE...," balas Zeline tidak kalah kencang- berharap Xabiru mendengar teriakannya.

"Kan, gue bilang juga apa. Belum semenit gue ngomong." Lily memutar bola matanya malas tatkala mendapati senyum lebar milik Zelin yang cerah seperti matahari terbit di musim semi. Benar-benar ketara sekali jika ia sedang jatuh hati, terhanyut pada romansa cinta anak remaja.

"Julid mulu, Ly. Iri ya karna gak ada yang nyariin?" tanya Arka ditengah-tengah kegiatannya menyisir rambut coklat miliknya kebelakang dengan jari-jari tangannya yang panjang.

"Hahaha, Lily itu banyak yang nyariin, Ka. Cuma emang nunggu yang satu itu aja." Zara ikut meledek Lily.

"Dih.. Kok pada kalian yang julid. Udah ah, ayo ke kantin." Lily berdiri dari duduknya dengan tangan yang dikibaskan untuk menghentikan ledekan Zara.

ZARASYA [ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang