Chapter 13: Magic Class

2.3K 383 69
                                    

Third Pov

Semenjak kejadian kemarin di weapon class, Adelyn dan Rekka tidak berhenti menatap tajam Calixto dan kedua temannya. Bahkan sekarang, Calixto dapat merasakan tatapan kebencian dari Adelyn dan Rekka. Jadi, apa yang Calixto lakukan? Hanya menghela nafas.

"Kamu terlihat kesal,"kata Zane sambil membalikkan kursinya sehingga dia duduk menatap Calixto.

Sekarang adalah pelajaran monster classification akan tetapi, guru yang mengajar, yaitu Khanza, sedang ada urusan. Sehingga, Khanza akan datang telat.

Calixto yang melihat Zane hanya mengangkat salah satu alis matanya. Calixto dapat merasakan bahwa tatapan Adelyn dan Rekka semakin tajam.

"Iya... dua orang di kelas ini tidak mau berhenti menatap tajam ke arahku,"kata Calixto. Zane hanya tertawa kecil yang membuat Calixto melihat ke arah Zane dengan kaget.

"Ada apa?"tanya Zane kaget

"Tidak hanya saja... ini pertama kali aku melihat dan mendengar mu tertawa asli. Biasa kamu memiliki senyum palsu dan tidak pernah tertawa,"kata Calixto.

Zane terdiam, dia kaget bagaimana bisa Calixto tahu tentang hal itu. Zane tahu kalau hampir semua orang tidak tahu senyum yang dia pasang adalah senyun palsu. Hanya ada beberapa orang yang tahu.

"Ya... seperti itu lah kehidupan seorang putra mahkota,"kata Zane.

Calixto mengangguk mengerti. Dia tahu seberapa bahayanya jika saja sang putra mahkota dianggap tidak bisa memimpin dan dianggap lemah. Orang-rang pasti akan rusuh dan melakukan semacam coup d'etat.

"Terkadang aku iri kepada para commoner. Mereka bisa hidup bebas tanpa ada tatapan penuh ekspetasi yang tinggi,"kata Zane.

"Iya... kehidupan noble sepertinya memang ribet sekali," kata Calixto meringis sedikit.

"Aku ingin bertanya, saat itu waktu test sihir. Kamu sebenarnya sudah tahu kalau kamu memiliki sihir, apakah itu benar?"tanya Zane sambil menatap tepat ke arah mata Calixto. Calixto menatap balik tanpa takut sama sekali.

"Iya... sudah dari kecil aku tahu. Aku hanya menyembunyikan nya,"kata Calixto.

"Aku kaget kamu bisa menyembunyikannya selama itu,"kata Zane tersenyum kecil.

"Iya... tapi aku ingin bertanya. Mengapa kamu secara tiba-tiba memulai pembicaraan denganku? Biasa kamu hanya berbicara dengan teman-teman mu itu,"kata Calixto bingung.

"Ahahaha tidak hanya saja...," secara tiba-tiba Zane mendekat ke arah Calixto dan berbisik tepat di telinga Calixto.

"Kau membuatku tertarik,"

Calixto merinding mendengar perkataan itu. Dia sendiri dapat merasakan bahwa wajahnya memanas dan Calixto yakin kalau wajahnya pasti merah.

Melihat itu, Zane tersenyum lebar. Dia pun membalikkan kursinya dan menatap ke depan. Bertepatan dengan itu, Khanza masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi murid kelas S. Kalian semua sudah tahu nama saya, selain menjadi guru kelas saya juga menjadi guru kelas klasifikasi monster,"kata Khanza.

"Sekarang buka buku halaman lima, di sana ada chapter pertama. Chapter pertama seperti dilihat di sana, membahas tentang klasifikasi monster.

Monster dibagi jadi sembilan klasifikasi. Mulai dari yang paling kecil adalah kelas E, lalu naik ke D, C, B, A, S, SS, SSS, dan legendaris,"kata Khanza

"Nah, monster kelas E ini adalah monster kelas rendah. Monster kelas E biasa dijadikan sebagai peliharaan dan kebanyakan dari mereka tidak dapat menggunakan sihir. Jika bisa pun, mereka hanya dapat membuat percikan sihir,"kata Khanza.

BalancedWhere stories live. Discover now