•| Mimpi Arkana |•

36 16 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Ruangan dengan warna putih dominan itu hanya diterangi cahaya remang-remang kuning yang berasal dari lampu tidur di atas nakas. 

Pemiliknya diam berbaring diatas kasur empuk dengan sprei polos berwarna putih. Ia belum terlelap ditengah malam yang sudah sangat hening. Tubuhnya terlentang menatap langit-langit kamar dengan plafon yang terukir indah. 

Diluar sana rintik hujan sepertinya turun, terlihat dari kaca jendela yang gordennya tak ditutup oleh sang pemilik. Tidak deras, hanya turun kecil-kecil seperti gerimis. Namun biasanya hujan seperti itu akan awet hingga dini hari. 

Maka Zara menarik lebih dalam selimut yang semula menutupi tubuhnya hingga ke atas dada, sampai menyentuh dagu gadis itu. Menyembunyikan tubuhnya agar tetap hangat ditengah dingin yang mulai mencekam. 

Jam sudah menunjukkan pukul 23.30, namun dirinya masih belum jatuh pada alam bawah sadarnya. Terhitung hampir dua jam yang lalu gadis itu masih belum bisa terlelap kedalam tidur yang nyaman. 

Percakapannya beberapa jam lalu bersama Albi kembali berputar didalam fikiran Zara. Tiba-tiba saja ia merasa ragu pada keputusannya. 

Bukan menyesal, tidak tidak. Zara tidak menyesal karena telah membantu Albi, hanya saja ada sedikit ketakutan dan keraguan dalam benaknya.

Ia takut tak mampu menjalani tanggung jawab seperti  yang diharapkan Albi. Alih-alih membantu Albi, Zara takut justru ia akan menjadi beban bagi laki-laki itu. 

Dalam keheningannya yang gusar, suara notifikasi dari telponnya memecah lamunan Zara.

Akibat rasa penasarannya pada manusia yang mengiriminya pesan selarut ini, maka ia raih handphone-nya yang semula gadis itu letakkan diatas nakas samping kasurnya. 

Senyum Zara merekah tatkala melihat siapa yang mengiriminya pesan selarut ini. Manusia yang dari tadi sore ia tunggu menjawab pesannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Arka. 

Sudah Zara katakan bukan, Arka jika sudah pergi keluar negeri, sangat susah untuk menghubungi laki-laki itu. Mendadak saja ia menjadi slow respond dan jarang memiliki waktu.

Tadi sore saat dirinya sampai di Perpustakaan Nasional, Arka tiba-tiba mengiriminya pesan menanyakan keberadaan Zara. Ia juga meminta untuk melakukan video call bersama Zara tatkala Zara sedang bersama Albi. 

Karena dirinya sedang berada diluar bersama Albi, Zara menolak ajakan video call Arka. Walaupun sebenarnya Zara merindukan sosok Arka. 

Arka itu tipe teman yang jika dekat suka membuat emosi karena kelakuannya yang terkadang diluar nalar, namun jika jauh ia akan dirindukan. Ya, Zara merindukan ocehan Arka dihadapannya. 

Zara membalas pesan Arka yang langsung dibalas cepat oleh laki-laki itu. Arka bercerita ia baru saja kembali dan menagih untuk melakukan panggilan video bersama Zara. Laki-laki itu juga mengiriminya sebuah foto yang menunjukkan wajah tampannya. 

ZARASYA [ongoing]Where stories live. Discover now